25.3.10

Kebanggaan Seorang Hindu


Dalam dunia entertainment, adalah sebuah kebanggaan bagi artis sebagai trand setter. Artis sebagai trand setter adalah artis yang membuat mode atau gaya baru baik dari segi busana atau penampilan lain yang ditiru oleh masyarakat luas sebagai follower.

Begitu pula agama Hindu, yang merupakan trand setter bagi semua agama di dunia. Ketika agama Hindu mengajarkan kebaikan, muncul agama lain yang katanya juga mengajarkan kebaikan. Ketika agama Hindu mengjarkan cinta kasih, muncul agama lain yang katanya mengajarkan cinta kasih. Ketika agama Hindu mengajarkan damai, muncul agama lain yang katanya mengajarkan damai.

Apakah agama lain meniru agama Hindu? Saya tidak berhak mengeluarkan pendapat dulu, mungkin saja tidak. Tetapi, tetap saja aku bangga karena Hindu adalah agama pertama yang mengajarkan demikian. Agama Hindu bagaikan matahari, sedangkan agama lain bagaikan lampu jalan yang menyala di siang hari terik. Sudah ada agama yang mengajarkan kebaikan kenapa mesti ada yang lain. Bagaikan menyalakan lampu jalan di sing hari terik.

Aku bisa bermain musik berkat Veda. Veda mengajarkan tujuh chakra, yang dikembangkan sebagai tangga nada. 7 chakra menjadi 7 tangga nada yaitu do, re, mi, fa, so, la, si, do. Ini dapat ditemukan dan didasari bukti dalam buku Proof of Vedic Culture’s Global Existence yang ditulis oleh Stephen Knapp seorang Yahudi Amerika yang telah masuk Hindu. Yang sedang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Siapa anak-anak atau remaja yang tidak kenal Naruto? Dengan jurus-jurus chakra dan aliran tenaga dalamnya yang terinspirasi oleh ajaran Veda. Gerakan-gerakan tangan yang merupakan tradisi Veda yang disebut mudra. Adakah kata “chakra” selain dari literatur Veda?

Kung Fu, sebuah tradisi yang sangat membanggakan negeri Tirai Bambu. Siapa yang tahu itu adalah terapan dari Yoga. Pada masa lampu seorang guru dari India mengajar di Cina melihat muridnya loyo saat belajar sang guru mengajarkan Yoga dengan sedikit inovasi sehingga menjadi Kung Fu. Itulah sebab Kung Fu mirip sekali dengan Yoga.

Siapa yang mengira tradisi Veda telah mempengaruhi seluruh dunia yang semua buktinya telah dimuat dalam buku Proof of Vedic Culture’s Global Existence. Dalam beberapa agama pada hari khiamat sangkakala akan ditiupkan dan akan muncul juru selamat. Dari mana dapat sangkakala jika tidak dari Veda?

Aku bisa menggunakan internet karena ada matematika di mana matematika hanya diajarkan oleh agama Hindu. Sungguh disayangkan dunia masih menganggap angka arabik sebagai angka arabik yang berasal dari Arab. Dan syukurlah matematikawan Arab mau mengakui bahwa itu sebenarnya berasal dari India. 1234567890

Jika kita mengatakan Tuhan yang dipuja dalam agama lain sebagai Tuhan yang Omniscient, Omnipotent dan Omnipresent adalah suatu lelucon. Yang pantas disebut Omniscinet, Omnipotent dan Omnipresent hanyalah Śrī Kṛṣṇa. Mengapa?

Bhagavad-gita 7.8

Wahai putera Kunti ( Arjuna ), Aku adalah rasa air, cahaya matahari dan bulan, suku kata Om dalam mantra-mantra veda; Aku adalah suara di angkasa dan kesanggupan dalam manusia.

Aku sangat bangga karena bahasa Sanskerta sebagai bahasa Tuhan dalam Veda ini sama sekali tidak terpengaruh oleh bahasa lainnya tetapi sebaliknya bahwa bahasa Sansekertalah yang mempengaruhi berbagai bahasa di dunia. Kata “Om” atau “AUM” atau “@” adalah simbol kemahakuasaan Śrī Kṛṣṇa di mana A mewakili Śrī Kṛṣṇa, U mewakili Srimati Radharani dan M mewakili seluruh ciptaan-Nya. Di mana simbol tersebut terserap dalam bahasa Inggris Omniscient, Omnipotent dan Omnipresent yang ketiganya diawali kata Om yang dalam bahasa Inggris ketiga kata tersebut merupakan sifat Tuhan. Aku semakin bangga beragama Hindu.

Jika membeli kalender Bali 2010 pada bulan Desember 2009, gerhana yang terjadi pada bulan Desember 2010 sekalipun langsung kita ketahui pada pukul berapa, dan dapat dilihat di mana. Di mana NASA dan BMKG mengetahui terjadinya gerhana sekitar dua minggu menjelang gerhana itu terjadi. Dan, perhitungan gerhana dalam kalender Bali itu sangat otentik. Inilah yang membuat ilmuwan Amerika ingin ke Bali untuk mempelajari astronomi masyarakat Hindu di Bali yang tidak menggunakan teleskop. Astronomi itu termuat dalam literature Veda yaitu pada kitab Jyotisa. Satu-satunya agama yang mengajarkan astromi dengan demikian otentiknya adalah Hindu.

Sebuah agama bangga dengan adanya larangan makan babi dalam agamanya di mana kini ada wabah flu babi. Mereka berkata itulah sebab Tuhannya melarang makan babi karena babi mengandung penyakit. Mereka lupa bahwa penyakit tidak hanya berasal dari babi saja, masih ada flu burung, antraks, dan sebagainya yang disebabkan oleh eksploitasi terhadap hewan yang tidak alami. Saya punya buku yang menyatakan bahwa berbagai penyakit disebabkan karena eksploitasi terhadap yang tidak alami. Saya juga mendapat surat yang memuat laporan dari pejabat PBB seperti berikut:

Konsumsi daging adalah penyebab utama pemanasan global

____________________________________________

- Lebih dari 70% hutan hujan di Amazon ditebang untuk produksi daging

- Peternakan menghasilkan gas rumah kaca lebih banyak daripada gabungan polusi transportasi di seluruh dunia

- Menghasilkan 65% nitrogen oksida yang disebabkan oleh manusia (296 kali lebih panas dari CO2)

- Menghasilkan 37% metana yang disebabkan oleh manusia (23 kali lebih panas dari CO2)

“Peternakan adalah salah satu kontributor terbesar untuk masalah-masalah lingkungan yang paling serius saat ini.

Tindakan mendesak sangat dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan ini.”

Dr. Henning Steinfeld

Kepala Informasi Peternakan dan Kebijakan, FAO-PBB

Sayang sekali agama lain tidak tahu betapa bahayanya makan daging, tetapi aku kagum pada Veda, Veda mengajarkan tidak makan daging. Veda tahu akibat dari makan daging sedangkan agama lain tidak tahu betapa bahayanya makan daging.

Manawa Dharmasastra 5.48:

“na krtva praninam himsam

mamsamtpadyate kwacit,

na ca pranivadhah svargyas

tasman mamsam vivarjayet”

(Daging tidak akan bisa didapat tanpa menyakiti mahluk-mahluk hidup, dan penganiayaan terhadap mahluk hidup adalah suatu halangan/pantangan dalam mencapai kebahagiaan suci, oleh karena itu hendaklah seseorang menghindari memakan daging)

Manawa Dharmasastra 5.51:

“anumanta vicasita nihanta

krayavikrayi,

samskarta copaharta ca

khadakacceti ghatakah”

(Ia yang mengijinkan penyembelihan seekor hewan, ia yang memotongnya, ia yang membunuhnya, ia yang membeli dan menjualnya, ia yang memasaknya, ia yang menyuguhkannya, dan ia yang memakannya semuanya itu patut dianggap sebagai pembunuh-pembunuh binatang)

Śrī Kṛṣṇa begitu cinta kasih terhadap setiap makluk ciptaan-Nya. Tidak seperti agama lain yang melakukan pembantaian sadis terhadap hewan mungil.

Sapi dan kerbau dianggap sebagai hewan yang sangat mulia dalam Hindu. Sapi seperti ibu karena member susu ketika kita bayi. Kerbau seperti ayah yang membuang keringat untuk membajak sawah sehingga kita bisa makan nasi sebagai makanan pokok. Sapi sudah memberi susu, kerbau sudah membajak sawah, seharusnya kita berterimakasih pada mereka. Namun saying, mereka tetap dibantai atas jasa-jasa mereka yang sangat mulia. Śrī Kṛṣṇa Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Engkau sungguh penuh cinta kasih, Engkau mengajarkanku untuk berterimakasih, terima kasih Tuhan. Hare Kṛṣṇa.

Baru-baru ini, seorang ilmuwan Jepang bernama Dr. Masaru Emoto mendadak terkenal. Dalam bukunya “The True Power of Water”, ia menuliskan hasil penelitiannya terhadap air. Sungguh menakjubkan bagi seluruh dunia, bahwa dengan penelitian ilmiah, ternyata air mampu merespon setiap aksi manusia. Lagi-lagi menyalakan lampu jalan di siang hari terik. Tuhan sudah memberi tahu dalam Veda bahwa air dapat merespon tindakan manusia.

Bhagavad-gita 9.26

Kalau seseorang mempersembahkan daun, bunga, buah, atau air dengan cinta bhakti, Aku akan menerimanya.

Sudah sejak dahulu kala umat Hindu tahu bahwa air dapat merespon manusia, makanya umat Hindu mempersembahkan air amertha pada Tuhan untuk mendapatkan karunia-Nya. Umat Hindu tidak perlu mikroskop untuk meneliti air itu bisa tidaknya merespon, karena Tuhan sudah memberi tahu akan hal ini. Śrī Kṛṣṇa, Engkau benar-benar maha tahu. Aku bangga menjadi umat Hindu.

Semakin bertambahnya waktu semakin banyak agama baru bermunculan, namun Engkau tahu akan hal ini.

Bhagavad-gita 17.2-3

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda; menurut sifat-sifat alam yang diperoleh oleh roh di dalam badan, ada tiga jenis kepercayaan yang dapat dimiliki seseorang-kepercayaan dalam kebaikan, dalam nafsu atau dalam kebodohan. Sekarang dengarlah tentang hal ini.

Wahai putera Bharata, menurut kehidupan seseorang di bawah berbagai sifat alam, ia mengembangkan jenis kepercayaan tertentu. Dikatakan bahwa makhluk hidup memiliki kepercayaan tertentu menurut sifat-sifat yang telah diperolehnya.

Ada pula agama yang mempercayai Tuhannya dalam wujud manusia. Tetapi, tetap Engkau yang pertama turun dalam wujud asli sebagai manusia. Namun, ia yang dianggap sebagai Tuhan dalam wujud manusia itu tidak tahu bahwa agama berikutnya mengharamkan menyekutukan Tuhan dalam wujud manusia. Tetapi Engkau wahai Śrī Kṛṣṇa Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Engkau tahu akan ada ajaran seperti itu.

Bhagavad-gita 9.11

Orang bodoh mengejek diri-Ku bila Aku menurun dalam bentuk seperti manusia. Mereka tidak mengenal sifat rohani-Ku sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada.

Engkau sungguh-sungguh maha tahu, aku bangga menjadi umat Hindu.

SUMBER : http://vedasastra.wordpress.com/



0 comments:

Powered by IP Address Locator