tag:blogger.com,1999:blog-32406195400199209182024-02-08T06:32:06.239+08:00AGUSBLOGA Simple BlogUnknownnoreply@blogger.comBlogger100125tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-42661176386947437452011-02-18T18:33:00.004+08:002011-04-17T20:46:14.272+08:00SMS GRATISBuat Anda yang lagi Kebelet SMS namun Pulsa anda sudah nggak mencukupi, nih saya kasih sebuah Alternatif untuk dapat ber SMS dengan Biaya 0 rupiah alias GRATIS tanpa Embel embel apapun.<br /><br />OK, sedikit saya kasih trik dalam menggunakan SMS gratis ini :<br />1. masukan no Hp yang akan anda kirimi Pesan pada kolom <span style="font-weight:bold;">Nomor HP Tujuan</span>.<br />2. Silahkan tulis pesan Anda pada kolom <span style="font-weight:bold;">SMS Message</span>. <br />3. Klik tombol Kirim !! maka SMS anda akan dikirim ke nomer Tujuan..<br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-weight:bold;">NB :</span> <br />1. Dalam membuat Pesan hendaknya Anda mencantumkan Nama / Nomer Hp Anda agar orang yang anda kirimi SMS mengetahui bahwa SMS tadi dari Anda karena yang bersangkutan akan menerima SMS dari nomer tertentu.<br />2. Sebelum menggunakannya silahkan di TEST dulu pada Nomer anda, untuk mengecek apakah SMS Gratis ini masih berlaku atau tidak.<br />3. Mohon SMS Gratis ini digunakan secara Bijaksana, Tidak untuk Kejahatan, Tidak untuk Teror dan sebagainya.<br />4. ADMIN tidak bertanggung jawab atas segala penyalahgunaan terhadap SMS Gratis ini.<br /><br />Oke untuk mengirim SMS silahkan <a href="http://www.sms-online.web.id/" target=new">KLIK DISINI</a><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-72205892532257887142011-01-17T23:15:00.002+08:002011-01-17T23:28:43.888+08:00Keajaiban dalam diri ManusiaDalam diri manusia terdapat beberapa Keajaiban yang telah dianugrahkan oleh Tuhan, dan dibawah ini adalah beberapa hal yang ternyata dapat digolongkan sebagai Suatu keajaiban yang ada dalam diri Manusia :<br /><span class="fullpost"><br /><br />1 The Golden Ratio.<br />Setiap bagian tubuh manusia ternyata merupakan hitungan matematika. Believe it or not, Fibonacci numbers yang kita jumpai di buku Da Vinci Code, ternyata juga ada di tubuh kita sendiri. Bilangan Phi (1:1,61) adalah angka yang akan kita dapatkan setiap kali kita mengukur setiap inci tubuh kita. Coba deh perhatikan ruas jari tangan kita. Ruas kedua dari ujung berukuran 1,618 kali lebih panjang dari ruas terujung, begitu seterusnya. Rumus phi ini juga kita temui di wajah kita. Panjang hidung kita berbanding 1:1,618 dibanding lebar mulut dari ujung ke ujung. Gigi terdepan dengan gigi di sebelahnya juga berukuran 1,1618 kali lebih besar. Inilah yang disebut dengan The Golden Ratio.<br /><br />Dr. Stephen Marquardt bahkan telah membuat topeng kecantikan berdasarkan golden ratio ini, dan orang yang mempunyai struktur muka paling mendekati topeng ini adalah cewek yang sudah diakui kecantikannya, seperti Ratu Nefertiti. Tapi wajah kita juga bisa cocok ke dalam topeng golden ratio, kok. Soalnya, setiap kali kita tertawa, maka kita akan semakin mendekati ukuran phi tersebut. Makanya, jangan cemberut!<br /><br />2 Sidik Lidah<br />Selain sidik jari, ternyata lidah kita juga mempunyai pattern unik yang tidak dimiliki orang lain. Hmm, jangan-jangan di masa depan kita akan bikin paspor dengan sidik lidah, nih. <br /><br />3 Hidup dan Mati<br />Saat kita membaca tulisan ini, sebenarnya sedang ada sekitar 50 ribu sel yang mati di dalam tubuh kita. Tapi, di saat yang sama, lahir pula 50 ribu sel baru yang menggantikannya (kecuali di otak, yang tidak bisa menumbuhkan sel baru). Wow, ternyata tubuh kita aktif banget, ya? Di saat yang sama, untuk mencerna isi kalimat ini, pesan tersebut disampaikan ke otak dengan kecepatan mencapai 250 mil per jam!<br /><br />4 Tempat Tinggal Bakteri<br />Satu orang manusia mempunyai organisme hidup yang lebih banyak daripada jumlah seluruh manusia di bumi. Soalnya, dalam 1 inci tubuh manusia, ternyata merupakan tempat tinggal bagi kira-kira 32 juta bakteria!<br /><br />5 Kepanasan atau Kedinginan?<br />Pernah makan makanan panas dan dingin, kan? Seberapa pun panas atau dinginnya makanan tersebut, tapi lidah kita masih bisa menerimanya, tuh. Hal ini disebabkan karena mulut kita menyesuaikan suhu makanan tersebut menjadi suhu normal, sehingga akhirnya bisa kita telan. Maksudnya, si mulut akan mendinginkan si makanan panas, dan menghangatkan si makanan dingin. Wah, ternyata mulut kita tak ubahnya seperti microwave dan kulkas, nih.<br /><br />6 Anti Keriput!<br />Selain bisa menghilangkan stress, ternyata tertawa juga bisa menguatkan sistem kekebalan tubuh, lho. Dan, menurut penelitian, anak-anak tertawa sekitar 300 kali setiap harinya, sementara orang dewasa cuma 15-100 kali saja tertawa. Ck ck ck, apa hidup mereka sedemikian beratnya, ya? Hehehe… Dan, nggak heran juga kalau orang dewasa itu jadi cepat terlihat tua. Soalnya, setiap 2000 kali wajah kita berkerut (misalnya karena kesal atau cemberut), maka muncullah segaris keriput. Makanya, jangan malas tertawa!<br /><br />7. Kemampuan Memperbaiki Diri<br />Tubuh kita ternyata tak ubahnya seperti Claire Bennet di serial Heroes yang bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Soalnya, setiap luka kita pasti akan sembuh, dan tubuh kita mempunyai ”keajaiban” untuk membentuk bagian tubuh yang baru. Misalnya, kaki kita terluka karena terantuk batu. Lama-kelamaan, sel-sel di tubuh akan membentuk jaringan daging dan kulit baru untuk menutupi bekas luka tersebut. Namun demikian, ternyata ada satu bagian tubuh yang nggak bisa menyembuhkan dirinya sendiri, yaitu gigi. Kalau gigi kita (orang dewasa) copot, jangan harap akan tumbuh gigi baru.<br /><br />Sumber : <a href="http://situslakalaka.blogspot.com/2011/01/7-keajaiban-tubuh-manusia.html">BLOG SITUSLAKA</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-85295951141266494192010-05-13T07:22:00.004+08:002011-01-17T23:31:14.344+08:00Ponsel Pencukur Bulu<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB3HBOK56Nd-dD8_e01Xu4ultfBB3i-5VKVaAsCG5o1u8JpNZAZPEyK7q4md-0CenKD-v1i569xyJa62GAK36NVDFUdSexXDD2aDuj8fynwhDbAUOQxUJj1agFB-sVAPSqYgZHEz6EJDI/s1600/HandphoneUnik_thumb1.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB3HBOK56Nd-dD8_e01Xu4ultfBB3i-5VKVaAsCG5o1u8JpNZAZPEyK7q4md-0CenKD-v1i569xyJa62GAK36NVDFUdSexXDD2aDuj8fynwhDbAUOQxUJj1agFB-sVAPSqYgZHEz6EJDI/s320/HandphoneUnik_thumb1.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470531044293392498" /></a><br />Inilah sebuah Ponsel Unik yang bernama "Mobile Phone For Shaving". produk teraneh dan unik ini adalah sebuah Handphone yang menambahkan fitur yang cocok bagi yang memiliki masalah dengan bulu. Sebuah ponsel China memiliki fitur sebagai alat pencukur bulu. Ponsel ini bernama Shave Mobile<br /><br />Ponsel ini memiliki fitur <span class="fullpost"> : layar sentuh 2.6 inci, ditambah memori 506KB, mendukung hingga 8GB kartu microSD, memiliki FM tuner, kamera 2 megapiksel dan mendukung Bluetooth. Cukup lumayan untuk sebuah pencukur listrik. <br />Harga dari Ponsel ini diperkirakan kurang dari sekitar $ 100.<br /><br />SUMBER : <a href="http://www.techblog.ws/phones/shave-mobile-combines-a-cell-phone-and-electric-razor-in-one/ "target=new">TECHBLOG</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-51315177564321129642010-05-13T00:45:00.011+08:002011-02-17T23:46:26.091+08:00Ramalan GARIS TANGAN CINTAPada umumnya garis cinta adalah garis yang terletak dibawah jari, terbentang di telapak tangan dimulai dari bawah jari kelingking menuju ke arah bawah jari telunjuk.<br />Ramalan Garis Cinta (garis yang tercetak tebal) akan diuraikan di bawah ini : <br /><span class="fullpost"><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtTCvmjMB4jIO3K8d5hZC93ysjlTRoI8cWlhRiVYwrOtW6tZW24Xmr-Lv9F7m-JnVh_keYb-ij_BaBdwLdF3rS3EzzzyriIyFXMa0PxtxK6zombl8sme1I2l0mi1m1YBSQLUozAXiBMV0/s1600/ramalan-garis-tangan.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 157px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtTCvmjMB4jIO3K8d5hZC93ysjlTRoI8cWlhRiVYwrOtW6tZW24Xmr-Lv9F7m-JnVh_keYb-ij_BaBdwLdF3rS3EzzzyriIyFXMa0PxtxK6zombl8sme1I2l0mi1m1YBSQLUozAXiBMV0/s320/ramalan-garis-tangan.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470428624910364850" /></a>Ramalan garis tangan - Orang yang memiliki Garis cinta di bawah bukit Jupiter, pada umunya memiliki sifat menjunjung moralitas,ambisius, jadi tidak asal pilih dalam memilih pasangan. Lebih kecenderung apakah ia dapat menaikkan/mendukung taraf hidupnya. Orang ini memiliki sifat setia terhadap pasangannnya (tidak suka selingkuh dan berganti-ganti pasangan).Jika mereka jatuh cinta biasanya untuk selamanya, menghindari sedapat mungkin adanya perceraian.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLIURE9rMiYZa4ThpMHDkflVrMoq0sRA7EL6mVygjjPWflY2X_0LBaaXjHAFLghL5fgR09CVnQ7Wl6keM_Lsq4FXrPn0CpP3nmgEOxBxp9hNeATKe1KK0KgzeowP9tRi6vZOso3sj8AqE/s1600/garis-tangan.jpg"><img style="float:right; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 155px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLIURE9rMiYZa4ThpMHDkflVrMoq0sRA7EL6mVygjjPWflY2X_0LBaaXjHAFLghL5fgR09CVnQ7Wl6keM_Lsq4FXrPn0CpP3nmgEOxBxp9hNeATKe1KK0KgzeowP9tRi6vZOso3sj8AqE/s320/garis-tangan.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470429062714343778" /></a>Ramalan garis tangan - Jika memiliki Garis cinta berakhir diantara jari telujuk dan jari tengah, menandakan orang ini memiliki aura yang tenang, penuh kasih sayang , namun cenderung kearah egois dalam asmara. Kurang menjunjung demokrasi dalam hubungan asmara. Namun ia akan rela berkorban dan tidak terlalu menuntut terhadap pasangannnya<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAfVYlwvRRhREoC_um58uZnMH6BdYvQHxRMwSTVmDQJ59Jj_tGzzhPX56uwfPreglq-rISKKoVTzSmaLKCvKQvsjKRGcEeZc4M1t3vI-pCV-kzRRrkBTOQwG7vozHkOdcgSSU48xHP88Y/s1600/garis-tangan3.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 155px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAfVYlwvRRhREoC_um58uZnMH6BdYvQHxRMwSTVmDQJ59Jj_tGzzhPX56uwfPreglq-rISKKoVTzSmaLKCvKQvsjKRGcEeZc4M1t3vI-pCV-kzRRrkBTOQwG7vozHkOdcgSSU48xHP88Y/s320/garis-tangan3.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470431315920855298" /></a>Ramalan garis tangan - Orang yang memiliki garis cinta berakhir di gunung saturnus, menandakan memiliki sifat egois dalam hubungan asmara. Berat untuk berkorban demi cinta dan cenderung menuntut pasangannya. Diam, kurang fleksibel dalam urusan cinta, serta sulit memaafkan pasangannya jika berbuat kesalahan.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjZez2c030bRBsMmK_TxwsLt1ss6CN3dHhrF0LMkLmVOSekSWZZYftDDhG8XQj-A6dPivWCjtcD6CoqLSuNgWZa2Z83aDA17GeDXR3jMe38dSOOeaMYN-vEzJ-9HePv4mpekQ5dm3pKKE/s1600/garis-tangan4.jpg"><img style="float:right; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjZez2c030bRBsMmK_TxwsLt1ss6CN3dHhrF0LMkLmVOSekSWZZYftDDhG8XQj-A6dPivWCjtcD6CoqLSuNgWZa2Z83aDA17GeDXR3jMe38dSOOeaMYN-vEzJ-9HePv4mpekQ5dm3pKKE/s320/garis-tangan4.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470431636336105762" /></a>Ramalan garis tangan - Garis cinta yang berakhir di bawah gunung saturnus, menandakan sifat egois dan tidak peka terhadap lingkungan/pasangannya (kurang memiliki rasa empathy).<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigxKat98lKXg1BIQj3QBeeO70CQKe5TVFFVSqwjZfPC_0YihuoxhOIR6MpgAi00Hu15K_Z2v87td-ZZL9trXKSARzvGwGn4b1RPXVce06AKdvOOk1pjWHnE4B6oTWZMM_w6lM-GyPgQYU/s1600/garis-tangan5.jpg"><img style="float:right; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 155px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigxKat98lKXg1BIQj3QBeeO70CQKe5TVFFVSqwjZfPC_0YihuoxhOIR6MpgAi00Hu15K_Z2v87td-ZZL9trXKSARzvGwGn4b1RPXVce06AKdvOOk1pjWHnE4B6oTWZMM_w6lM-GyPgQYU/s320/garis-tangan5.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470431641888868114" /></a>Ramalan garis tangan - Jika panjang garis cinta lebih panjang dari jari, menandakan orang tersebut memiliki sifat pencemburu.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6tLsabbqTA2IZcVwfkZn8wiZhzR6R0nOmjKVMTiY2HnJXyed1p5ClY6ch0DJyIU4ECpJWZ8T311VLAfcK_6jA2FPG20rBl87PDKylU4UmVCLbJ9kuP9ahroSIAMnC4qZvkBoHu_j0v_Q/s1600/6.jpg"><img style="float:right; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6tLsabbqTA2IZcVwfkZn8wiZhzR6R0nOmjKVMTiY2HnJXyed1p5ClY6ch0DJyIU4ECpJWZ8T311VLAfcK_6jA2FPG20rBl87PDKylU4UmVCLbJ9kuP9ahroSIAMnC4qZvkBoHu_j0v_Q/s320/6.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470431649920956450" /></a>Ramalan garis tangan - Orang yang memiliki garis cinta cenderung membentuk kurva di bawah gunung jupiter, menandakan pernah atau akan mengalami kecewa dalam urusan asmaranya, cenderung mempunyai persepsi salah dalam urusan asmara, salah dalam memilih pasangannya atau mungkin bisa juga cenderung kawin dalam usia muda.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7u-3Aif480n-k-HWN165nbRGQInd4eK_H5RGVVfFuQMoJc_xbPBhA6dqCb0CdoSdN55MW931jFvXCWpz2Wt_RUv1T0zGT2-m5GWnO0d-yHmfYnfOOj_4zA3iL_VqVPzD0zLMMyAhhJkE/s1600/7.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 164px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7u-3Aif480n-k-HWN165nbRGQInd4eK_H5RGVVfFuQMoJc_xbPBhA6dqCb0CdoSdN55MW931jFvXCWpz2Wt_RUv1T0zGT2-m5GWnO0d-yHmfYnfOOj_4zA3iL_VqVPzD0zLMMyAhhJkE/s320/7.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470431657349463906" /></a>Ramalan garis tangan - Garis cinta berbentuk rantai atau tidak beraturan, mengindikasikan adanya hubungan yang tidak pernah stabil dalam urusan percintaan dan jarang pernah menjalin hubungan yang lama dalam asmaranya. <br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK0qK7La2-MSa2Qq5I2zRvM45Bbfm9PEU4MLRci0d98pqaeiAMMHl1Spv7fpogOCaccfIIVB5a8jnxGH13-J3ZHOnngESje4JR7aj5C7vkAbgZAB9awI_nmQmFbRNPbscdcc736LYGmww/s1600/8.jpg"><img style="float:right; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 154px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK0qK7La2-MSa2Qq5I2zRvM45Bbfm9PEU4MLRci0d98pqaeiAMMHl1Spv7fpogOCaccfIIVB5a8jnxGH13-J3ZHOnngESje4JR7aj5C7vkAbgZAB9awI_nmQmFbRNPbscdcc736LYGmww/s320/8.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470431660593921874" /></a><br />Ramalan garis tangan - Jika ujung garis cinta berakhir di bukit saturnus dan ujungnya terdapat tanda 'bulatan', berarti sebenarnya benar-benar ia tidak pernah menyukai pasangannya atau dangkal perasaan cinta terhadap pasangannya. <br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNe1OYtVKDJAtr0QCRqgz1SqHIX2WFi2LK3gudQDbJk6CC0yOufiTlHsFEgzjGqjz_uEYUvN1UEl2uSt7KUMl1J2ApY56hutAaq-ltLCSQ6a5qwDEAAF79NhZ4GC3natTBFJ_Pxv4xsX0/s1600/9.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 130px; height: 130px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNe1OYtVKDJAtr0QCRqgz1SqHIX2WFi2LK3gudQDbJk6CC0yOufiTlHsFEgzjGqjz_uEYUvN1UEl2uSt7KUMl1J2ApY56hutAaq-ltLCSQ6a5qwDEAAF79NhZ4GC3natTBFJ_Pxv4xsX0/s320/9.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470433500345415074" /></a>Ramalan garis tangan - Orang yang memiliki garis cinta hampir menyentuh garis kepala, biasaya mengindisikan adanya perselingkuhan dalam bercinta.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBHIaBD4luCKDmEFEWdhu8am57HN-vV3VVE5eQAnOJYi_Z8YRDWmo-8Qk5U5KwXlN8WFDEMCfpDEsZfE6agNIe4El-fZN0HHDXY9E-XK0pI00EzP6GKppLnBrAL3jiNkpJwLxtO83m_zQ/s1600/10.jpg"><img style="float:right; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 156px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBHIaBD4luCKDmEFEWdhu8am57HN-vV3VVE5eQAnOJYi_Z8YRDWmo-8Qk5U5KwXlN8WFDEMCfpDEsZfE6agNIe4El-fZN0HHDXY9E-XK0pI00EzP6GKppLnBrAL3jiNkpJwLxtO83m_zQ/s320/10.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470433508510088674" /></a><br />Ramalan garis tangan - Jika garis cinta letaknya terlalu jauh dengan garis kepala, pada umumnya orang tersebut cenderung pelit dalam urusan cinta. Semua mempertimbangkan faktor untung-rugi <br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHZ8xeGtXXROxs6mMZ9IU6W2UwMBDBZLvCi_Om6IX3OQzshSVQ4X_qz9Q8NifShAFXB0UgRio6ZiqMmHVC92ynqTp52HlAayc3ORoKBj3DrvhZmTiUFBWuFqWIBBQWsKXe0Glt3Ys1_CM/s1600/11.jpg"><img style="float:right; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 156px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHZ8xeGtXXROxs6mMZ9IU6W2UwMBDBZLvCi_Om6IX3OQzshSVQ4X_qz9Q8NifShAFXB0UgRio6ZiqMmHVC92ynqTp52HlAayc3ORoKBj3DrvhZmTiUFBWuFqWIBBQWsKXe0Glt3Ys1_CM/s320/11.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470433511489361026" /></a><br />Ramalan garis tangan - Orang yang memiliki garis cinta bersatu dengan garis kepalanya (simian line), orang tersebut kalau mencintai akan sepenuh hatinya, serta menggunakan akal dan pikirannnya untuk menuju ke percintaan yang sempurna (perfect), sehingga cenderung keras kepala dan egois. Termasuk kategori pecinta yang Posesif (Rasa memiliki yang amat sangat). Bahkan dapat melakukan segala cara untuk mencapai kehendaknya, meskipun hal itu membahayakan orang lain dan dirinya sendiri.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNaObqpfdQ3liYmVHsr06ghGs6ru7Tta1Dbh1nLzNaQ71RAvOzarRWqNwHjzxqd-BjVvZZ_SVXCYgne_inBaruGiZUQwA4tF7OeNLfnDSXYUBOO52FVCovrpjBWU_FWkY0gEktZQM6r-g/s1600/12.jpg"><img style="float:right; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 155px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNaObqpfdQ3liYmVHsr06ghGs6ru7Tta1Dbh1nLzNaQ71RAvOzarRWqNwHjzxqd-BjVvZZ_SVXCYgne_inBaruGiZUQwA4tF7OeNLfnDSXYUBOO52FVCovrpjBWU_FWkY0gEktZQM6r-g/s320/12.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470433516857942978" /></a>Ramalan garis tangan - Bila ujung garis cinta berbentuk hati dan berakhir diantara bukit saturnus dan jupiter, pada umunya orang tersebut memiliki akhir percintaan yang bahagia.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsys1pesj6clcdZWSXdYRJB67U0y-GbT94DxeBaMKr_DfvTg2V9y1657UNzjRF5A-ruFFTOjWnAHKc2HaaBw3Jn7od7ItItvhkTrPH2FBuWK0ZaAL4NhMD9X6bQbIir22sc1OKkHh3Xkw/s1600/13.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 155px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsys1pesj6clcdZWSXdYRJB67U0y-GbT94DxeBaMKr_DfvTg2V9y1657UNzjRF5A-ruFFTOjWnAHKc2HaaBw3Jn7od7ItItvhkTrPH2FBuWK0ZaAL4NhMD9X6bQbIir22sc1OKkHh3Xkw/s320/13.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470433524184024610" /></a><br />Ramalan garis tangan - Bila ditemukan orang memiliki garis cinta yang cenderung tipis dan tidak jelas, pada umunya hatinya cenderung dingin dan tidak hangat dalam urusan cinta .<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYJVcAyQoE9XI-qMD7-A0Q64M336Oph2L0vvACenOumNfkbIufjS9cGPFjg5ExKSLVQjx_EBzLXTJKnhyUnyBFhuXCDD3_tg8N72Mf9WpZGTs-7Ci12y5Ou8SfnxzTqlKDhpQtUx_m3Pc/s1600/14.jpg"><img style="float:right; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 153px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYJVcAyQoE9XI-qMD7-A0Q64M336Oph2L0vvACenOumNfkbIufjS9cGPFjg5ExKSLVQjx_EBzLXTJKnhyUnyBFhuXCDD3_tg8N72Mf9WpZGTs-7Ci12y5Ou8SfnxzTqlKDhpQtUx_m3Pc/s320/14.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470434502238517250" /></a><br />Ramalan garis tangan - Orang memiliki garis cinta yang patah biasanya ada suatu tragedi yang terjadi dalam urusan cinta.<br /><br />SUMBER : <a href="http://metroaktual.com/ramalan/ramalan-garis-tangan.php "target=new""><span style="font-weight:bold;">metroaktual.com</span></a><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-88253201487592751812010-04-09T16:01:00.000+08:002010-04-09T16:01:15.203+08:00Perlunya Mereformasi Mind-Set Masyarakat BaliPEMBERANTASAN judi di tanah Bali tampaknya tidak akan mudah dilakukan karena ia telah merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. Judi dengan segala bentuknya (tajen, ceki, togel, dan lainnya) bagi masyarakat Bali masih dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan bukan merupakan dosa besar. Hal ini jelas terlihat dari masih tak bisa terpisahkannya kegiatan perjudian semacam itu dari kehidupan masyarakat, termasuk ketika upacara dewa yadnya sedang dihelat oleh masyarakat Bali. Coba saja perhatikan dalam mempersiapkan pelaksanaan upacara acapkali masyarakat Bali mengadakan judi ceki atau tajen dengan alasan untuk sekadar menghibur atau menggali dana. Bagi mereka (para bebotoh khususnya) upacara tidak akan terasa lengkap dan kurang berarti jika tanpa disertai dengan kegiatan perjudian.<br /><span class="fullpost"><br />Masyarakat memberikan toleransi dan ruang yang begitu luas sehingga dia bisa berkembang dengan sebebas-bebasnya dan seluas-luasnya tanpa adanya social control. Akibatnya, perjudian dinggap sebagai sesuatu yang wajar-wajar saja, apalagi dari pelaksanaan judi telah terbukti menghasilkan dana berupa cuk yang telah mampu memberikan keuntungan bagi masyarakat untuk meringankan beban pembiayaan yadnya.<br /><br />Di sinilah letak sebenarnya permasalahan mengapa judi tak bisa dituntaskan oleh pihak kepolisian. Secara jelas bisa dikatakan bahwa masyarakatlah yang membuat judi tak bisa diberantas karena mereka masih menganggap kegiatan itu memberikan kontribusi yang berarti dari segi finansial kepada masyarakat.<br /><br />Yang perlu dilakukan sekarang adalah bagaimana mereformasi dan mentransformasi mind-set masyarakat Bali khususnya agar mampu mengalihkan pandangan dari judi yang dianggap sebagai sesuatu yang biasa menjadi sesuatu yang betul-betul tidak boleh dilakukan lagi, apalagi di tempat-tempat suci.<br /><br />Dharma wacana yang sering dilakukan oleh para rohaniwan Hindu di berbagai media tampaknya belum mampu memberikan pengaruh yang signifikan untuk menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat agar menghentikan kegiatan perjudian. Pola pikir yang selalu mempraktikkan dan mendukung kejahatan tampaknya sangat disukai oleh masyarakat dewasa ini. Apakah ini sebagai pertanda juga bahwa masyarakat Bali terkena wabah STMJ -- sembahyang taat maksiat tetap jalan. Kalau hal ini benar berarti pekerjaan besar kita adalah meluruskan keadaan masyarakat yang pola pikirnya sudah menyimpang dari ajaran dharma.<br /><br />Namun, kita tidak perlu berkecil hati untuk memberantas judi. Masyarakat Bali memiliki traditional rules and values untuk mengerem segala penyimpangan dengan memberdayakan hukum adat. Hal ini sangat efektif karena selama ini sanksi adatlah yang paling ditakuti oleh masyarakat Bali. Namun yang menjadi pertanyaan, maukah lembaga-lembaga adat melakukan pelarangan terhadap segala bentuk perjudian yang terjadi di lingkungan adat? Tidakkah ini dianggap sebagai sesuatu yang berlebihan mengingat judi sudah dianggap sebagai sesuatu yang wajar dilakukan? Namun, demi kepentingan yang lebih besar terutama mendudukkan, menegakkan kembali ajaran agama yang benar, tidak ada jalan lain kecuali memberdayakan segala upaya yang dimiliki untuk memberantas judi.<br /><br />Memang kalau dipikir-pikir tindakan mencegah judi terkesan terlambat di saat ia telah berkembang dengan begitu pesat. Apalagi di dunia saat ini paham kapitalisme, hedonisme, dan pragmatisme begitu didewakan. Segala hal yang menguntungkan menjadi tujuan setiap orang tanpa mempertimbangkan halal dan haramnya. Meskipun kenyataan seperti itu melingkupi kehidupan keseharin masyarakat, tetap tegak di jalan dharma adalah keharusan bagi kita semua. Hanya dengan dharmalah keharmonisan kehidupan akan bisa terpelihara baik secara sekala dan niskala. Oleh karena itu marilah kita semua berusaha untuk menegakkan dharma itu dengan menjauhi tindakan-tindakan yang bertentangan dengan ajaran dharma.<br /><br />Sumber : <a href="http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailrubrik&kid=5&id=3234" target=new">Bali Post</a><br /><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-73291709348093572952010-04-09T15:40:00.003+08:002010-04-09T15:51:59.053+08:00KARMA dan TRANSMIGRASIPada saat penciptaan, sebagian kecil dari jiwa-jiwa yang tak terbilang banyaknya turun ke alam jasmani dan mengenakan penutup atau tubuh yang diperlukan untuk hidup di alam kausal, astral dan jasmani. Tubuh-tubuh ini memudarkan cahaya Jiwa sehingga ia melupakan rumah sejatinya dan kemuliaannya yang semula.<br /><br />Jiwa-jiwa di alam PINDA telah berada di sana sejak jutaan tahun dan telah mengalami segala macam bentuk kehidupan yang sesuai dengan keinginan dan perbuatannya. Melalui rangkaian kelahiran dan kematian yang tak ada habisnya, kita meninggalkan tubuh yang satu untuk sekedar dilahirkan ke dalam tubuh yang lain. Itu dikenal sebagai Roda Delapan Puluh Empat atau lingkaran 8.400.000 jenis kehidupan ke dalam mana jiwa dapat berinkarnasi.<br /><span class="fullpost"><br />Para Suci dari segala zaman telah mengakui dan mengajarkan hukum transmigrasi (perubahan bentuk perwujudan) ini.<br /><br />“Transmigrasi berarti perpindahan jiwa ke dalam berbagai jenis kehidupan untuk menunaikan tugas yang sesuai dengan karmanya. Jiwa berasal dari lautan kehidupan yang mahaluas dan akan pulang kembali kepadanya.”<br /><br />Di India, hampir semua agama seperti Hindu, Jain, Buddha, Sikh dll. percaya bahwa orang mengalami suka dan duka sebagai akibat dari perbuatannya sendiri di masa lalu, dan di masa depan ia akan menanggung akibat dari semua perbuatannya yang dilakukan dalam hidup sekarang.<br /><br />Umat Yahudi, Kristen dan Islam tidak mengenal transmigrasi jiwa maupun hukum karma. Mereka percaya bahwa Allah adalah Pencipta dan Tuhan seluruh alam semesta. Sama halnya seperti tukang tembikar membentuk dan merombak jambangan sekehendak hatinya di mana jambangan itu sendiri tidak berhak apa-apa, begitu juga, Tuhanlah yang menentukan apakah Ia akan memberikan Keselamatan kepada ciptaanNya atau tetap membuatnya bodoh. Mereka juga percaya bahwa karena Tuhan itu mahakuasa, tak seorangpun berhak atau mampu menghalangi perbuatanNya atau mengetahui apa yang Ia lakukan. Semua hal itu tidak dapat dipahami oleh manusia dan sebaiknya tidak usah kita pikirkan.<br /><br />Para Suci menerangkan secara jelas perihal kebaikan dan keburukan hukum karma. Karma merupakan teori sebab dan akibat yang berlaku bagi seluruh alam semesta. Emerson, para ahli filsafat lain dan juga para profesor ilmu alam menyebutnya sebagai hukum kompensasi. “Apa yang kautabur, itu harus kau tuai”.<br /><br />Kata-kata yang diucapkan oleh seseorang mempunyai pengaruh ganda. Yang pertama adalah aksi, dan yang kedua adalah reaksi. Reaksinya akan menggema di dalam dan di sekeliling si pembicara dan menimbulkan gelombang pikiran yang sama disekitarnya. Jadi, pikiran apa saja, entah baik atau buruk – yang keluar daripadanya akan menimbulkan gema yang tepat sama. Itu merupakan hukum tegas yang tidak dapat ditawar-tawar dan yang tetap berlaku bagi benda hidup maupun mati. Hukum itu tidak dapat dihapus.<br /><br />Karma juga merupakan proses penyelesaian hutang piutang seseorang. Bila kita mengambil sesuatu dari orang lain, kita harus memberikannya kembali, dan dengan mengikuti patokan itu dibentuklah karma nasib; dengan demikian semua pasang surut kehidupan kita dapat dijelaskan. Suka dan duka, kaya dan miskin, sehat dan sakit, memberi dan menerima, semuanya merupakan hasil perbuatan semacam itu yang harus dilunasi. Bila seseorang tidak melunasinya dalam hidup ini, ia harus melakukannya dalam kehidupan yang akan datang.<br /><br />Walaupun seseorang meninggal dunia, namun pita rekaman semua perbuatannya tidak musnah. Catatan mengenai semua perbuatannya itu telah tersurat pada jiwa yang masih tetap terbungkus oleh tubuh astral dan kausal, walaupun tubuh jasmaninya telah mati. Jiwa meninggalkan tubuh saat kematian, namun hutang piutangnya tetap mengikutinya sampai lunas.<br /><br />Shamas Tabriz (seorang suci Islam dari Persia) berkata:<br />“Kita hidup di alam semesta ini, dan dalam setiap kehidupan, kita mengenakan jubah yang berbeda. Kadang-kadang sebagai makhluk yang lain, namun kita semua merupakan bagian dari Sang Pencipta. Dengan perkataan lain, kita datang ke dunia ini dan kita pergi dari dunia ini ratusan dan ribuan kali, karena alam semesta ini merupakan loka karya dengan pintu masuk dan pintu keluar.”<br /><br />Ada tiga jenis karma atau perbuatan: Sinchit, Pralabdh dan Kriyaman. Sinchit adalah karma simpanan; Pralabdh adalah karma nasib; dan Kriyaman adalah karma baru. Karma simpanan merupakan hasil perbuatan masa lalu yang belum terlunasi atau belum disuratkan. Karma nasib merupakan sebagian hasil perbuatan di masa lampau yang harus diselesaikan dalam hidup sekarang, dan untuk mana kita telah diberi tubuh manusia ini, yaitu untuk mengalami akibat dari karma baik atau buruk yang telah ditentukan oleh nasib. Kriyaman terdiri atas karma baru yang terjadi dari perbuatan kita dalam hidup sekarang. Dengan perkataan lain, sambil menjalani takdir (karma nasib), kita juga membuat karma baru yang hasilnya harus kita alami dalam hidup dan sebagian lagi sebagai Sinchit.<br /><br />Apakah sesungguhnya yang diartikan dengan ‘karma masa lalu?’ Ayat-ayat Suci menerangkan bahwa Tuhan mengaruniai kita tubuh jasmani – entah sebagai manusia atau makhluk yang lebih rendah – dan kita datang ke dunia ini untuk memetik sebagian hasil karma masa lalu kita yang telah disuratkan. Sesuai dengan cara yang Ia kehendaki agar kita menunaikan tugas itu, kita akan melakukannya tepat seperti itu, karena begitulah cara yang telah disuratkan oleh nasib kita. Tak seorangpun dapat meloloskan diri dari Takdir atau Nasibnya. Hanya Tuhan sajalah yang bebas, dan Ia mengatur seluruh dunia dengan hukumNya.<br /><br />Karma masa lalu kitalah yang bertanggungjawab atas kebaikan dan keburukan, suka dan duka yang kita alami dan yang menentukan kita harus lahir sebagai makhluk yang hina atau mulia. “Apa yang kau tabur, itu harus kau tuai.” Kita merasa senang sebagai akibat dari perbuatan baik yang kita lakukan, dan merasa sedih sebagai akibat dari perbuatan buruk kita sendiri, karena kita harus memetik semua hasil perbuatan, baik dengan pikiran, perkataan maupun perbuatan.<br /><br />Kita tidak dapat meloloskan diri dari hasil perbuatan kita dengan jalan melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Akibat seperti itu harus ditanggung di kemudian hari. Karena itu, jelaslah sudah bahwa susah atau senang, suka atau duka apapun yang kita alami, itu semua disebabkan oleh perbuatan kita sendiri dan kita tidak dapat menyalahkan siapapun untuk itu. Bagaimana orang dapat berharap untuk memperoleh hasil yang baik dari perbuatan yang buruk? Siapapun beranggapan demikian, itu adalah suatu kekeliruan.<br /><br />Mohon pengampunan Tuhan dan beranggapan bahwa kita kemudian boleh berbuat dosa lagi adalah suatu kekeliruan. Penyakit merupakan hukuman atas dosa kita. Bila dosa sudah dilakukan, itu hanya dapat ditebus dengan menerima hukuman yang setimpal. Sebab utama dari semua dosa adalah anggapan bahwa kita ini tubuh. Selama kita tidak melepaskan kesadaran bertubuh, maka kesenangan inderawi dan keinginan untuk menikmatinya tidak akan hilang dari ingatan kita.<br /><br />“Seringkali orang menghadapi kesulitan, karena dalam mencari kesenangan, mereka dihadapkan pada berbagai penyakit. Keinginan akan kesenangan tidak akan lenyap tanpa penyerahan diri kepada kehendakNya. Sementara itu, ia akan tetap mengembara.”<br /><br />Dhrita-rashtra (ayah dari Panca Pendawa, seorang raja yang buta sejak lahir) pernah ditanya apa yang telah ia lakukan di masa lalu sehingga ia sekarang buta. Ia menjawab bahwa ia dapat melihat sejauh seratus kehidupan yang lampau, tetapi di sana ia tidak menemukan apa-apa yang dapat menjadi penyebab kebutaannya. Kemudian Batara Krisna memberikan penglihatan rohaninya untuk menunjukkan apa yang telah ia lakukan sebelum seratus kehidupan yang terakhir. Setelah itu barulah Dhrita-rashtra melihat bahwa jauh sebelum itu, ia telah melakukan suatu perbuatan untuk mana ia sekarang harus dilahirkan buta. Apakah daya kita terhadap simpanan karma yang terpendam selama ratusan kehidupan? Roda karma senantiasa berputar dan hasil perbuatan kita akan bersemi dan harus dilunasi meskipun setelah ratusan atau ribuan kehidupan.<br /><br />Kita terikat oleh karma nasib kita. Ada banyak orang baik dan mereka berbuat baik oleh sebab karma nasibnya. Yang lain menjadi jahat dan berbuat jahat oleh sebab karma nasibnya. Mereka semua tidak berdaya untuk berbuat lain. Meskipun diberi kesempatan untuk melakukan perbuatan baik, mereka mengabaikannya. Mereka merasa bahwa mereka tidak memerlukan Satguru dan Tuhan.<br /><br />Karma diatur oleh Kal, yang menguasai tiga dunia, yaitu dunia jasmani, astral dan kausal. Kal telah diciptakan oleh Tuhan yang Mahakuasa; ia mengatur ketiga alam terendah itu di bawah perintahnya. Ia menerapkan keadilan tanpa pandang bulu. Sesuai dengan perintah Tuhan, semua makhluk hidup setelah kematiannya diharuskan untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan baik atau buruknya dan ia mengambil tindakan sesuai dengan itu. Neraka dimaksudkan untuk orang berdosa dan surga untuk mereka yang melakukan perbuatan baik. Bila masa tinggal mereka di alam-alam itu telah habis, mereka sekali lagi harus mengitari roda perputaran hidup dan mati.<br /><br />Kal mempunyai dua senjata, yaitu Waktu dan Ruang. Keduanya merupakan tiang pasak ciptaan. Ruang digunakan untuk menyebarluaskan ciptaan dan waktu selalu mendatangkan perubahan.<br /><br />“Tuhan Sendirilah yang memaksa ciptaanNya untuk menjalani karma nasib yang tidak dapat dihindarkan dan tidak dapat dihapus. Apa yang telah ditakdirkan. Itu harus terjadi.”<br /><br />“Kita harus bertemu dengan orang-orang tertentu; kita harus berpisah dari orang-orang tertentu. Pertemuan dan perpisahan itu juga terjadi sesuai dengan Hukum Karma. Berdasarkan itulah segala kejadian duniawi dilakukan.”<br /><br />Kal memerintah seperti yang ditugaskan oleh Tuhan (Sat Purush) yang mahakuasa dan ia bukan pencipta jiwa, ia tidak dapat menciptakan maupun memusnahkan jiwa. Hanya tubuhlah yang menjadi miliknya. Ia memberikan tubuh sesuai dengan karma masing-masing dan mengambilnya kembali setelah jadwal waktunya habis. Ia tidak dapat berbuat apa-apa terhadap jiwa, karena jiwa adalah anak Sat Purush yang bersifat kekal.<br /><br />Tidak ada satupun makhluk yang lebih rendah dari manusia yang dapat berbuat sekehendaknya. Tetapi manusia mempunyai kebebasan dalam bertindak sesuai dengan karmanya. Karena itu mereka sedikit banyak dapat memanfaatkan kebebasan dalam bertindak itu.<br /><br />Kelahiran sebagai manusia hanya diperoleh berkat nasib yang luar biasa baiknya. Setelah memperolehnya, kita harus mengikuti jalan rohani dan ajaran yang dikhotbahkan oleh para Suci. Hidup manusia itu langka. Itu tidak diperoleh berulang kali. Bila kita melewatkan kesempatan itu, maka kelak kemudian hari, kita akan menyesalinya dalam-dalam.<br /><br />Manusia adalah ciptaan terluhur. Itu diperoleh berkat nasib yang mahabaik. Kehidupan manusia memberi kita kemampuan untuk bersatu dengan Tuhan. Guru Arjan Sahib berkata:<br /><br />“Berulang kali aku lahir sebagai kutu dan serangga,<br />Berulang kali aku lahir sebagai gajah, ikan atau rusa,<br />Berulang kali aku lahir sebagai rumput dan pohon,<br />Sekarang kesempatan terbuka untuk bertemu dengan Tuhan,<br />Tubuh mulia ini telah kuperoleh setelah berabad-abad lamanya.”<br /><br />Tubuh dan jiwa manusia asyik dengan dunia ini, manusia perlu menyiapkan bekal untuk kemudian hari.<br /><br />“Semua akan menempuh perjalanan ke negeri asing itu;<br />Wahai manusia bodoh, waspadalah, karena ajal sudah dekat!”<br /><br />Meskipun demikian, pertanyaan timbul bagaimana kita dapat melakukannya? Dengan menghadiri satsang dan mengikuti ajaran-Nya, kita dapat memperoleh pembebasan dari sebagian karma kita. Tetapi, belenggu karma kita atau hasil perbuatan kita adalah begitu kuat.<br /><br />Karena Karma Nasibnya, sementara orang tidak ditakdirkan untuk bertemu dengan seorang Satguru dalam hidup sekarang ini. Mereka tidak berminat untuk bertemu dengan seorang Satguru, walaupun Ia berada di tengah-tengah mereka. Karena sikap demikian dan karena Karma Nasib itu, mereka tetap mengembara dalam siklus kelahiran dan kematian dari berbagai jenis kehidupan.<br /><br />Kita tidak berdaya untuk mengubah nasib kita. Apa yang ditakdirkan oleh Nasib harus terjadi. Kita hanya dapat bertemu dengan Satguru dan mengingat Tuhan bila kita telah ditakdirkan untuk itu. Orang yang mengikuti perintah pikiran, dikuasai oleh pemikiran duniawi dan benda-benda duniawi. Dan mereka yang mengikuti perintah Satguru, di dalam pikirannya ia sudah mempunyai kecenderungan untuk menghayati Tuhan.<br /><br />“Hanya nasib yang menyebabkan kita pergi kepada seorang Satguru, menerima Dia sebagai Satguru, meyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendakNya, sehingga Ia menyatukan jiwa kita dengan Suara Suci.”<br /><br />Lautan karma itu tak terduga dalamnya. Untuk menghilangkan karma cadangan adalah hampir-hampir mustahil. Tetapi bila kita bertemu dengan seorang Satguru, Ia melunasi semua hutang piutang karma kita dengan menganjurkan kita untuk melakukan perbuatan tanpa mengharapkan hasilnya. Bila kita melakukan latihan rohani seperti yang diperintahkan oleh Satguru dan menyerahkan diri sepenuhnya kepadaNya, kita akan dapat menjalani karma nasib dengan hati gembira dan tidak melakukan karma baru lain yang harus dijalani dalam kehidupan yang akan datang. Karma cadangan berangsur-angsur dimusnahkan dengan praktek mendengarkan Sabda. Kadang-kadang Satguru membantu untuk menanggung beban karma nasib kita sehingga yang seharusnya merupakan pukulan mematikan akan berubah menjadi tusukan jarum, dengan akibat bahwa kita akan menjalani karma tanpa banyak mengalami penderitaan dan ketakutan.<br /><br />Dengan jalan demikian, semua karma kita akan terlunasi berkat karunia Satguru. Akhirnya kita akan dibebaskan dari beban karma dan memperoleh Keselamatan dengan menyeberangi lautan Kehidupan. Kita hanya dapat menjadi “hampa karma” selagi kita hidup di dunia ini dan melakukan semua perbuatan tanpa keinginan.<br /><br />Perbuatan merupakan bagian dari pikiran dan tubuh. Selama pikiran tidak ditundukkan, kita sulit atau bahkan tidak mungkin untuk menjadi hampa karma. Pikiran selalu tidak tenang. Ia tidak dapat didiamkan walaupun hanya sedetik. Karena itu, tak seorangpun dapat membebaskan diri dari perbuatan lahiriah atau mental. Namun bila seseorang mempersembahkan semua perbuatannya di atas altar Satguru, maka perbuatan apapun yang ia lakukan, itu tidak akan terkena hukuman dan ia pasti akan memperoleh pembebasan dari roda transmigrasi.<br /><br />Pada saat ajal tiba, Kal tidak akan datang untuk mengambil siswa Satguru. Satguru Sendirilah yang akan datang dan membawa jiwa itu bersamaNya. Kal tidak akan mendekati seorang bakta.<br /><br />“Ego itu merupakan penyakit menahun<br />Yang masih dapat sembuh sendiri dengan mudah<br />Bila karunia Tuhan turun<br />Berkat Nama Satguru, jiwa melambung,<br />sehingga terbebas dari keakuan.”<br /><br />SUMBER : <a href="http://forumm.wgaul.com/showthread.php?p=1037510440" target=new">FORUM WEB GAUL</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-24103030241539185172010-04-08T17:26:00.002+08:002010-04-08T17:43:51.738+08:00Konversi Agama "Hindu"Oleh : Surpi Aryadharma<br /><br />Konversi agama sebagai penyakit kronis<br /><br />Kasus konversi agama seperti sebuah penyakit kronis tetapi tidak banyak pihak yang menyadarinya. Bali yang dijadikan ladang misi sejak tahun 1630, mengalami panen besar sejak adanya pembabtisan bersejarah dan menggemparkan di Tukad Yeh Poh, Untal-Untal Dalung 11 Nopember 1931. Sejak saat itu, Kekristenan terus merambah Bali hingga konversi mencapai sekurangnya 27.500 jiwa. Angka ini baru yang berhasil dipanen oleh misi protestan, sementara Katolik diperkirakan mendapatkan pengikut yang setara. Konversi agama ini tidak terjadi secara kebetulan, melainkan dengan upaya yang terstruktur, sistematis dan dinaungi oleh badan misi dunia.<br /><br />Sejumlah sumber mengungkapkan, konversi agama di Bali terbagi atas tiga periode. Periode pertama tahun 1597- 1928, periode kedua tahun 1929-1936 berdasarkan efektifitas usaha penginjilan yang dilakukan. Kemudian periode terakhir 1937-1949 sebagai masa persiapan kelahiran Gereja Kristen Protestan Bali.<br /><span class="fullpost"><br />Periode pertama lebih banyak merupakan periode persiapan, di mana sejumlah badan misi dunia, para zendeling (misi Kristen) maupun misionaris (misi Katolik) mempelajari dan datang ke Bali. Sejumlah pendeta datang ke Bali dengan menyamar sebagai turis seperti Dr. H.W. Medhurst dan Dr. W.R. Baron Van Hoevall. Selain itu sejumlah peneliti dikirim sebagai tahap persiapan seperti Van Der Tuuk. Ia dikirim oleh Perhimpunan Missi Utrecht (U.Z.W.) yang bekerja sama dengan Lembaga Alkitab Belanda (N.B.G.). Van Der Tuuk bekerja di Bali tahun 1870–1873, di samping menerjemahkan injil juga membuat kamus bahasa Bali.<br /><br />Sejumlah ahli yang sesungguhnya merupakan misionaris ini mempelajari dan mengkaji berbagai lontar kuno di Bali. Ternyata di balik kokohnya sistem adat, dilaporkan oleh para pekerja Kristen di Bali seperti Van Hoevall, sejak tahun 1846, sudah banyak masyarakat Bali yang tidak puas dengan system adat dan agama. Ditulis Hoeval banyak orang Bali merasakan sistem kasta yang ada dalam agama Hindu Bali tidak adil dan banyaknya upacara dan kewajiban sehubungan dengan penyelenggaraan upacara dan persembahyangan menyebabkan mereka jadi miskin. Inilah yang dipandang oleh Hoeval sebagai celah masuk untuk menyebarkan kekristenan di Bali.<br /><br />Orang Bali pertama yang menjadi Kristen.<br /><br />Namun walau zending terus bergulir di Bali dengan dikirimnya sejumlah penginjil, upaya pada tahap awal gagal. Tiga Pekabar Injil Belanda yang dikirim, yaitu van Eck, de Vroom, van der Jogt setelah 13 tahun usaha mereka, tahun 1873 hanya berhasil membabtis satu orang Bali yakni I Goesti Wajan Karangasem dari Bali Timur, Jagaraga<br />Singaraja.<br /><br />I Goesti Wajan Karangasem ini yang diberi nama baptis Nicedemus. Namun karena tidak kuat menanggung beban pengucilan dari keluarga dan banjarnya, ia diduga membunuh De Room tahun 1881. Sejak kejadian berdarah yang menggemparkan itu, Belanda menutup aktivitas penginjilan dan Bali tertutup untuk waktu sekitar 50 tahun. Selain itu melalui perdebatan panjang, Belanda juga menerapkan kebijakan kebudayaan dan pendidikan yang dikenal dengan Baliseering (Balinisasi) yang dimulai tahun 1920-an yang menyulitkan para penginjil mendapatkan surat ijin untuk masuk ke Bali.<br /><br />Walau demikian badan misi tidak menyerah. Di tengah tertutupnya aktivitas penginjilan, penginjil pribumi Salam Watias yang berasal dari Kediri, bekerja untuk Gereja Kristen Jawi Wetan (G.K.J.W) datang ke Bali untuk menjual buku-buku Kristen. Watias menggunakan pendekatan cultural dan mendekati orang-orang Bali karena sesama “Wong Majapahit.” Ia menjual buku-buku tersebut hingga ke pelosok-pelosok desa khususnya di Bali utara.<br /><br />Karena orang Bali mempunyai kesenangan membaca pelajaran-pelajaran agama, maka ribuan buku terjual. Buku yang paling digemari adalah Injil Lukas yang ditulis dalam bahasa Bali. Tidak tertutup kemungkinan para pendukung Surya Kanta yang tidak puas dengan kondisi riil adat dan agama Bali menjadi pembeli dari buku Salam Watias.<br /><br />Sekitar 80 orang Bali akhirnya minta dibabtis oleh Watiyas. Namun pekerjaan yang dinilai sangat berhasil dilakukan oleh Dr. R.A. Jaffray, Ketua C.M.A., dengan mempekerjakan Penginjil Cina yang bernama Tsang Kam Fuk, yang kemudian menyebut dirinya Tsang To Hang. Tsang To Hang berhasil masuk ke Bali tahun 1931 setelah CMA berhasil mendapatkan surat ijin khusus untuk menginjil orang-orang Tionghoa di Bali. Mereka telah menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan surat ijin masuk ke Bali, tetapi karena ijin itu tidak kunjung didapatkan, mereka menyiasati dengan meminta ijin untuk penginjilan terbatas pada orang-orang Tionghoa dan Belanda akhirnya mengabulkan permohonan itu.<br /><br />Pan Loting.<br /><br />Setelah satu setengah tahun upaya mereka di Denpasar hanya mampu membawa empat orang Tionghoa masuk Kristen, To Hang secara sadar melanggar surat ijin yang diberikan dan mulai menginjili orang-orang Bali.<br /><br />Melalui seorang wanita Bali, istri seorang Tionghoa, ia berkenalan dengan beberapa orang Bali yang ingin keluar dari tradisi Hindu-Bali. Panen besar pun diperoleh dengan pembatisan yang menggemparkan Tanggal 11 November 931, Dr. Jaffray membabtis 12 orang Bali yang dipimpin oleh Pan Loting, di Sungai Yeh Poh.<br /><br />Pan Loting adalah dukun sakti dan tokoh leak dari Buduk, yang oleh To Hang disebut sebagai tukang sihir. Pan Loting yang bernama asli I Made Gepek memiliki pengaruh yang luas karena ia dianggap orang sakti balian yang bisa membuat maupun menyembuhkan penyakit. Awalnya ia beradu ilmu dengan Tsang To Hang, tetapi kalah dan berikutnya debat teologis yang berakhir pada kekalahan sang tokoh leak.<br /><br />Sampai To Hang diusir Belanda tahun 1933 ia telah berhasil membaptiskan sekitar 260 orang Bali. Setelah itu, Bali semakin terbuka dengan penginjilan dan puluhan badan misi terus bekerja di Bali untuk menambah pengikut dan jumlah gereja.<br /><br />Dewasa ini, penginjilan bukan saja dilakukan dengan upaya propaganda, tetapi juga melalui badan-badan dan kegiatan besar yang dikemas menarik seperti Bali Gospel Festival yang digelar di GOR Ngurah Rai Denpasar. Kegiatan ini berupa penyembuhan masal dengan menggunakan doa-doa yang diisi dengan lagu-lagu pujian, ceramah dan persekutuan Kristen dari berbagai daerah di Bali.<br /><br />Sejarah Kelam Kekristenan diBali<br /><br />Agama Kristen menyadari adanya sejarah kelam kekristenan di Bali, di mana Kristen bukan saja lambat diterima di Pulau Dewata, tetapi dengan penolakan keras.<br /><br />Ketua Sinode GKPB Bali saat ini Pdt. Drs. I Wayan Sudira Husada.MM mengatakan Kristen tengah berupaya memperbaiki sejarah kelam kekristenan di Bali, yakni kekristenan masuk dengan cara kasar dan menolak secara total sistem adat, sehingga mendapat pertentangan keras oleh orang Bali yang setia dengan adat. Dr. Jaffray dan Tsang To Hang meminta pemeluk kristen baru untuk membongkar sanggah karena dianggap pemujaan berhala yang sia-sia, tempat setan dan iblis dan melarang mengambil bagian pada kegiatan adat. Hal ini tentu saja menimbulkan ketersinggungan orang Bali yang pada akhirnya menjadi konflik berkepanjangan.<br /><br />Penghancuran merajan/sanggah ini oleh Bishop Sudira merupakan kekeliruan dan kekristenan lebih bisa diterima jika dilakukan dengan cara-cara yang lebih lembut dan santun. Sehingga tidak heran di Gereja Abianbase, Mengwi, setiap sebulan sekali jemaat datang ke gereja mengenakan pakaian adat Bali, kebaktian dilakukan dengan bahasa Bali. Demikian pula dengan jemaat di gereja di Buduk dan Dalung.<br /><br />Selain itu mereka juga turut melestarikan budaya Bali seperti gamelan dan tari Bali. Upaya ini sebagai jalan untuk meluruskan sejarah kelam kekristenan, di mana pada tahap awal Kristen identik dengan Eropa dan menganggap kehidupan orang Bali sarat dengan pemujaan berhala yang sia-sia, kabut gelap sehingga harus ditolak.<br /><br />Faktor Utama Penyebab Konversi Agama di Bali<br /><br />Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sekurangnya terdapat delapan factor utama penyebab orang Bali melakukan konversi, yakni :<br /><br />Pertama. Ketidakpuasan atas system adat dan agama.<br />Sejak dulu sebagian kecil masyarakat Bali menunjukkan ketidakpuasan terhadap sistem adat dan agama. Selain itu, kelompok - kelompok yang ada di masyarakat memperlihatkan kepekaan yang berbeda terhadap doktrin keagamaan tertentu. Kerumitan banten yang dikaitkan dengan ekspresi keimanan, aturan adat yang kaku serta tidak adanya kelonggaran bagi anggota masyarakat untuk menjalankan ajaran agama menjadi keluhan yang belum terjawab. Hal ini menimbulkan goncangan sosial yang pada akhirnya menimbulkan anomi. Para penderita deprivasi ekstrim dan anomi memperlihatkan daya tanggap yang besar terhadap agama yang mengkhotbahkan pesan keselamatan.<br /><br />Kedua. Krisis individu.<br />Manusia kerap mengalami krisis yang disebabkan oleh banyak hal seperti kondisi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidup, keretakan keluarga, perceraian, korban kekerasan atau perasaan berdosa karena merasa telah melakukan perbuatan tercela. Orang yang mengalami krisis cenderung mencari nilai baru, guna mendapatkan pemecahan dari persoalan yang dihadapi. Agama Kristen termasuk agama yang menawarkan pesan keselamatan yang membawa seseorang pada rasa damai sejahtera. Perpindahan agama diharapkan mampu membawa perubahan dalam hidupnya.<br /><br />Ketiga. Ekonomi dan lingkungan sosial.<br />Faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab seseorang pindah agama. Meletusnya Gunung Agung tahun 1963 diiringi dengan gelombang wabah dan kegagalan panen menimbulkan paceklik hampir di seluruh Bali. Hal itu dimanfaatkan oleh badan misi Kristen untuk memberikan bantuan seperti gandum dan alat-alat dapur maupun memberikan keahlian dengan tujuan imbalan masuk Kristen. Selain itu, banyak orang Bali karena belitan kemiskinan bersedia masuk Kristen dengan harapan mendapatkan bantuan dan terjadi peningkatan ekonomi. Kristen memiliki lembaga ekonomi yang mapan yakni Maha Bhoga Marga (MBM) yang memberikan kredit ringan bahkan bantuan Cuma Cuma untuk peningkatan ekonomi masyarakat kecil. MBM berdiri sejak 15 Januari 1963 yang pendanaannya berasal dari diakonia (dana yang terhimpun dari umat Kristen). Selain itu masih banyak lembaga sosial yang memiliki misi serupa, selain badan penyiaran seperti radio Kristen.<br /><br />Keempat. Pengaruh ilmu kebatinan, Kehausan rohani dan janji keselamatan.<br />Ilmu kebatinan yang diajarkan Raden Atmaja Kusuma di Singaraja menjadi loncatan awal bagi kekristenan di Bali. Ajaran mistik ini sepintas mirip dengan ajaran Kristen di mana pencapaian spiritual dapat dicapai dengan pencerahan rohani, bukan dengan upacara yang besar. Umat Hindu yang mengalami kehausan rohani dulunya memang sulit mendapatkan jawaban, karena sedikitnya tokoh yang bisa memberikan pelayanan rohani.<br /><br />Kelima. Keretakan keluarga dan urbanisasi.<br />Keluarga yang tidak harmonis mendorong terjadinya konversi. Anggota keluarga yang merasa terlempar dari ikatan keluarga dan merasa sebatang kara tanpa ada yang memperhatian cenderung akan mencari komunitas baru yang dapat dijadikan tempat untuk berbagi dalam kehidupannya.<br /><br />Keenam. Perkawinan dan urutan kelahiran dalam keluarga.<br />Perkawinan seringkali menimbulkan terjadinya konversi agama. Wanita Bali yang kawin dengan pria Kristen sebagian besar akan mengikuti agama suami karena sistem patrialistik dari masyarakat Bali. Namun tidak sedikit justru pria Hindu yang mengikuti agama calon istrinya. Selain itu, urutan kelahiran dalam keluarga sangat berpengaruh. Di mana anak laki-laki yang bukan merupakan pewaris keluarga lebih mudah untuk beralih agama karena tidak terikat tanggung jawab dalam keluarganya. Juga mereka bukan penanggung jawab utama baik dalam melakukan pengabenan bagi orang tuanya maupun mengurus sanggah dan warisan keluarga.<br /><br />Ketujuh. Kegiatan penginjilan yang agresif.<br />Kristen memang merupakan agama missioner. Tugas penginjilan bukan hanya dilakukan oleh penginjil profesional, tetapi juga oleh seluruh gereja dan jemaat. Banyak warga yang masuk Kristen karena kegiatan penginjilan yang mempropagandakan kehidupan yang lebih baik.<br /><br />Kedelapan. Lemahnya pemahaman teologi (Brahmavidya).<br />Masyarakat Hindu di Bali yang menjalani agama cenderung dengan berbagai upacara menyebabkan teologi tidak mendapatkan tempat yang layak dalam pelajaran agamanya. Ketidaktahuan ini tentu saja merugikan dialog antar pemeluk agama maupun dengan penginjil yang memang mapan dalam berdebat. Delapan factor utama diatas sesungguhnya berpangkal pada lemahnya pemahaman atas ajaran Hindu, sehingga para converts dengan mudah meninggalkan Hindu.<br /><br />Dialog yang intensif.<br />Delapan faktor utama itu ternyata tidak berdiri sendiri, melainkan konversi terjadi karena akumulasi banyak faktor. Dari penelitian yang dilakukan, salah satu konversi bisa terjadi karena perkawinan, ditambah dengan adanya dialog yang intensif dan pembelajaran serta lemahnya pemahaman atas agama Hindu. <br /><br />Atau dengan terjadinya krisis individu yang tidak mendapatkan jawaban dalam pandangan hidup lama, ditambah dengan lemahnya pemahaman teologi dan kuatnya daya tarik komunitas Kristen yang tidak mengenal sanksi baik moral maupun material seperti dalam sistem adat Bali. Namun sebagian besar converts mengakui tidak pernah belajar Hindu secara baik dan tidak memahami teologi Hindu.<br /><br />Hampir tidak ada konversi yang terjadi tanpa didahului dialog dengan mempertanyakan agama lama dan keunggulan agama Kristen. Dalam dialog dengan pemahaman yang minim, penganut Hindu memang sering kewalahan dengan umat Kristen yang dengan jelas mampu memaparkan keimanan, ibadah maupun teologi kekristenan. Olehnya sudah selayaknya para pemuka Hindu, majelis Hindu maupun tokoh-tokoh Hindu memikirkan penanaman teologi dan pentingnya dialog dalam pergaulan di era global yang tidak dapat dihindari ini.<br /><br />Tulisan ini dipetik dari tesis: Konversi Agama Masyarakat Bali (Studi Kasus Konversi agama Hindu ke Kristen Protestan di Kelurahan Abianbase Kecamatan Mengwi Badung), Ni Kadek Surpi, IHDN Denpasar 2009<br /><br />Sumber : <a href="http://www.mediahindu.net/index.php/berita-dan-artikel/artikel-umum/58-konversi-agama.html">MEDIA HINDU ONLINE</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-80330625277430221482010-04-08T17:11:00.003+08:002010-04-08T17:44:22.054+08:00Memuja LeluhurEditorial Putu Setia<br /><br />Bagaimanakah para leluhur kita di masa lalu mengajarkan masalah moral, budi pekerti, keyakinan agama, dan ritual-ritual yang ada? Apakah mereka memberikan dharma wacana sambil mengutip buku-buku suci? Mungkin tidak, teknik penyampaiannya pasti sederhana dengan cara bercerita.<br /><br />Sekarang, guru atau tokoh agama mengutip kitab-kitab suci dalam melakukan dharma wacana. Maklum, pendengarnya juga kritis, semua hal yang bersifat anjuran, pantangan, dan sebagainya, selalu dimintai rujukannya di kitab suci. Begitu pula pendharma wacana, sebentar-sebentar mengutip sloka suci supaya kelihatan lebih keren.<br /><span class="fullpost"><br />Orang-orang di desa begitu polos menjalankan ritual agama dan juga memaknai kehidupan beragama. Kalau ada piodalan di pura, mereka datang tanpa rumit memikirkan apakah yang akan mereka puja di pura itu leluhur atau dewa atau Hyang Widhi. Istilah bethara, dewa, dan Tuhan masih rancu di kalangan orang-orang yang polos itu. Banyak sekali umat Hindu di pedesaan tak tahu dan tak perlu tahu apa beda bethara, dewa dan Tuhan. Kalau piodalan di pura ada orang yang kerauhan (trance) dan orang yang kerauhan itu menyebutkan kelinggihan Ida Bethara tertentu, umat sulit menjelaskan siapa Ida Bethara tertentu itu. Kalau ada yang bertanya apakah Ida Bethara itu Tuhan, mereka dengan mudah saja menjawab: ya. Bahkan orang kerauhan Butha pun juga disebut Tuhan. Jadi, begitu banyak Tuhan.<br /><br />Ini yang sering sekali membuat orang non-Hindu bingung, kalau jawabannya seperti itu kenapa agama Hindu masih tegas menyatakan Tuhan itu Esa? Kenapa Hindu masih menyebut agama monotheisme? Tak heran kalau beberapa buku sejarah dan sosial menyebutkan Tuhan umat Hindu itu ada banyak.<br /><br />Di banyak desa di Bali, pemujaan kepada leluhur mendapatkan tempat yang utama. Barangkali warga di sini tak perlu rumit dan ruwet mendefinisikan soal leluhur itu. Bagi mereka memuja leluhur sudah cukup untuk membuktikan bahwa mereka menjalankan ritual agama, tentu saja agama Hindu. Dengan hanya memuja leluhur, mereka tetap yakin sebagai bagian yang sah dari orang Bali, dan juga tidak ragu untuk menyebutkan agama mereka, yakni Hindu.<br /><br />Salahkah mereka yang hanya memuja leluhur? Perlukah kita mencibir mereka sebagai “terbelakang” atau “kurang paham ajaran agama” atau sebutan lainnya, yang mengesankan seolah-olah kita lebih tahu masalah agama dibandingkan mereka? Jangan cepat-cepat melontarkan tuduhan seperti itu. Tradisi yang mereka pelihara dan mereka pertahankan itu pastilah dulunya ditanamkan dengan penuh keyakinan oleh leluhur mereka yang paham soal agama.<br /><br />Kitab suci Bhagawadgita, pada sloka VII-21 mengatakan, “apapun bentuk kepercayaan yang ingin dipeluk oleh penganut agama, Aku perlakukan kepercayaan mereka sama supaya tetap teguh dan sejahtra”. Sloka ini adalah kelanjutan dari penjelasan bagaimana jika umat menyelengarakan ritual untuk memuja dewata. Di sini jelas disebutkan bahwa perbedaan dalam melakukan pemujaan itu hasilnya sama saja menuju Aku (Tuhan Yang Esa).<br /><br />Pada sloka IX-25 disebutkan. “Yang memuja dewata pergi kepada dewata, kepada leluhur perginya yang memuja leluhur mereka, dan kepada roh alam perginya yang memuja roh alam, tetapi mereka yang memuja-Ku, datang kepada-Ku.”<br /><br />Ketiga bentuk pemujaan ini, baik kepada dewa-dewa, leluhur, maupun roh suci yang ada di alam, semuanya mendapatkan pahala. Semuanya bisa dibenarkan, namun Krisna mengajarkan jika umat memuja Tuhan secara langsung, itulah yang terbaik.<br /><br />“Yang terbaik” tidak harus diartikan itulah jalan satu-satunya. Apalagi diartikan itu jalan yang paling benar, sementara yang lainnya salah. Dalam kepercayaan Hindu, seseorang yang telah meninggal dunia, rohnya (atman) menyatu dengan Tuhan. Bukan seperti kepercayaan agama lain, “berada di sisi Tuhan”. Karena roh atau atman menyatu dengan Tuhan, mereka yang memuja leluhur otomatis memuja Tuhan juga. Ibarat pepatah, sambil berenang minum air, sambil memuja leluhur, kita memuja Tuhan.<br /><br />Dengan pemahaman seperti ini, tradisi pemujaan kepada leluhur bukanlah sesuatu yang salah. Yang penting adalah kita tahu di mana posisi kita berada dalam melakukan pemujaan, apakah itu kepada leluhur (bethara), dewa, atau Tuhan. Leluhur menyatu dengan Tuhan, dewa adalah sinar sucinya Tuhan, jadi sesungguhnya obyek yang dipuja sama saja.<br /><br />Masalahnya adalah apakah “memuja leluhur” lewat perantaraan balian, dasaran, tapakan, atau apapun namanya, juga termasuk dalam jalur “pemujaan kepada Tuhan?” Ini yang perlu diwaspadai. Dengan segala hormat saya kepada mereka yang mempercayai balian, dasaran, tapakan dan sebagainya ini, saya berpendapat ini sudah di luar konteks. Bahkan di luar dari makna sloka Bhagawad Gita yang saya kutip di atas.<br /><br />Kita tidak tahu, sejauh mana tingkat kerohanian dan tingkat spiritual mereka yang disebut balian, dasaran, tapakan itu. Kita sulit membuktikan apakah omongan mereka, meski pun setelah dinyatakan kerauhan, bisa dipegang untuk dijadikan pedoman. Misalnya, ada tradisi, ketika baru punya anak, menanyakan langsung ke balian (ada menyebutnya nunasang ke baas pipis) siapa yang numadi (reinkarnasi). Balian pasti menyebutkan tak jauh-jauh, mungkin kakeknya, eyangnya, neneknya, atau siapa pun yang sudah meninggal dunia. Dengan mempercayai hal ini, keluarga itu akan mematut-matutkan anak yang baru lahir itu dengan sifat orang yang numadi. Ini berbahaya karena karakter anak akan terpengaruh oleh apa yang sudah diyakini oleh keluarga itu. Jadi, mari kita rasional termasuk jangan terlalu percaya kalau leluhur sering memberi kutukan atau leluhur suka minta macam-macam. <br /><br />Sumber : <a href="http://www.hindu-raditya.net/">WWW.HINDU-RADITYA.NET</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-21561526887967215182010-04-08T16:59:00.002+08:002010-04-08T17:44:39.397+08:00Mantram GayatriGayatri Mantra dan Pranawa Mantra (AUM atau OM) adalah Mantra-mantra yang paling populer dari agama Hindu. Gayatri Mantra berasal dari Rig Weda (III, 62:10) Beberapa orang menyebut Mantra ini Sawitri Mantra karena berisi kata Sawitri. Legenda mengatakan bahwa Mantra ini disusun oleh Mahareshi dari India Selatan Wishwamitra, yang adalah seorang ksatriya karena kelahiran dan akhirnya menjadi Brahmin karena tapanya yang serius dan bhakti kepada agama Hindu.<br /><span class="fullpost"><br />Seperti Mantra lainnya, untuk mendapat hasil yang tepat, Mantra ini harus diterima dari seorang Guru. Bila seseorang ingin mengucapkan (japa, chant), ia hendaknya mengikuti tulisan Dewanagari. Mohon jangan ikuti versi Inggrisnya yang saya berikan di bawah ini. Menurut agama Hindu, satu Mantra yang diucapkan secara salah lebih buruk dari pada tidak mengucapkan mantra itu sama sekali.<br /><br />Secara pribadi aku merasa bahwa seperti semua Mantra yang lain, Mantra agung ini berasal dari Tantra dan itulah mungkin sebabnya mengapa ia menyimpan dalam dirinya kekuatan yang tidak dapat dijelaskan.<br /><br />Gayatri Mantra bunyinya kira-kira sebagai berikut :<br /><br />OM<br />Bhur bhuwah swah<br />Tat Savitur warenyam<br />Bhargo dewasya dhimahi<br />Dhiyo yo nah prachodayat<br /><br />Menurut agama Hindu Mantra ini tidak bisa diterjemahkan, menulis suatu terjemahan yang salah dianggap oleh banyak orang Hindu sebagai bidah.<br /><br />Bagaimanapun supaya kamu dapat menghargainya, inilah kira-kira terjemahannya yang mendekati : "OM! Mulia (Glory) untuk Sawitri, yang mulia, cahaya dari Yang Suci, marilah kita meditasi kepadanya. Mudah-mudahan ia memberi kita inspirasi dengan pengertian, ia adalah Gayatri." Terjemahan lain : "Ya Tuhan Yang Maha Esa penguasa alam semesta, Marilah kita bersemadi pada cahaya suci Tuhan yang patut disembah itu, yang memberikan penerangan suci pada pikiran kita."<br /><br />Dikatakan bahwa suku kata dari Mantra agung ini adalah merupakan puncak dari empat Weda. Tantra Wishwamitra mengatakan, "dua puluh empat suku kata Gayatri adalah merupakan dua puluh empat shakti atau kekuatannya. Tata cara pemujaan hendaknya sesuai dengan bentuk dari Sakti ini."<br /><br />Bahkan Mahareshi Wasishtha, yang telah melakukan perdebatan yang sengit dengan Wishwamitra, memuji Mantra ini, menyatakan bahwa bahkan orang-orang bodoh, kaum kriminal dan orang-orang cacat mental dapat memperoleh manfaat dari Gayatri Mantra. Mantra ini telah dipromosikan oleh hampir semua orang-orang suci Hindu, termasuk Adwaitist seperti Adi Sankara.<br />Source : Ed. Viswanathan (Diterjemahkan oleh NP Putra)<br /><br />Sumber : <a href="http://okanila.brinkster.net/mediaFull.asp?ID=1161&cat=">HINDU INDONESIA.COM</a><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-85116671610181360502010-04-08T16:45:00.003+08:002010-04-08T17:44:56.140+08:00Keajaiban di Sebuah PuraMelebihi Mekkah atau Vatican<br />Oleh: Dasan Rangarajan<br /><br />Hampir semua umat Hindu di dunia ini pasti tahu Bukit Suci Thirumala, di Thirupati, Andhrapradesh, India. Thirumala adalah rangkaian tujuh bukit, sehingga disebut juga Saptagiri. Di puncak bukit ke tujuh yang paling tinggi, adalah Pura Agung Tuhan Venkateshwara, atau di India Selatan dikenal sebagai Srinivasa Perumal dan di Utara lebih termashyur sebagai Balaji. Pura Agung ini adalah tempat perziarahan paling populer di seluruh dunia dan merupakan institusi keagamaan yang terkaya di dunia, bahkan melebihi Mekkah dan Vatican. Pada hari-hari biasa, minimal 5 – 10 ribu orang akan berdesakan dan mengantri berjam-jam untuk dapat masuk dan melihat sekilas Archa Tuhan Srinivasa, yang merupakan salah satu Svayamvyakta-murti atau Citra Suci yang terwujud sendiri tanpa sentuhan tangan makhluk fana.<br /><span class="fullpost"><br />Pura Agung ini dikelola oleh semacam badan khusus disebut Thirumala Thirupati Devasthanam (TTD) yang mengatur berbagai hal, mulai dari keteraturan berlangsungnya ritual di kuil, akomodasi para peziarah, mengelola dana yang berasal dari sumbangan umat, sampai menyalurkannya untuk kegiatan-kegiatan sosial di berbagai bidang seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, proteksi dan pelestarian budaya Hindu, dsb. Karena luar biasanya kepopuleran Pura ini, sampai-sampai TTD juga menerapkan sistem ticketing untuk berbagai hal yang mungkin akan dilakukan oleh peziarah. Mulai dari sekedar masuk Pura dan darshan kepada Tuhan Srinivasa, melakukan persembahan khusus, dan mengikuti upacara-upacara yang terjadwal dalam kehidupan keseharian Pura ini. Semakin mudah dan cepat bisa masuk ke dalam Pura, maka semakin mahal harga tiket yang harus dibayar. Jadi kita mengenal pembelian tiket sampai booking tiket VIP dan VVIP untuk sekedar masuk ke dalam Pura. Sistem ini selain membantu keberlangsungan dukungan dana untuk Pura, juga mempermudah bagi peziarah yang memiliki sedikit waktu. Bayangkan saja dengan waktu libur kita yang terbatas di luar India, kita jauh-jauh datang ke Thirumala, lalu harus antrilagi berjam-jam.<br /><br />Dengan nilai uang yang sangat tinggi di India, banyak yang tidak dapat membeli tiket VIP apalagi VVIP, padahal bagi kita orang Indonesia yang mampu ke luar negeri, 200 – 300 ribu bukan jumlah yang berarti. Itu karena nilai uang kita justru sangat rendah di negara kita sendiri. Semisal di Indonesia kita tidak bisa beli beras seharga seribu Rupiah sekilo, tapi di India, dengan sejumlah Rupee dengan nilai yang sama bisa. Saat ini mungkin 1 Rupee India sekitar Rp. 300,00. Anggaplah tiket VVIP seharga 1000 Rupee, jadi sekitar Rp. 300.000,00. Di India dengan seribu Rupee kita bisa beli macammacam, tapi di Indonesia, nyaris tidak berharga. Di sisi lain, rakyat India sekalipun bisa mendapat kebutuhan pokok dengan harga yang jauh lebih murah dari di Indonesia, tetapi secara otomatis seribu Rupee juga termasuk jumlah yang besar bagi rakyat kebanyakan di sana. Bayangkan saja negara-negara yang nilai mata uangnya jauh lebih tinggi dari Indonesia. Jadi ticketing ini cukup menguntungkan bagi peziarah yang datang dari luar India seperti kita. Beberapa saudara kami yang ke Thirumala, semua membeli tiket VVIP. Tapi itupun membuat mereka harus antri 2-3 jam untuk masuk dan melihat ke dalam Ruang Mahasuci (hanya kurang dari 10 detik!).<br /><br />Antri 5-6 jam<br />Seorang paman dari Negeri Jiran berkisah kepada saya. Dia datang berziarah ke Thirupati dan hendak membeli tiket VVIP. Dengan nilai mata uang negaranya, tentu beliau termasuk orang yang sangat berada bila di India. Sayang, semua tiket VVIP, bahkan VIP biasa pun sudah habis. Uring-uringan mereka sekeluarga terpaksa mengikuti jalur biasa yang bisa memakan waktu 5-6 jam, mendaki ribuan anak tangga yang melalui keenam bukit menuju bukit ke tujuh yang paling tinggi. Ribuan peziarah lokal dari kalangan bawah juga mengikuti jalur yang sama, karena mereka memang tidak punya uang untuk membeli tiket VIP apalagi VVIP seperti “turis kaya” semacam kita.<br /><br />Satu keluarga berpenampilan miskin dan lusuh menjadi teman seperjalanan keluarga paman. Paman bertanya kepadanya dia datang dari mana. Dia menyebut sebuah desa yang cukup jauh juga sekalipun masih dalam negara bagian Andhra. Lalu bagaimana dia datang ke sini? Mereka sekeluarga ternyata berjalan kaki dari desanya karena tak ada biaya untuk sewa kendaraan! Lalu sudah berapa kali mereka berziarah ke Thirupati? Sang ayah berkata kalau dia sejak usia 7 tahun selalu ke Thirupati setiap tahun tanpa absen (kira-kira dia berusia 35-40 tahun saat pertemuan itu). Wow! Dan dia selalu menempuh jalan yang sama, karena dari sekian tahun yang lalu ekonomi keluarga mereka tidak pernah membaik. Selama sekian tahun dia berjalan kaki dari desanya, lalu mendaki ribuan anak tangga sampai ke puncak bukit ke tujuh, mengantri berdesakan selama 5-6 bahkan pernah 8-12 jam (ini biasa kalau ada perayaan besar seperti Brahmotsava, “perayaan ulang tahun” Pura Agung itu), dan itu hanya untuk dapat melongok ke dalam Ruang Mahasuci yang tak lebih dari 10 DETIK!<br /><br />Tidak mencari apa-apa<br />Paman baru sekali lewat jalur non VVIP ini. Dia bertanya, “Apa yang anda cari di sini. Apa yang anda mohon setiap tahun dari Tuhan Srinivasa dengan menempuh kesulitan begitu besar?” Si ayah, kepala keluarga yang miskin ini menjawab, “Saya tidak mencari apa-apa. Saya tidak memohon apa-apa. Saya hanya ingin memperlihatkan pada Tuhan Srinivasa bahwa selama setiap tahun ini saya baik-baik saja dan sekarang saya membawa keluarga saya, juga untuk memperlihatkan bahwa mereka baik-baik saja. Saya<br />datang untuk berterimakasih karena Tuhan Srinivasa selama sekian lama sudah merawat saya dan kami semua dengan begitu baik.”<br /><br />Airmata Paman menetes (saya yang mendengar cerita ini juga meneteskan airmata). Paman sudah merasakan, bahwa dengan bertemu keluarga ini, seluruh perziarahannya ke Thirupati Thirumala sungguh-sungguh berhasil. Perziarahan ke Pura Agung paling termashyur di dunia ini dan Darshan 10 detik kurang itu sekarang benar-benar bermakna. Tuhan Srinivasa Sendiri sudah mengajarkan kepada kami, bagaimana sesungguhnya cinta sejati kepada-Nya. Inilah bagaimana kunjungan ke sebuah Pura merubah pandangan kami terhadap hidup ini, terhadap diri kami, dan terhadap Tuhan. Inilah bagaimana Tuhan yang bertahta sebagai Sri Srinivasa Perumal dalam bentuk sebuah arca batu hitam yang tak dibuat oleh makhluk fana manapun, telah mengubah hati kami! Inilah keajaiban dari Dharma yang telah menjadi pelita penerang keluarga kami selama ratusan generasi.<br /><br />Sumber : <a href="http://www.mediahindu.net/index.php/berita-dan-artikel/artikel-umum/61-keajaiban-disebuah-pura.html"><span style="font-weight:bold;">MEDIA HINDU Online</span></a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-16222347753569341682010-04-08T16:34:00.002+08:002010-04-08T16:40:35.798+08:00Samadhi "bekerjanya diam"Diam, dalam arti tanpa gerakan fisikal-mekanis dan tanpa kerja verbal atau membisu, memang punya arti penting dalam laku- spiritual. Ia disebut mauna. Namun lebih dari itu, esensi diam dalam konteks laku-spiritual adalah mendiamkan gejolak pikiran dan gelora perasaan, mendiamkan pusaran-pusaran mental —"citta vritti niroda". Pada tataran ini, seseorang bisa saja kelihatan sibuk secara fisikal-mekanis, namun diam, senyap, secara mental. Atau sebaliknya, tampak diam, namun penuh kerja, amat produktif.<br /><span class="fullpost"><br />Keterjebakan kita pada pola-pandang kasat-indria menyebabkan kita tak bisa menyaksikan `bekerjanya diam. Namun, bila saja Anda sesekali mencoba duduk diam, mengamati apapun yang terjadi di dalam, yang berlangsung di benak Anda saat ini, boleh jadi Anda terkejut. Kenapa? Karena, dalam ke-diam-an Anda itu, ternyata ada hiruk- pikuk, ada kesibukan luar-biasa di dalam.<br /><br />Selama kita terjaga —bahkan saat tidur dan bermimpi sekalipun— selalu terjadi kerja fisikal dan mental. Dan selama fisik dan mental ini aktif bekerja, dimana segenap enerji-vital tersalurkan untuk menggerakkannya, spirit tak berkesempatan bekerja karena tanpa suplai enerji-vital secukupnya. Enerji-vital yang tersedia terserap sepenuhnya atau sebagian besar hanya guna mengerjakan hal- hal yang bersifat fisikal-mekanis dan mental saja.<br /><br />Nah.... dalam rangka memporsikan cukup enerji-vital bagi bekerjanya spirit inilah para penekun spiritual menggelar tapa- brata. Seperti juga fisik yang membutuhkan pangan-kinum, mental dan spiritpun membutuhkan pangan-kinumnya sendiri. Kalau fisik ini butuh pangan-kinum yang bergisi, maka mental dan spiritpun butuh yang bergisi pula. Kalau mental butuh penyegaran, butuh hiburan, humor-humor segar yang mendidik, butuh bentuk-bentuk hobi tertentu, jenis-jenis rekreasi dan olah-mental tertentu, demi kebugarannya, maka, olah-batin, laku-laku spiritual adalah apa yang dibutuhkan spirit guna mengembangkan dan meningkatkan vitalitasnya. Dan semua itu hanya mungkin dicapai dalam heneng, dalam diam —baik secara fisikal maupun mental. Dalam terminologi yoga, inilah yang disebut dengan dhyana-samadhi.<br /><br />Samadhi adalah `bekerjanya diam. Suatu ketika Rinzai, seorang Master Zen yang hidup di negri Cina sekitar abad ke-9 masehi pernah berkata "Jika kamu mencoba untuk menghayati Zen dengan bergerak, hal itu berarti memasuki keheningan. Jika kamu mencoba untuk menghayati Zen di dalam keheningan, hal itu berarti memasuki gerak". Mungkin Anda dapat dengan mudah serta-merta mendiamkan kerja fisikal Anda, namun kenyataan praktisnya, kita tak bisa serta-merta mendiamkan kerja mental. Setiap kontak-kontak indriawi membangkitkan gejolak dan geloranya sendiri pada tataran mental dan batiniah; ada yang keras ada yang lemah, ada yang berlangsung lama ada pula yang singkat saja, ada yang mengundang respons, ada yang berhenti sampai disitu saja, ada yang membekas dalam ingatan ada yang berlalu begitu saja tanpa bekas berarti.<br /><br />Inilah faktanya.<br /><br />Seperti yang diungkap oleh Danghyang Nirartha di awal tulisan ini, seorang mahayogi adalah seseorang yang mampu bekerja dalam diam, yang mampu ber-karma di dalam akarma. Di dalam kekawin "Nirartha-prakreta", beliau juga mengungkap: "Ketika hati telah tenang dan hening, jernih dan cemerlang, menyusuplah ke alam sunya; demikianlah akhirnya batin mencapai kesempurnaan". Makanya, seorang penekun spiritual melakoni tapa-brata dalam rangka membatasi kontak-kontak ini, disamping memperkokoh pertahanan terhadap munculnya gejolak dan gelora batiniah. Tapa-brata merupakan sadhana utama yang sangat membantu praktisi yoga untuk mencapai samadhi.<br /><br />Guna memungkinkan `bekerjanya diam, para suciwan, para pendahulu kita menyediakan tapa-brata. Dalam tapa-brata, disamping guna memungkinkan bekerjanya sang spirit, sang jiva, juga secara proaktif menggalang kondisi diam, kondisi heneng nan hening, yang amat dibutuhkan ini. Sekali kondisi ini dicapai, jivãtman —yang terang-benderang sifatnya— akan bekerja dengan sendirinya. Dan apapun yang dikerjakannya, akan bersifat luhur, mulia. Karena sesungguhnya dialah mata-air kemuliaan itu, dialah segenap kemuliaan dari ras manusia. Dialah pengejawantahan dari Eksistensi Sejati dalam segenap makhluk.<br /><br />Semoga Cahaya Agung-Nya senantiasa menerangi setiap gerak dan langkah kita.<br /><br />Semoga Kedamaian dan Kebahagiaan menghuni kalbu semua insan.<br /><br />Sumber : <a href="http://okanila.brinkster.net/mediaFull.asp?ID=1466"><span style="font-weight:bold;">Hindu-Indonesia.com</span></a><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-69586807275588228142010-04-03T22:07:00.004+08:002010-04-08T17:45:27.806+08:00Lontar Raja PuranaHalaman 1b <br /><br />Ini perihal ketentuan dan kewajiban di pura Besakih (Gunung Agung) yang tercantum dalam Piagam Raja (Dalem). Anglurah Kebayan di Besakih dan Sedahan Ler di Selat mempunyai tugas yang sama untuk memelihara dan menegakkan piagam raja ini. Begini disebutkan, persembahan raja berupa tanah sawah untuk laba pura. Tanah itu ada di wilayah desa Tohjiwa terletak di subak Kepasekan, Bugbugan, Lenging Ogang, Lod Umah, Dauh Kutuh, jumlah semuanya berbibit 12 1/2 tenah, untuk Batara Ratu Kidul sepertiga, Batara I Dewa Bukit Pangubengan sepertiga, Batara Dewa Danginkreteg sepertiga, jadi masing-masing pura mendapat sawah berbibit 3 tenah 2 depuk. Lagi sawah untuk laba pura persembahan Dalem ke hadapan Batara di Batumadeg tanah sawah di desa Tangkup yang terletak di Jejero berbibit 5 tenah. Lagi laba pura persembahan Dalem ke hadapan Batara Manik Geni berupa tanah sawah di Muncan yang terletak<br /><span class="fullpost"> <br />Halaman 2a <br /><br />di Teba Kulon, Teba Lor, berbibit 4 tenah. Persembahan Dalem ke hadapan Batara Basukihan, dan Batara Tulus Dewa berupa tanah sawah di desa Klungah terletak di subak Bukihan berbibit 12 tenah yang juga dipergunakan untuk bebakaran. Untuk pesangon juru arah, pengusung Sang Hyang Siyem, Batara Rabut Paradah ialah hasil sawah di desa Macetra di sebelah selatan bukit Santap berbibit tiga setengah tenah. Ini ketentuan yang pertama. Warga keturunan dari Majapahit yang ikut bersama Sri Kepakisan yang datang dan menjadi raja di Bali ialah keturunan warga Kanuruhan, Arya Kenceng, Arya Delancang, Arya Belog, Sira Wang Bang. Sesudah itu Arya Kutawaringin. Pangeran Asak mengembara<br /> <br />Halaman 2b <br /><br />akhirnya sampai dan tinggal di Kapal. Di sini diangkat sebagai menantu oleh Arya Pengalasan berputra laki-laki bernama Pangeran Dauh, Pangeran Nginte dan ada pula yang wanita. Pangeran Nginte berputra Gusti Agung, Gusti di Ler. Pangeran Dauh berputra laki-laki dua orang dan wanita, yang diperistri oleh Pangeran Pande, yang tertua diperistri sepupunya, yang lebih kecil diperistri oleh Pangeran Dauh yang disebut Pangeran Srantik di Camanggawon. Keturunan Arya Kanuruhan: Pangeran Pagatepan dan Pangeran Tangkas. Pangeran Pangalasan menurunkan:<br /> <br />Halaman 3a <br /><br />Srantik ini kesatria dari Majapahit bersepupu dengan keturunan Pangeran Dauh Bale Agung warga Arya Kepakisan menjadi menteri Dalem Kepakisan yang keturunannya antara lain: Pangeran Batan Jeruk, Pangeran Nyuh Aya, Pangeran Asak. Keturunan Arya Wang Bang, Sang Penataran, Tohjiwa, Singarsa termasuk rumpun warga Pengalasan. Keturunan Arya Kenceng yaitu: Tabanan dan Badung, Keturunan Arya Belog: Buringkit dan Kaba-kaba. Keturunan Arya Wang Bang: Pring dan Cagahan Keturunan Arya Kutawaringin: Kubon Tubuh. Tiga orang wesya dari<br /> <br />Halaman 3b <br /><br />Majapahit yang bernama Tan Kober, Tan Mundur dan Tan Kawur. Keturunannya ialah Pacung, Abiansemal dan Cacahan. Pangeran Pande bersaudara dengan Pangeran Anjarame yang kawin dengan saudara Pangeran Anglurah Kanca. Mempunyai anak yang kawin dengan Pangeran Jelantik. Pangeran Pande mengambil istri ke Kapal menurunkan Arya Dauh yang ada sekarang. Dan I Gusti Agung berputra lima orang pria dan wanita tiga orang antara lain: I Gusti Kacang Pawos, I Gusti Intaran. I Gusti di Ler berputra sepuluh orang pria antara lain: I Gusti Penida dan yang wanita kawin ke Kapal (Gelgel) dengan I Gusti Kubon Tubuh. Ini merupakan mufakat dan ketulusan hati yang tersebut di atas ngemong pura-pura di Besakih. Semoga berhasil dan bahagia.<br /> <br />Halaman 4a <br /><br />Ini perihal upaya untuk menenteramkan pulau Bali supaya selamat dan selalu berpahala. Sepatutnya Nglurah Sidemen mengawasi ketentuan pura-pura seperti dahulu, tempat bersemayamnya para Dewa dan Batara. Pikiran yang tenteram dilambangkan dengan Padmasana. Padma Nglayang adalah lambang dari Gunung Agung, Gunung Batur adalah lambang dari gunung Indrakila. Di Besakih bagian selatan tempat. bersemayamnya I Dewa Kidul, bangunan gedong bertembok. Persemayaman Ida I Dewa Manik Mas meru bertingkat satu bertiang empat. Persemayaman I Dewa Bangun Sakti meru bertingkat satu bertiang empat. Persemayaman I Dewa Ulun Kulkul meru bertingkat satu bertiang empat. Persemayaman I Dewa Jero Dalem meru bertingkat satu bertiang empat dan persemayaman I Dewa Empu Anggending sebuah gedong. Persemayaman Batara Sri meru bertingkat satu bertiang empat, persemayaman Batara Basukihan meru bertingkat tujuh. Persemayaman Batara Pangubengan meru bertingkat sebelas.<br /> <br />Halaman 4b <br /><br />Di Penataran, persemayaman I Dewa Atu sebuah meru bertingkat sebelas. Persemayaman I Dewa Paninjoan sebuah meru bertingkat sembilan. Persemayaman I Dewa Mas Mapulilit meru bertingkat sebelas. Ini semua terletak di Penataran Agung. Lengkap dengan tempat jempana semua pura terutama sekali bangunan Sanggar Agung. Bale Agung yang terdiri dari sebelas ruangan, sebuah Kori Agung, di luar pintu gerbang ada dua balai bertiang delapan dan candiraras mengapit pintu gerbang. Perihal persemayaman I Dewa Tegal Besung sebuah meru bertingkat sebelas. Persemayaman I Dewa Samplangan sebuah meru bertingkat sembilan. Persemayaman I Dewa Enggong sebuah meru bertingkat tujuh. Persemayaman I Dewa Sagening sebuah meru bertingkat lima. Persemayaman I Dewa Made sebuah meru bertingkat tiga. Persemayaman I Dewa Pacekan sebuah meru bertingkat satu berbentuk gedong. Persemayaman Pangeran Tohjiwa sebuah meru bertingkat tiga. Persemayaman I Dewa Pasek sebuah meru bertingkat tiga.<br /> <br />Halaman 5a <br /><br />Selanjutnya tentang bale mandapa tempat peristirahatan Dalem didampingi oleh Nglurah Sidemen. Dalem seyogyanya mengetahui semua bangunan suci yang ada di pura Batumadeg yang diemong oleh I Dewa Den Bancingah bersama para Arya dan masyarakat di sebelah barat sungai Telagadwaja supaya dalam keadaan baik semuanya. ini ketentuan mengenai persemayaman para Dewa yang diemong oleh Anglurah Sidemen bersama para Arya dan masyarakat desa di sebelah timur sungai Telagadwaja yaitu: Persemayaman I Dewa Gelap sebuah meru bertingkat tiga bertembok berdinding. Persemayaman I Dewa Bukit bersama permaisuri sebuah meru bertingkat satu bertembok. Persemayaman I Dewa Ratu Magelung meru bertingkat tiga bertembok. Persemayaman I Dewa Wisesa sebuah meru bertingkat sebelas dan sebuah candi raras yang merupakan pintu/jalan keluar masuk I Dewa Bukit. Persemayaman Sang Hyang Dedari sebuah balai bertiang empat yang dibuat dari kayu cendana.<br /> <br />Halaman 5b <br /><br />Persemayaman I Dewa Tureksa sebuah meru bertingkat tujuh. Persemayaman I Dewa Maspahit sebuah meru bertingkat sebelas. Persemayaman I Dewa Manik Makentel sebuah meru bertingkat sebelas, sebuah balai Panggungan beratap ijuk lengkap dengan kain busana, sebuah balai Manguntur. sebuah balai Sumangkirang beratap ijuk. Di luar pintu gerbang dua buah balai Ongkara mengapit pintu. Dan juga dua buah balai Majalila beratap ijuk berhadap-hadapan. Persemayaman I Dewa Manik Geni sebuah meru bertingkat sembilan. Persemayaman I Dewa Penataran sebuah meru bertingkat tujuh. Persemayaman I Dewa Hyangning Made Gunung Agung sebuah meru bertingkat lima. Persemayaman I Dewa Gusti Hyang sebuah meru bertingkat tiga. Persemayaman Ida Hyang Antiga sebuah meru bertingkat satu. Persemayaman I Dewa Hyangning Teges sebuah meru bertingkat satu, semuanya beratap ijuk dan berdinding. Ini bagian yang diemong oleh Anglurah Sidemen. Semua bangunan suci yang berada di Penataran Agung juga menjadi tanggungjawab raja.<br /> <br />Halaman 6a <br /><br />Dan lagi bangunan suci di pura Dangin Kreteg ditetapkan diemong oleh Arya Karangasem. Demikianlah semua bangunan suci yang tertulis dalam piagam. Dan untuk selanjutnya tentang upakara dan upacara besar maupun kecil menjadi tanggungjawab Anglurah Sidemen, juga mengenai kain-busana usungan para Dewa dan alat-alat perhiasan lainnya dibiayai dengan hasil tanah di Bebandem, Cacakan, Pajegan, Gantalan. Ini harus diingat / diperhatikan oleh Anglurah Sidemen, perlengkapan usungan para Dewa selengkapnya dan kewajiban para pemegang sawah milik raja. Begini anugerah Batara Maospahit. "Wahai turunanku raja Majapahit yang kuberikan gelar Ratu Kepakisan yang menjadi raja Bali, turun temurun harus mentaati dan menghormati piagam ini. Pegang dengan teguh piagam ini dan sebar luaskan di Bali. Dibantu oleh keturunan para Arya yang mengiring dan para punggawa yakni:<br /> <br />Halaman 6b <br /><br />Arya Kanuruhan, Kenceng, Belog. Delancang. Dan berikutnya warga Wang Bang yang juga turunan Brahmana yang ikut bersama-sama mengarungi samudra dan warga Kuta Waringin. Kepada Sira Wang Bang saya tugaskan menuju Gunung Agung (Besakih) supaya bersama-sama dengan Sang Kul Putih mohon anugerah ke hadapan Dewa (mengabdikan diri ke hadapan para Dewa) langsung sampai ke puncak Gunung Agung. Maka mulai sekarang Sira Wang Bang bersama Sang Mangku Gunung Agung. Sira Wang Bang bertugas menjaga arca Dewa dan piagam Raja yang turun dari Kahyangan. Ini semua hendaknya diemong selama-lamanya, turun temurun. Aku mengatur / menentukan pemujaan kepada para Dewa dan lanjut upacara pengodalan pada hari Rabu Wage, wuku Kulawu, upacara pemujaan setiap hari purnama dan tilem (bulan gelap) Oktober. Nopember. April, Juli. pada saat itulah raja datang bersembahyang ke Besakih bersama para pendeta dan pasukan. Aku memberi ijin untuk mengambil hasil bumi, udara, tegalan dan sawah di desa-desa, hasil pantai, laut dan gunung di sebelah<br /> <br />Halaman 7a <br /><br />timur sungai Telagadwaja. Terutama hasil tegal dan sawah bukti di desa Muncan. Jumlah uang tujuh belas ribu dan sawah berbibit delapan puluh lima tenah, sebagai biaya dapur dan isi lumbung agung, Sawah-sawah itu terletak di Bukih, Pedengdengan Kelod, sampai ke Keben Aras yang bernama Tinggarata. Pahyasan, Sari, Gunung Sari Lebih, dikenakan bawang putih 2200 biji dan lagi hasil bumi Selat. Ingat barang-barang itu sebagai pengisi lumbung agung yang terletak di halaman luar pura Besakih tempat hasil sawah laba itu seharga 1700. Lumbung itu milik raja dan lumbung pajenengan Batara di Gunung Agung (Besakih). Kalau sudah demikian stabillah persemayaman Dewa dan kedudukan raja. Kalau lumbung Dewa dan milik raja rusak maka diwajibkan desa harus memperbaiki lumbung itu dan mengatapi sampai selesai. Raja memberikan kuasa kepada semua penghulu desa.<br /> <br />Halaman 7b <br /><br />Peringatan kepada Sedahan Penyarikan: supaya menaikkan padi ke lumbung terutama hasil sawah Santen Dawa Higa yang dipergunakan untuk biaya upacara di pura Besakih dan Batara di puncak Gunung Agung. Bahan upakara itu dibebankan kepada masyarakat desa Sikuhan, Renaasih, Luwih, Suarga Peleng, masing-masing 500 biji dasun putih beserta uang dan ayam putih jantan betina, bunga palawa, bunga kasna yang bunganya melekat menjadi satu dan cemara tiblun. Ini harus dibawa setiap hari Kamis Paing wuku Wayang dan Minggu Paing Dungulan ke halaman luar pura Besakih diterimakan kepada Sedahan Dewa. Jangan lalai jangan alpa dan jangan curang. Ini adalah persembahan raja kepada para Dewa dan Batara yang bersemayam di puncak Gunung Agung. Batara bersabda, "Hai kamu manusia taatilah titahku! Piagam ini telah direstui oleh para Dewa Nawasanga.<br /> <br />Halaman 8a <br /><br />Jika tidak mentaati Piagam ini semoga kamu sirna dan menjadi lintah". Ini Piagam tahun 1007 Masehi (929 Saka). Om Namobhye namah, Om Sri wastha sattawasar. Raja Majapahit kabarnya dalam keadaan berbaring. Pada waktu itulah Prasasti yang berupa Piagam ini dikeluarkan. Aku adalah Batara Indra, aku ini adalah Batara Maospahit dan aku raja Majapahit bersama-sama bersemayam di pulau Bali. Diceritakan sekarang Dalem Pakisan yang menurunkan raja Bali. Karena ketulusan hati dan kebijaksanaan beliau ibarat Sang Hyang Darma menjadi raja yang dapat mengalahkan raja Bali yang terdahulu. Dan Sira Wang Bang yang mengabdikan diri kepada Batara di Besakih juga mengemong pura tempat bersemayamnya Batara Naga Basukih. Demikianlah kewajibannya selama hidup serta para turunannya mengabdi mempersembahkan air suci. Sira Wang Bang mengantarkan persembahan raja ke hadapan Batara di Kahyangan tatkala bersembahyang ke hadapan yang bersemayam di puncak Gunung Agung dan Batara Pusering Tasik (Tengah samudra) dan lautan madu.<br /> <br />Halaman 8b <br /><br />Aku mengambil hasil bumi dan angkasa, segala jenis hasil pesisir, lautan dan gunung untuk biaya upacara ke hadapan Batara di Besakih (gunung Agung). Berkat anugerah Batara masyarakat bersatu mematuhinya akibatnya bumi pun makmur. Para Arya semua bersatu yaitu: Arya Kanuruhan, Arya Kenceng, Delancang, Arya Belog, Arya Kuta Waringin. Sabda Batara, "Hai kamu manusia mayapada, jangan engkau durhaka kepadaku. Jika engkau tidak memelihara pura-pura di Besakih persemayaman para Dewa masing-masing dan kalau ada yang rusak tidak kamu perbaiki, tidak bakti, semoga kamu bertikam-tikaman dengan keluargamu dan semoga engkau binasa, martabatmu akan surut dan menderita serta jauh dari keselamatan". Sabda Batara Nawasanga kepada para umat penganut Siwa dan Buda dan para catur wangsa supaya memelihara dan memperbaiki kerusakan pura di Besakih. Apabila waktu bersembahyang melihat warna seperti ijuk sekakab (segabung), itu pertanda turunnya Batara Kidul Bangun Sakti. Ucapkan mantra: Ong, Bang, I, namah. manifestasi Sang Hyang Antaboga yang bersemayam di samudra.<br /> <br />Halaman 9a <br /><br />Kalau kelihatan seperti air tenang itu pertanda turunnya I Dewa Bukit. Ucapkan mantra: Ong, Yang, Ung, namah. ltulah manifestasi Batara Duhuring Akasa / Batara Naga Basukih. Kalau kelihatan ada cahaya seperti api menyala dan gemerlapan, itu pertanda turunnya Batara Atu. Ucapkan mantra: Ongkara Siwa namah swaha. Manifestasi Sang Hyang Siwa. Apabila kelihatan warna putih berkilau-kilauan itu pertanda turunnya I Dewa Sesa. Ucapkan mantra: Ong, Saswara Indra nama swaha. Manifestasi Sang Hyang Surya. Tampak cahaya berwarna merah itu pertanda turunnya I Dewa Rabut Pradah. Ucapkan mentera: Ong, Bang Yudhaya namah swaha. Manifestasi Batara Brahma. Kelihatan cahaya berwarna kuning seperti emas wilis itu pertanda turunnya Batara Maospahit. Ucapkan mentera: Ong, Ong, Tang namah swaha. Manifestasi Batara Wulan.<br /> <br />Halaman 9b <br /><br />Kelihatan. cahaya seperti kaca hitam itu pertanda turunnya Batara Batu Madeg. Ucapkan mentera: Ong, Ang, Ung. Kresnaya nama swaha. Manifestasi Batara Wisnu. Kelihatan cahaya seperti perak bertatahkan permata mirah itu pertanda turunnya Batara Basukihan. Ucapkan mentera: Ong, Mang, Siwaya namah swaha. Manifestasi Sang Agawe Pita. Kelihatan cahaya seperti mirah dan intan yang telah digosok itu pertanda turunnya I Dewa Mas Makentel. Ucapkan mentera: Ong, Mang. Siwaya namah swaha. Manifestasi Batara Rabut Sedana Sakti. Kelihatan cahaya seperti air embun seperti permata jamrut itu pertanda turunnya I Dewa Manik Malekah. Ucapkan mentera: Ong, Sang Bhawantu Sri ya namah. Manifestasi Batara Sri. Kelihatan cahaya seperti bunga teleng gemerlapan itu pertanda turunnya Batari Pertiwi. Ucapkan mentera: Ong, Ong, Sri Sundharu ya namah. Manifestasi Batari Kuwuh/Batari Sundhari. Beliaulah yang menciptakan yang indah-indah dan benda-benda berharga dan persemayaman beliau tiada taranya.<br /> <br />Halaman 10a <br /><br />Kelihatan cahaya seperti kunang-kunang bertaburan itu pertanda turunnya I Dewa Geni / I Dewa Gelap. Ucapkan mentera: Ong Sa, Ba, Ta, nama siwaya. Beliau berwujud baik buruk, bumi dan angkasa. Kelihatan cahaya gelap gulita itu pertanda turunnya Batara Gangga di sebelah selatan Besakih menjadi mata air yang dinamakan Sindu Tunggang. Kisah kenyataan. Kelihatan cahaya gelap gulita turun Batari Gangga di sebelah utara Besakih: menjadi mata air yang dinamakan Sang Hyang Tirta Sakti Amerta. Demikianlah kisah semua mata air pada tahun 122 M. Turun Batara Indra dan membawanya ke Surga. Ini disebut Brahma Tirta terjadi pada tahun 126 Masehi. Turun pada waktu gelap gulita hujan angin kelihatan seperti mas berpermata intan dan terdengar seperti suara gentaworag para Mpu mengalun. Ucapkan mentera: Ong, Nang, Ung, Nang, Ung. Turunlah arca mas bermuka empat, arca perak, tembaga, loyang, besi. Semua bertatahkan permata mirah.<br /> <br />Halaman 10b <br /><br />Turun pada waktu malam hari disertai topan dan hujan itu pertanda turunnya Sang Hyang Siyem berwarna putih kehijau-hijauan dan Sang Hyang Rabut Pradah diiringi dengan tabuh-tabuhan dengdengkuk. Untuk mengingatkan raja supaya bersembahyang ke Besakih bersama para Arya serta rakyatnya mempersembahkan upacara. Semua mengiring malasti ke pancuran Pamanca (Arca) pada paruh bulan terang dengan kurban berupa babi guling 5, suci, dan lis. Di Pulo Jelepung sawah berbibit dua tenah dan lagi di Kinang sawah berbibit dua setengah tenah di Balu Agung Jelantik sawah berbibit empat tenah di Batu Mangecek berbibit empat tenah. Lagi sawah di daerah Tusan yang terletak di Jati Heling berbibit dua tenah. <br /><br />Halaman 11a <br /><br />Di Ketekan Aji berbibit tiga tenah. Di desa Nyalian sawah Dana berbibit empat tenah. Dan lagi hasil bumi Duda sampai di Henteran, Macang. Babalan, itu persembahan Dalem ke hadapan Batara di Pajenengan Dalem. Lagi persembahan Dalem ke hadapan Batara Pajenengan hasil tegalan Payasan dan pegunungan Lebih sampai ke Hengarura, Sukalewih, Pedeng. Galah, Sikuan. Pranasih dan semua warga desanya yang berjumlah 1515 orang. Daerah Muncan yaitu : Susut. Yeha, Pejeng, Tampelan dikenakan gula, atep, ubi-ubian dan buah-buahan. Persembahan raja ke hadapan I Dewa Ratu Kidul berupa hasil dari bagi hasil sawah di wilayah desa Selat yang terletak di Timpas berbibit lima tenah dan bagi hasil di Santen Bulon, Padatahan, Jalantehep, berbibit dua tenah di gunung Paseba. Lagi persembahan Dalem ke hadapan Batara di Pangubengan, Sang Hyang Tirta, I Dewa Bukit Kiwa Tengen, Pajenengan Dalem. berupa hasil dari bagi hasil sawah Pagunungan berbibit lima tahil. Persembahan Dalem untuk upacara ke hadapan Batara Pajenengan Dalem tetap tidak boleh diubah yaitu hasil dari bagi hasil sawah Santen Wetan berbibit lima timbang.<br /> <br />Halaman 11b <br /><br />Persembahan ke hadapan Pajenengan Dalem ditetapkan berbibit dua tenah. Dan sawah pramaseba di Santen Kelod berbibit empat timbang. Hasil sawah Dawa Higa persembahan ke hadapan para Dewa masing-masing berbibit tiga timbang dan untuk Pajenengan Dalem berbibit dua timbang. Sawah pramaseba untuk biaya upacara persembahan ke hadapan I Dewa Wisesa, Ratu Magelung, Pajenengan Dalem berbibit tiga timbang. Persembahan ke hadapan I Dewa Atu bagian dari hasil sawah bukti di Pacalayan, Kemenuh berbibit enam timbang. Dan sawah pramaseba di Pulo Jelepung berbibit dua timbang. Untuk persembahan I Dewa Paninjoan Trenggana, sawah Mategeh berbibit dua timbang. Untuk I Dewa Buncing hasil sawah di Walulang berbibit satu timbang. Persembahan ke hadapan Batara Maspahit dengan ketentuan sampai dengan Pajenengan Dalem, hasil sawah Gumatah berbibit tiga timbang.<br /> <br />Halaman 12a <br /><br />Lagi ada persembahan Dalem untuk biaya rangkaian upacara pangodalan di Kehen, di Panggungan sampai dengan Pajenengan Dalem hasil sawah Pajeg Lalima berbibit delapan timbang. Dan persembahan ke hadapan I Dewa Manik Makentel, I Dewa Mas Malilit, terutama di Sanggar Agung sawah pramaseba di Sukawana berbibit empat timbang. Persembahan Dalem ke hadapan I Dewa Dangin Kreteg setiap bulan Nopember (Posya) diselenggarakan oleh rakyat desa Selat dengan biaya hasil pajak sawah di Mesan berbibit dua tenah. Laba untuk I Dewa Pangubengan hasil dari bagi hasil sawah di Pugung berbibit lima timbang. Tanah laba I Dewa Pasek Baledan termasuk yang mempunyai kewajiban untuk mengerjakan dan menyelenggarakan upacara pengodalan I Dewa Bukit. Apabila rusak palinggih I Dewa Bukit, dikenakan uang 1700 dan beras pilihan yang berwarna merah sebanyak 50 c3;u. pajak dari tanah bukti pramaseba berbibit 10 tenah dan pajak tanah Madesa berbibit 16 tenah dan biaya makan dan minum semua pekerja.<br /> <br />Halaman 12b <br /><br />Persembahan raja ke hadapan I Dewa Atu berupa sawah di desa Macetra yang terletak di Asni berbibit 2 tenah di Bengkel berbibit 10 tenah. Persembahan raja ke hadapan I Dewa Rabut Pradah berupa pajak tanah bukti di Lod Bukit Antap dan tanah pramaseba berbibit 31/2 tenah. Demikianlah persembahan raja ke hadapan I Dewa Ratu Kidul hasil tegal dan sawah di desa Muncan yang terletak di Bebekcabe berbibit 2 tenah Auman wetan berbibit 5 tenah. Dan pesangon para muda yang berkewajiban membawa umbul-umbul, hasil sawah di Auman Wetan berbibit 5 tenah, tanah sawah yang di Teba Kulon berbibit 4 tenah. Biaya untuk bunyi-bunyian semua pura di Besakih hasil sawah di Pedengdengan Beten berbibit 10 tenah. Tanah sawah yang di Bukit Ungguh masing-masing pura mendapat sawah berbibit 1 tenah.<br /> <br />Halaman 13a <br /><br />Semua penggarap sawah di subak Bukihan berkewajiban memikul/membawa sesajen dan hasil sawah untuk keperluan upacara I Dewa Atu di Besakih, hasil sawah di subak Ubung berbibit 10 tenah sampai kepada penggarap di subak Kenabedil. Ada lagi persembahan I Dewa Atu sawah di Kasur Sari dan Duhuring Pangalapan berbibit 8 tenah. Persembahan raja untuk pembiayaan upacara di Besakih hasil sawah di Kinang berbibit 21/2 tenah, Tikbatu berbibit 2 tenah, Benyah berbibit 11/2; tenah. Persembahan raja ke hadapan para Dewa di pura Dewa di pura Batumadeg dan Basukihan hasil sawah desa Tabola yang terletak di subak Cangga berbibit 10 tenah. Persembahan raja ke hadapan Batara Pajenengan dan Gunung Agung hasil sawah di desa Klungah di subak Basukihan berbibit 11 tenah yang dikelola oleh Sedahan Dalem termasuk sawah-sawah di desa Tangkup yang terletak di subak Umajero berbibit 4 tenah. Sawah di subak Bugbugan. Lod Umah, Kubon Kutuh di desa Tohjiwa berbibit 7 tenah.<br /> <br />Halaman 13b <br /><br />ltulah persembahan raja untuk pura Dangin Kreteg dan Kiduling Kreteg. Persembahan raja untuk Pajenengan hasil sawah di subak Kalang berbibit 2 tenah. Persembahan raja ke hadapan I Dewa Rabut Phala sawah di Batu Agung Jelantik berbibit 4 tenah dan di Batu Mangecek berbibit 4 tenah Lagi persembahan raja sawah di desa Tusan yang terletak di subak Jati Heling berbibit 2 tenah, Ketekan Aji berbibit 3 tenah. Termasuk untuk jamuan. Di desa Nyalian terletak di subak Dana berbibit 4 tenah untuk biaya Batara Turun Kabeh di Penataran Agung dan biaya makan para pengiring. Desa Muncan, Susut, Yeha, Pejeng, Tampelan diwajibkan mempersembahkan: gula, atep, umbi-umbian dan buah-buahan.<br /> <br />Halaman 14a <br /><br />Hasil dari Duda sampai Henteran, Macang, Babalang dan hasil tegal Payasan, pegunungan Lebih serta anggota masyarakatnya merupakan persembahan raja ke hadapan Batara Pajenengan Dalem. Sukalewih, Pedeng, Galah, Sikuan, Pranasih semua itu berjumlah 1515 merupakan abdi Batara. Ini patut diingatkan pangodalan I Dewa Mas Malekah pada hari Kamis Wage wuku Sungsang dengan sesajen seperti berikut; kreti sedandanan, guru panggung winangun urip, bawi ji ampin beserta cacahan agung, iwak wawo, serta lis thiti masa, genap serantasan serta gending. Dan lagi upacaranya pada hari yang sama seperti yang sudah-sudah dengan upakara; pisang kembang jati, guling belibis (itik) sedandanan, cacaya berdaging babi, beserta sesayut, 5 pajeg, sesayut pangodalan 7 pajeg. Demikian upakara upacara persembahan raja ke hadapan I Dewa Mas Malekah. Persembahan ini juga diikuti oleh orang-orang sekitar Besakih terus sampai ke Temukus. Peristiwa ini supaya tetap dilaksanakan dan ditaati di bawah pimpinan Sedahan Dalem di Besakih. <br /> <br />Halaman 14b <br /><br />Demikian pula persembahan raja berupa hasil sawah milik raja yang terletak di Bungaya supaya langsung dibawa ke Gunung Agung (Besakih) berbibit 5 tenah dan patut diingat dan harus sampai pada upacara odalan dua kali dalam setahun. Masyarakat Tenganan berkewajiban membayar upeti dari hasil tanah sawah dan tegalan sesuai dengan perhitungan luas tanah dan kain geringsing. Persembahan raja ini supaya diterima oleh Panyarikan Dalem sebagai persembahan ke hadapan I Dewa Pusering Rat, Batara Wisnu, Batara Brahma, Batara Surya, Batara Wulan, I Dewa Manik Angkeran, I Dewa Tulus Dewa, Ini persembahan raja yang patut dihormati dan ditaati. Sedahan Dalem bernama I Prejo hendaknya ingat akan kewajiban mengamankan dan mengatur persembahan raja di sebelah barat Besakih sampai ke sebelah utara di kaki Gunung Agung sampai pesisir, batas baratnya sampai di Pangootan. Ini merupakan persembahan raja kepada pura-pura di Besakih berupa kacang-kacangan dan buah-buahan. Hal ini supaya diingat oleh Ki Prejo untuk selama lamanya. Ong Mastu Bhyonamah. Ini kesimpulan raja sebagai perwujudan ketulusan hati ke hadapan para Dewa. <br /> <br />Halaman 15a <br /><br />Kamis Pon wuku Wayang hari kedelapan paruh bulan terang September, saya Arya Kapakisan raja Bali mulai menetapkan ketentuan tentang pura Besakih setelah bermusyawarah dengan Arya Kanuruhan, Kenceng, Dalancang, Belog, Waringin. Sira Wang Bang mendukung keputusan raja dan akan bakti ikut serta memelihara bangunan suci persemayaman I Dewa Bangun Sakti, Manik Mas, persemayaman Sang Ananta Boga yang bernama Padma Sapta Bumi serta pesuciannya di Sindhu Tunggang. Persemayaman Batara Sapta Akasa atau Sang Naga Basukih berupa meru bertingkat 7 di pura Pengubengan dan di sana ada mata air yang disebut Tirta Amerta Urip. Persemayaman I Dewa Rabut Phala di pura Kiduling Kreteg meru bertingkat 11, juga disebut persemayaman Batara Brahma. Persemayaman I Dewa Wisesa Selemadeg / Batara Wisnu meru bertingkat 11. Persemayaman I Dewa Wisesa / Batara Raditya meru bertingkat 11. Persemayaman I Dewa Maospahit / Batara Candra meru bertingkat 11.<br /> <br />Halaman 15b <br /><br />Persemayaman Batara Siwa Nyatur Muka / Batara Guru meru bertingkat 11. Batara Guru menunggal dengan Batara Bukit dan Batara yang menguasai dunia. Ini yang dipuja dan disembah oleh raja sampai dengan persemayaman Sang Taksaka/Batara Kwera yang disebut Luhuring Akasa sebagai penjaga kestabilan dunia. Stana I Dewa Manik Makentel / Batara Rabut Sedana meru bertingkat 11. Stana I Dewa Basa manifestasi Sang Hyang Tapapita yang menciptakan tempat suci dan air suci dunia, meru bertingkat 9. Dan demikian ini lagi kewajiban raja ke hadapan para Dewa untuk seterusnya supaya memelihara dan memperbaiki semua pura dan Taman-tamannya serta 'upacaranya tanpa kecuali semua mengikuti raja berdatang sembah terutama orang-orang yang mendapat kedudukan Pangeran, para pendeta dan balian. Piagam ini patut dipegang dan ditaati teguh-teguh. Dalam pelaksanaannya mempergunakan hasil; tegalan dan sawah di desa-desa yang menjadi laba pura Besakih.<br /> <br />Halaman 16a <br /><br />Ini persembahan raja Bali untuk Batara di Penataran Agung diterima oleh Sedahan Ler yang bernama Ki Prejo dan supaya disimpan di Penataran serta dibuatkan bangunan suci tempat membuat sesajen persembahan raja Bali. Termasuk juga Ki Panyuruhan yang berkedudukan di Selat yang bertugas memegang hasil laba pura Besakih dan harus menyetornya dua kali, setiap enam bulan yaitu setiap hari Jumat Kliwon Sungsang dan Minggu Wage Wayang. Upacara yang diselenggarakan oleh Wang Bang yang merupakan awal persembahan raja Bali pada bulan Juli. Masyarakat desa di sebelah timur sungai Telagadwaja patut mempersembahkan beras putih beserta buah-buahan sesuai dengan ketentuan yang telah diwajibkan supaya dibawa bersama-sama diserahkan kepada Sedahan Ler untuk upacara Batara di Gunung Agung / Besakih pada bulan Agustus. Anglurah Mangku di Besakih berkewajiban menyelenggarakan upacara persembahyangan di pura Gelap dengan kurban kerbau hitam dan sesajen secukupnya. Pada bulan September raja Bali bersama Panyarikan dan para pendeta berkewajiban menyelenggarakan kurban kerbau hitam dan sesajen secukupnya persembahan ke hadapan I Dewa Penyarikan. <br /> <br />Halaman 16b <br /><br />Pada bulan Oktober (Kartika) Anglurah Agung bersama warga Pasek menyelenggarakan kurban kerbau hitam beserta sesajen secukupnya dan gelar sanga yang dipersembahkan ke hadapan I Dewa Pasek. Pada bulan Nopember (Margasira) raja dan masyarakat di sebelah barat sungai Jinah menyelenggarakan kurban kerbau hitam ke hadapan Batara di pura Batumadeg. Pada bulan Desember (Posya) raja Bali berkewajiban menyelenggarakan upacara kurban kerbau hitam dan sesajen secukupnya bersama masyarakat di wilayah Liladnyana supaya mempersembahkan buah-buahan dan umbi-umbian untuk upakara persembahan ke hadapan Batara di Besakih. Semua area Dewa disucikan ke pantai/mata air pada bulan mati (tilem) Desember (Posya). Raja Bali juga menyelenggarakan upacara odalan di pura Dalem Puri dengan sesajen sesayut agung, sajen secukupnya dan babi seharga satu ampin sesuai dengan ketentuan upacara Batari Durga (Batara Kidul). Pada bulan Januari (Magha) raja Bali berkewajiban menyelenggarakan upacara odalan di pura Besakih dengan sesajen secukupnya dan babi seharga 900 kepeng serta sajen perlengkapannya.<br /> <br />Halaman 17a <br /><br />Pada bulan Pebruari (Palguna) hendaknya masyarakat Besakih menyelenggarakan upacara dengan sesajen secukupnya dipersembahkan ke hadapan Dewa Panghulu. Pada bulan Maret (Cetra) seluruh masyarakat desa Besakih di setiap banjar ngusaba membuat sesajen nasi takil sebagai persembahan ke hadapan Dewa di Balai Panggungan dan nasi cacahan secukupnya winangun urip. Pada bulan April (Watseka) hendaknya Pemangku bersama raja mengiring arca Dewa malasti ke pantai Klotok dengan sesajen beralaskan kulit kerbau yos brana serta dimeriahkan oleh seluruh masyarakat Bali. Ki Sedahan supaya mengingatkan persembahan masing-masing desa yang menjadi kewajibannya. Ki Sedahan Ler menimbang pajak bukti yang akan dipergunakan upakara persembahan ke hadapan I Dewa Bukit Tengen. Ki Sedahan Geriana mempersembahkan upacara ke hadapan I Dewa Bukit Kiwa. Ki Sedahan Pesaren mempersembahkan upacara odalan ke hadapan I Dewa Ratu Magelung dengan sajen, suci petak, busana selengkapnya, Komara Ghana Komara Sidhi.<br /> <br />Halaman 17b <br /><br />Ki Sedahan Ler mendapat bukti 220 timbang, Ki Sedahan Pesaren 100 timbang, Ki Sedahan Geriana 100 timbang, Ki Sedahan Badung yang menyelenggarakan upacara pangodal I Dewa Wasesa mendapat 100 timbang, hasil sawah yang terletak di Kondur Kodok di sebelah barat Sewaka, Pidikan, Rarempe. Ki Pasiwer di Duda menyelenggarakan upacara odalan I Dewa Maospahit dan Pajenengan Dalem. Biaya upacaranya hasil sawah dan pegunungan Geriana seharga 550 ditambah dengan hasil tegalan Tutuban. Penyelenggaraannya dua kali dalam 7 bulan yaitu pada hari Sabtu Kliwon wuku Sungsang di Pajenengan Dalem dan pada hari Kamis Wage wuku Sungsang untuk I Dewa Maospahit. Ini harus diterimakan kepada Sedahan Dalem. Ki Sedahan Bancingah memegang sawah bukti yang terletak di Bunteh berbibit 2 tenah. Ia wajib menyerahkan beras 100 timbang untuk biaya upacara persembahan ke hadapan I Dewa Manik Makentel.<br /> <br />Halaman 18a <br /><br />Ki Sedahan Tastasan memegang sawah bukti 2 tenah yang terletak di Mesan. Ia wajib menyerahkan beras 100 timbang untuk upacara persembahan ke hadapan I Dewa Bukit Rabut Phala. Semua hasil laba pura diterimakan kepada Ki Prejo dan Ki Sedahan Jero Ler. Kewajiban yang patut dipenuhi oleh Ki Pasek Kembawon dan Pasek Nengah yang dipercayakan untuk memimpin daerah pegunungan yaitu: desa Sukalewih, Gunung Galah, Sikuan, Pranasuka. Desa Sukalewih dikenakan uang 2000 kepeng. Gunung Galah 1000 kepeng. Rarisitem dan masyarakat desa Tuminghal dikenakan pajak berupa uang 4000 kepeng, desa Sikuan 700 kepeng. Pranasuka 500 kepeng. supaya dikumpulkan oleh Pasek Sitem dan lanjut menyerahkan kepada Sedahan Dalem ditambah bawang putih 1200 biji. Desa Sikuan 700 biji, desa Pranasuka dikenakan bawang merah 8 ikat, desa Sukalewih juga dikenakan kulit melinjo seberat uang kepeng 10.000.<br /> <br />Halaman 18b <br /><br />Di samping itu juga diwajibkan membantu dan menjaga pura Besakih terutama sekali sebagai tenaga kerja di pura Besakih. Ini milik Delta tidak boleh dimiliki sendiri. Ini peleburan segala bencana dan malapetaka dengan sesajen: tumpeng 1 buah berlauk terasi merah, bawang jahe. beras 1 takaran (1 kulak), benang 1 tukal, uang kepeng 225, segau, tepung tawar. Lis dari daun kelapa muda. Menteranya: Oh Sang Kala Purwa, Sang Kala Sakti, Sang Kala Braja, Sang Kala Ngulaleng, Sang Kala Tamba Petra. Sang Kala Suksma, jangan sembarangan menyusup merasuki. Jangan sembarangan mengganggu, ini hidangan santapanmu tumpeng dan terasi beserta bawang jahe, makanlah! Setelah itu silakan pergi! Bila kurang suguhan ini, pergilah ke Pasar Agung, ini uang 225 kepeng, benang 1 tukal. pergunakan untuk berbelanja di Pasar Agung. Berikan anak dan istrimu serta cucu, jangan kemari lagi, marilah bersama saling menjaga dan semoga sama-sama berhasil. Sajen ini hendaknya lengkap.<br /> <br />Halaman 19a <br /><br />Ini penebusan para Pemangku yang sudah suci. Perincian kurbannya: ayam 5 ekor, babi guling 1, tulung urip. itik 2 ekor, Us 2, anjing bang bungkem, uang 500 kepeng, kain seperangkat, penek gurih, untek 16 buah, peras putih kuning, pisang kembang, pisang jati dan perlengkapan kurban secukupnya. Kurban yang di halaman berupa: angsa dan kepala sapi yang dibuat dari tepung 3 warna (merah, putih, hitam). Tata cara mencampur kurban / caru seperti yang sudah-sudah. Sesuai tingkatannya. kecil (nista), sedang (madya), besar (utama) dari kurban menurut kemampuan atau kehendak. Ini upacara penebusan kepada semua yang menyebabkan bencana: Kurban yang disebut Eka Dasa Rudra yaitu kurban untuk semua Bhuta Kala di Bali. Kurban/caru di desa-desa terdiri dari ; tulung banyaknya 11, panyeneng, uang 200 kepeng, benang 1 tukal, peras ing tapi, kumaligi, isuh-isuh, tepung tawar, kumba agung banyaknya 9, beserta tempatnya dan diisi dengan air kelapa muda (ririhan) jayanti jayamandala, sirih dan pinang, buah-buahan.<br /> <br />Halaman 19b <br /><br />Maksudnya untuk menghilangkan bahaya dan bencana desa serta yang memimpinnya. Ingatkan membuat sanggar tawang seperti yang sudah-sudah. Ini kurban Manca Balikrama. Menjadi kewajiban dan tanggungjawab raja. Dilaksanakan setiap pergantian bilangan puluhan tahun Saka di Penataran Agung Besakih. Sesudah di Pura Besakih, di Bancingah Agung. Kalau tidak demikian di Pasar Agung. Setelah dilaksanakan terlebih dahulu di desa-desa dengan kurban yang kecil (nista), sedang (madya) dan besar (utama). Kurban utama di halaman terdiri dari: harimau, menjangan, banteng, kidang, bagukan. kera hitam, kerbau merah. kerbau hitam, kambing, angsa, belibis (itik liar), ayam. Pada halaman dibuat gambar Yama Raja. Yang utama binatang berkaki empat belang pada lehernya disesuaikan dengan nilai penjuru bumi. Semua itu dagingnya dicincang dijadikan lauk-pauk dan kulitnya direntangkan, dijadikan dua tamas berisi lauk daging yang dicincang, lauk karangan yang lengkap 1, sate calon masing-masing 45, sate kambing 40, sate dan adonan itik ayam masing-masing 20 sesuai dengan yang sudah-sudah. Posadi sebanyak 9 buah, sesuai dengan warna dan neptu (nilai).<br /> <br />Halaman 20a <br /><br />Kumaligi. jangan sakawali, balung gegending (tulang lutut kaki belakang), sate sahuyung. calon sahuyung dalam panai, tumpeng 2 buah, ayam wiring (berbulu merah) dipanggang, bunga, kera hitam, nasi tamasan injin (beras hitam). Kurban/caru di bawah (sor): ikan sungai binatang sawah yang masih hidup, ayam hitam sumalulung winangun urip, nasi merah dan putih, sate calon ditempatkan sesuai dengan warna, sengkowi di kiri kanan 2, macan beserta sate 27, menjangan beserta sate 111.sajen di bawah Yama Raja pabangkit banyaknya 1, pajeg manca warna (lima warna). Mapanyeneng sesuai dengan warna, ayam 5, buda, mapagu, berisi tumpeng dengan lauk sate calon masing-masing 1, berisi sampian naga sari, sirih, uang 25 kepeng, masing-masing berisi cau renteng sesuai dengan warna, terutama urab bang dan urab putih beserta sesantun sesuai dengan neptu, bayang-bayang kerbau merah, hitam yang dipolakan seperti hidup, berisi sengkowi 2, nasi tumpeng dari beras hitam/injin, beralaskan daun biah (sejenis talas). nasi berwarna beralaskan daun talujungan, panggungan 5 berumbai-rumbai sesuai dengan warna, jawung-jawung berbentuk senjata, <br /> <br />Halaman 20b <br /><br />sanggah cucuk banyaknya 5, berubag-abig, sesuai dengan warna. Andudu, peji, pohon pisang yang berbuah beserta jantungnya. tebu, pinang setandan, sirih sagulung, nira sebrerong. arak dan berem masing-masing setempurung kelapa, tegen-tegenan umbi-umbian dan buah-buahan, tongkat pemukul dari kayu canging. Kelima panggungan itu masing-masing berisi pabangkit satu dandanan dan gelar sanga sesuai dengan tempat/bumi diisi uang 1700 kepeng dan perlengkapannya secukupnya, peras. benang setukal, uang 227, daging kumaligi, beras terkenal di sebelas desa, 11 macam air, uang 100, benang setukal. Bersanggar tawang berpetak tiga, bersajen suci, catur berisi lingga ditempatkan di Sanggar Tawang empat dandanan, guling itik 4, lada beserta catur 3 buah. saput catur sebanyak 4 kuub.<br />Halaman 21a <br /><br />Di panggungan di depan pendeta memuja, pada stana para Dewa masing-masing dipersembahkan sajen suci sedandanan terutama sesantun. Diiringi gambelan dan tari-tarian sakral selengkapnya. Semua para Arya bersembahyang ke hadapan Batara Nawa Sanga Pahalanya bumi Bali akan subur dan makmur tidak ada mara bahaya. Ini kurban/caru bumi. Yang memimpin/mengantar upacara: Pendeta Siwa. Buda. Sengguhu, Dukuh, Resi Sewa Soghata di dalam memuja mengantar upacara menghadapi: periuk kecil yang belum pernah dipakai 25, diikat dengan benang sesuai dengan warna. periuk besar/pangedangan 5, panai besar yang baru 5, yang kecil 10, kukusan yang baru 5, panai kecil 5, nyiru 15, kipas 6, beras tapisan 5 kantung, uang 500 kepeng, di tengah-tengah sekarura, kawangen secukupnya, tabuh-tabuhan dan tarian sakral. Selesai. Kurban caru di perbatasan desa: daging banteng yang dicincang ditaruh dengan teratur di atas 3 helai daun pepaya, sengkowi 11, nasi tamasan 2 tamas, ulam karangan 5 karang, nasi bakulan 5 bakul, nira 1 umbeh dan uang kepeng 2000, kain secukupnya, anjing bang bungkem dipolakan seperti hidup, cacahan 9 tanding, nira 1 umbeh/brerong. ayam hitam sumalulung 2 ekor, tumpeng merah dan hitam 2 buah, nasi berlauk daging pecel babi hutan, tuak setempurung kelapa ; pahalanya bahagia dan selalu berniat baik. Ini tata cara kurban/caru pada waktu bumi tidak tenteram, supaya ditaati oleh seluruh masyarakat.<br /> <br />Halaman 21b <br /><br />Sajen Panihis mehyu di pura Besakih Dangin Kreteg, permulaannya mempersembahkan guling itik, sajen sedandanan, rantasan (kain secukupnya), beras acatu mujung (2 kilogram), itik dan ayam yang masih hidup, tegen-tegenan umbi-umbian dan buah-buahan secukupnya. Persembahan ke hadapan I Dewa Manik Mas. Lagi persembahan ke hadapan I Dewa Tirta; guling itik putih, kain putih secukupnya. sajen dandanan, panai yang masih baru, itik putih, ayam putih secukupnya untuk persembahan di Tirta. Bila persemayaman Batara yang ditihis setiap palinggih bertikar baru berkasur putih, bantal cecanden putih, maleluhur putih, pulu sebanyak 3 buah, pasukulan sebanyak 1, pasepan banyaknya 1, pabebeh banyaknya 1, bertali suntagi berhorti katemu.<br /> <br />Halaman 22a <br /><br />Disertai pebangkit 1 pajeg adandanan. bertumpeng galahan banyaknya 20. bertumpeng talompok genap, berguling itik 1, guling babi I, babi yang dicincang 1 dibuat gelar sanga. Kerbau seekor dipola seperti hidup. kumaligi adandanan periuk yang masih baru dan panai baru, beras acatu mujung (2 kilogram) benang setukal, uang 227 sebagai isi panai, lagi uang kojong kumaligi 75. Sajen sedandanan, guling itik, mapras. selengkapnya. Selesai. Ini kurban pabalik sumpah di Penataran Agung dan di Bancingah Agung sewilayah Dalem. Diawali Dewa Alis mempersembahkan upacara permohonan ampun ke hadapan Batara dengan sesajen 11 dandanan, perinciannya sebagai berikut: guling itik I, ayam 2, ketupat satu kelan, bulayag 1 kelan, tulung nasi tandingan 11 landing menjadi satu tempat, tumpeng 5 buah, beserta peras, jati kembang, guru jambal samah,<br /> <br />Halaman 22b <br /><br />jejaturan. sedah tubungan, tadah sukla, burat wangi, panghulap, tehenan gunjangan, rantasan, tegen-tegenan, serta itik, ayam hidup, beras dalam bakul, uang 1000, sirih dan pinang bancangan. kacang komak, sudang taluh. Ini upacara permohonan ampun yang utama. Yang sedang (madia) 9 dandanan, yang kecil (nista) 7 dandanan, yang terkecil (nistaning nista) 5 dandanan, sesuai kemampuan banyaknya 3. Ini upacara kurban permohonan ampun yang mempunyai kerja. Ini perihal Bhuta Pada bulan Juli (Kasa) Bhuta Taruna (diundang) kurbannya: anjing bang bungkem, ayam berbulu putih berkaki kuning. Kurban dilaksanakan di ujung jalan. Pada bulan Agustus (Karo), Bhuta Pitung Lek diundang, kurbannya benjit pelen, kukuluban, gangan rangin, sambal jahe, kurban dilaksanakan di pertengahan jalan. Pada bulan September (Katiga), Bhuta Pulung diundang, kurbannya: ayam berbulu merah kakinya berwarna kuning, liwet kacang, jangan kulub ranti, sambal, pelas, kurban dilaksanakan di ujung selatan jalan. Pada bulan Oktober (Kapat). Bhuta Lingga diundang, kurbannya: babi langkang gading, sambat caru, ayam putih keabuan, pupula sakadaton, kurban dilaksanakan di jalan besar.<br /> <br />Halaman 23a <br /><br />Pada bulan Nopember (Kalima), Bhuta Bayuha diundang, kurbannya babi cunduk, liwet kacang, ukem-ukem ayam, pisang, disertai umbut diurab, sambel mayoye. sayur daun dedap yang direbus, kurban dilaksanakan di tengah-tengah. Pada bulan Desember (Kanem) Bhuta rowelas diundang, kurbannya: ayam dipanggang, serah wungkulan, wuwu lasasan, dilaksanakan di jalan ke kuburan. Pada bulan Januari (Kapitu), Bhuta Akasa diundang, kurbannya: babi belang kalung, ayam cintamani, kukumbu kacang, sambal, pelas, dilaksanakan di ujung timur jalan tanpa sanggar. Pada bulan Pebruari (Kawulu), Bhuta Kala Sakti diundang, kurbannya: ukem-ukem dibuat dari ayam hitam, liwet kacang, gedang, sinameni, sayur asam bayam, sambal lawos, pelaksanaannya di persimpangan jalan. Pada bulan Maret (Kasanga), Bhuta awang-awang diundang,<br /> <br />Halaman 23b <br /><br />Kurbannya: anjing putih, ayam dipanggang, sayur asam bayam, sambal berisi kemiri, dilaksanakan di ujung utara. Pada bulan April (Kadasa) Batara Durga Dewi diundang, kurbannya: gumpalan daging mentah dan masak. darah 1 limas, bawang jahe, ayam panggang yang tidak dibalik (matang sebelah), liwet kacang, disertai kukutis ayam. dilaksanakan di tengah jalan dengan puja mentera. Pada bulan Mei (Jyesta) Bhuta Misali diundang, kurbannya: ikan laut, gumpalan ulam pajagalan mentah dan masak, pisang kembang wangi, sanggar bertiang satu, dilaksanakan di jalan yang di timur. Pada bulan Juni (Asada) Bhuta Durga Dewi diundang, kurbannya: ayam hitam dipolakan seperti hidup, pecal daging ayam putih. tumpeng berpuncak telur, berisi gegodoh tumpi, dilaksanakan di barat daya. Ini perihal Bhuta, kurban di Penataran Agung menurut bulan. Selesai.<br /> <br />Halaman 24a <br /><br />Raja berhasil selama hidup, makmur semua murah. Peringatan tentang kewajiban menyerahkan hasil sawah bagi yang memegang laba pura Besakih untuk biaya pangusabayan. Pada usaba Srawana (Juli) upacara ke hadapan Pangakan Bukit: mengadu telur, babi pacah 1, pajuwit 1, untuk di panggungan guling 1. Pada usaba Bhadrawada (Agustus), upacara pemujaan ke hadapan Batara di Batan Angsoka: babi pajuwit banyaknya 1, kerbau putih I, Pada usaba Asuji (September), upacara pemujaan ke hadapan Pangakan. Manik Kentel panggungan dari semua Pemangku. Upacara pemujaan Pengakan Penyarikan, itik 1 ekor yang dikeluarkan oleh desa Takedan. Pada usaba Kartika (Oktober), upacara pemujaan ke hadapan Pangakan Panghulu. Babi dicincang I, babi kecil pajuwit 1. Pada usaba Margasira (Nopember), manelahin mabuluh, babi dicincang 1.<br /> <br />Halaman 24b <br /><br />Pada usaba Posya (Desember), Bhatara Turun Kabeh: 39 babi pinudhukan dicincang 2, pajuwit 1, babi guling 1, kerbau hitam 1. Pada saat bulan gelap (Tilem) upacara di Melmanyema, babi dicincang 2, babi guling 1, patabwan, daging babi seharga 100,daging banteng, kambing. Pada usaba Magha (Januari), upacara pemujaan Pangakan Ratu Kidul: menjamu penjudi, babi yang dicincang 1, guling 1 sebagai isi panggungan. Panggungan dari desa. Pada usaba Palguna upacara pemujaan Pangakan Pasek: babi dicincang I, itik dikeluarkan oleh desa Takedan, babi guling 1. Pada usaba Cetra (Pebruari) upacara pemujaan Pangakan Panulisan: pajuwit itik 1, nasi takilan yang dikeluarkan oleh desa Takedan. Pada usaba Waisaka (Maret) upacara Batara Turun Kabeh: pinudukan babi yang dicincang 1, pabulalangan 1, kerbau hitam persembahan Dalem 3 ekor, kerbau putih 2 ekor. Pada Sugihmanik upacara pemujaan Pangakan Maospahit, babi 1.<br /> <br />Halaman 25a <br /><br />Pada Panampahan Galungan upacara pemujaan Pangakan Menek Kangin: babi I. Di Cambah babi 2. Pemujaan khusus para Dewa pada hari, Selasa Kliwon, Rabu Kliwon, Sabtu Keliwon dan tamu desa dari luar desa dan utusan Dalem, utusan para Gusti dan semua penguasa desa yang datang menerima suguhan. Dan bila malis ke sungai, babi pabhidukan dicincang 1, kerbau hitam 2, kerbau putih 1 dikuliti, babi 1. Peringatan untuk masyarakat desa yang berkewajiban mengusung usungan Dewa. Banjar Penataran berkewajiban mengusung 2 yaitu: Pangakan Atu dan Pangakan Manik Makentel. Banjar Watumadeg 2 yaitu: Pangakan Watumadeg dan Pangakan Manik Api. Masyarakat Padang Bujuh 2 yaitu: Pangakan Bagus Botoh dan Pangakan Manik Bungkah. Masyarakat Kayu Selem 1 yaitu ; Pangakan Buncing. Banjar Dangin Kreteg 3 yaitu: semua Dewa di Dangin Kreteg. Banjar Basukihan I yaitu: Pangakan Bagus Wisesa. Masyarakat Kumukus 1 yaitu: Pangakan Basukihan.<br /> <br />Halaman 25b <br /><br />Banjar Banwa 2 yaitu: Pangeran Tegal Besung dan Pangeran Dimade. Banjar Kelod I yaitu: Pangakan di Batur. Banjar Nangka 3 yaitu: Pangakan Panganten, Pangakan Watu Enggong, Pangakan Manginte. Banjar Galihyang 2 yaitu: Pangakan Anyar, Sang Hyang Penataran. Masyarakat Badheg 1 yaitu: Pangakan Maospahit. Masyarakat Sasana I yaitu: Pangakan Bekung. Masyarakat Watusesa I yaitu: Pangakan Swarga. Masyarakat Pangakan Den Bancingah 2 yaitu: Pangakan Bakas dan Pangakan Tambesi. Dan bila para Dewa diusung ke luar, masyarakat desa dan banjar yang tidak mengusung usungan Dewa, dikenakan denda 20.000 bila tanpa ijin dan didenda 5.500 kalau minta ijin. Dan bila ada masyarakat yang terlambat mengusung usungan Dewa dan sudah melewati batas desa, masyarakat yang demikian itu didenda sebanyak 1000 kepeng. Akan tetapi denda yang sebesar 1000 kepeng itu harus dibayar pada hari itu juga.<br /> <br />Halaman 26a <br /><br />Dan apabila Batara sedang diiring bercengkrama lalu ditinggalkan pulang ke desanya oleh yang mengusung Dewa itu, mereka yang demikian itu ' didenda sebanyak 1000 kepeng. Dan babi pabidhukan dagingnya dibagi tiga, sepertiga untuk beliau yang di timur dan dua pertiga untuk desa. Jumlah persembahan masyarakat desa Yeh Bias ke hadapan Batara di Besakih pada usaba Waisaka ;babi besar 1 seharga 3000 kepeng, beras 40 catu, babi\ panggang 1 dan barang bawaan lainnya sesuai dengan kewajiban yang sudah-sudah. Jumlah beras dari Selat pada waktu usaba Posya; 40 catu, babi 1, beras itu dibagi tiga. Sepertiga untuk beliau yang di timur, untuk desa Besakih sepertiga dan untuk Pemangku Dangin Kreteg sepertiga. Dan daging babi dibagi enam dibagikan kepada semua Pemangku. Untuk bahu sebanyak 2 bagian di Bahan, juru pembawa perintah (juru arah) 2 bagian, beliau yang di timur 1 bagian dan sebagian lagi untuk Pemangku Dangin Kreteg dan masyarakat Selat, juga untuk banjar Dangin Kreteg.<br /> <br />Halaman 26b <br /><br />Peringatan pemberian kepada desa Tusan: bawang 6 tigeh, belandingan 20 ikat, gaplek 20 catu bertempat dalam bakul baru 2 buah, yang dikeluarkan oleh orang-orang Galihyang. Desa Nangka mengeluarkan gula 2 toros, desa Kamukus mengeluarkan dasun dua tenah, masyarakat Besakih, junggul sebanyak 2 pikul, Yang dikeluarkan oleh Desa Tusan. Kalau malis ke laut, kerbau hitam I, babi kecil 1, itik 1, ayam 10, beras 200 catu. Bila Dewa malis ke sungai: kerbau hitam 1, babi kecil 5, itik 5, ayam 10, beras 100 catu. Semua yang dikeluarkan oleh Desa Tusan, pimpinan masyarakat bagian Timur desa Tusan, guling I, pajuwit 1, tumpeng itik 1, tumpeng ayam 4, guru 1, pulut 1 catu, kain seperangkat.<br /> <br />Halaman 27a <br /><br />Tambahan yang dikeluarkan desa Tusan: tumpeng guling 2, tumpeng itik 1, tumpeng ayam 2. ketupat 12, telur 2, babi guling 1, pajuwit, kue kukus pulut dan injin, pisang kembang. Itik dan ayam dikeluarkan dari desa Takedan. Beras dipakai macacaya yang dikeluarkan oleh masyarakat desa Tusan, juga babi, itik dan ayam. Bila Dewa malis ke Tusan: babi guling 1, babi pajuwit, ini dari Desa Tusan. Jika usaba malis ke sungai: pajuwit itik 7, yang berkewajiban membuat panggungan di Penataran bila usaba dane Dauh Patandakan 2 buah serta panggungan untuk menyongsong Batara. I Dewa Manik Makentel oleh Desa Geriana, I Dewa Lod Peken oleh Sedahan Badung, I Dewa Maospahit oleh Sedahan Pikandel.<br /> <br />Halaman 27b <br /><br />I Dewa Atu oleh Sedahan Ler, I Dewa Bagus Wisesa oleh Sedahan Subagan, I Dewa Bukit oleh Sedahan Beji, di Batumadeg oleh Sedahan Pesaren, Mi Sedahan Tastasan, Ni Sedahan Taran. Di Dangin Kreteg oleh Sedahan Pikandel. Peringatan tentang ketentuan masyarakat desa Kawubakal, Sasana, Nyanggelan untuk mempersembahkan apa yang menjadi kewajibannya ke Besakih. Sepatutnya taat. Jika tidak taat kepada bunyi piagam dikenakan denda sebesar 1600. Hari kedelapan rah 0, tenggek 6. Peringatan bagi yang mempunyai tugas mengatapi balai pendopo di Penataran, bagian atas yang sebelah timur, banjar Basukihan, di bawahnya banjar Nangka, di atas bagian utara, banjar Watumadeg, di bawahnya banjar Penataran. Di atas bagian barat banjar Galihyang, di bawahnya banjar Dangin Kreteg, di atas bagian selatan banjar Kelod, di bawahnya banjar Banwa.<br /> <br />Halaman 28a <br /><br />Pajak persembahan dari banjar Galihyang: uang 1000, bawang 10 tigeh, gaplek 10 catu, paketus, sayur-sayuran dari nangka, abutan bawang dari Badheg 7 ikat. Peringatan pada waktu Dewa turun Kajeng; patut berkumpul hari itu. Pada hari Pasah dipersembahkan sajen di Penataran. Sekarang diingatkan bila Dewa malis. Sesudah daharan, Dewa ke Keren esok harinya wawayon di Watumadeg, esok harinya di Menek kangin, lalu bersuci dan terus naik, esok harinya di Panganten. Peringatan untuk orang yang mengadu ayam pada usaba Srawana (Juli) ialah orang yang sudah bersuami istri, orang-orang Nangka, Cabulik. Pada usaba Magha semua yang senang mengadu ayam. ayam aduannya siap di tempat arena. Pada Sugihmanik para penghulu yang mengadu ayam. Pada Penampahan Galungan upacara ngebekin di Dangin Kreteg. Pada usaba Waisaka dan usaba Posya putaran mengadu ayam aduan wajib, dan yang keluar bahan-bahan yang diperlukan di Keren: Kawubakal; Nyanggelan, masyarakat desa Sesana keluar nasi 10,<br /> <br />Halaman 28b <br /><br />tuak satu pikulan dipakai untuk macacaya di Keren. Dagingnya daging kerbau yos brana, dipakai untuk memulai pekerjaan. Masyarakat Nyanggelan lagi keluar beras 20 catu, janur 100 muncuk. Masyarakat Panida keluar babi seharga 2000 kepeng untuk persiapan. beras 20 catu. diterimakan kepada Jero Kebayan.<br /><br />Selesai<br /><br /><br />SUMBER : <a href="http://www.babadbali.com/pustaka/rajapurana1.htm"><span style="font-weight:bold;">babadbali.com</span></a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-15467005240585138362010-03-25T22:22:00.003+08:002010-03-25T22:28:52.581+08:00Kebanggaan Seorang Hindu<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis7IdDZhZYxVN67RVttKY5Cbw1XGvqZhoRGSgM9lR3OoIUtP-RqC2ii0K7Ynz18G9tNG6I3QGNrO5lHthmj1SqhZ7Ztshx6jOlJqzRyRuf02RXZfhIV5zBGrfwnaolQZuKaXRNHzWyTtk/s1600/images.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 124px; height: 93px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis7IdDZhZYxVN67RVttKY5Cbw1XGvqZhoRGSgM9lR3OoIUtP-RqC2ii0K7Ynz18G9tNG6I3QGNrO5lHthmj1SqhZ7Ztshx6jOlJqzRyRuf02RXZfhIV5zBGrfwnaolQZuKaXRNHzWyTtk/s320/images.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5452577803293242466" /></a><br />Dalam dunia entertainment, adalah sebuah kebanggaan bagi artis sebagai trand setter. Artis sebagai trand setter adalah artis yang membuat mode atau gaya baru baik dari segi busana atau penampilan lain yang ditiru oleh masyarakat luas sebagai follower.<br /><br />Begitu pula agama Hindu, yang merupakan trand setter bagi semua agama di dunia. Ketika agama Hindu mengajarkan kebaikan, muncul agama lain yang katanya juga mengajarkan kebaikan. Ketika agama Hindu mengjarkan cinta kasih, muncul agama lain yang katanya mengajarkan cinta kasih. Ketika agama Hindu mengajarkan damai, muncul agama lain yang katanya mengajarkan damai.<br /><br />Apakah agama lain meniru agama Hindu? Saya tidak berhak mengeluarkan pendapat dulu, mungkin saja tidak. Tetapi, tetap saja aku bangga karena Hindu adalah agama pertama yang mengajarkan demikian. Agama Hindu bagaikan matahari, sedangkan agama lain bagaikan lampu jalan yang menyala di siang hari terik. Sudah ada agama yang mengajarkan kebaikan kenapa mesti ada yang lain. Bagaikan menyalakan lampu jalan di sing hari terik.<br /><span class="fullpost"><br />Aku bisa bermain musik berkat Veda. Veda mengajarkan tujuh chakra, yang dikembangkan sebagai tangga nada. 7 chakra menjadi 7 tangga nada yaitu do, re, mi, fa, so, la, si, do. Ini dapat ditemukan dan didasari bukti dalam buku Proof of Vedic Culture’s Global Existence yang ditulis oleh Stephen Knapp seorang Yahudi Amerika yang telah masuk Hindu. Yang sedang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.<br /><br />Siapa anak-anak atau remaja yang tidak kenal Naruto? Dengan jurus-jurus chakra dan aliran tenaga dalamnya yang terinspirasi oleh ajaran Veda. Gerakan-gerakan tangan yang merupakan tradisi Veda yang disebut mudra. Adakah kata “chakra” selain dari literatur Veda?<br /><br />Kung Fu, sebuah tradisi yang sangat membanggakan negeri Tirai Bambu. Siapa yang tahu itu adalah terapan dari Yoga. Pada masa lampu seorang guru dari India mengajar di Cina melihat muridnya loyo saat belajar sang guru mengajarkan Yoga dengan sedikit inovasi sehingga menjadi Kung Fu. Itulah sebab Kung Fu mirip sekali dengan Yoga.<br /><br />Siapa yang mengira tradisi Veda telah mempengaruhi seluruh dunia yang semua buktinya telah dimuat dalam buku Proof of Vedic Culture’s Global Existence. Dalam beberapa agama pada hari khiamat sangkakala akan ditiupkan dan akan muncul juru selamat. Dari mana dapat sangkakala jika tidak dari Veda?<br /><br />Aku bisa menggunakan internet karena ada matematika di mana matematika hanya diajarkan oleh agama Hindu. Sungguh disayangkan dunia masih menganggap angka arabik sebagai angka arabik yang berasal dari Arab. Dan syukurlah matematikawan Arab mau mengakui bahwa itu sebenarnya berasal dari India. 1234567890<br /><br />Jika kita mengatakan Tuhan yang dipuja dalam agama lain sebagai Tuhan yang Omniscient, Omnipotent dan Omnipresent adalah suatu lelucon. Yang pantas disebut Omniscinet, Omnipotent dan Omnipresent hanyalah Śrī Kṛṣṇa. Mengapa?<br /><br />Bhagavad-gita 7.8<br /><br />Wahai putera Kunti ( Arjuna ), Aku adalah rasa air, cahaya matahari dan bulan, suku kata Om dalam mantra-mantra veda; Aku adalah suara di angkasa dan kesanggupan dalam manusia.<br /><br />Aku sangat bangga karena bahasa Sanskerta sebagai bahasa Tuhan dalam Veda ini sama sekali tidak terpengaruh oleh bahasa lainnya tetapi sebaliknya bahwa bahasa Sansekertalah yang mempengaruhi berbagai bahasa di dunia. Kata “Om” atau “AUM” atau “@” adalah simbol kemahakuasaan Śrī Kṛṣṇa di mana A mewakili Śrī Kṛṣṇa, U mewakili Srimati Radharani dan M mewakili seluruh ciptaan-Nya. Di mana simbol tersebut terserap dalam bahasa Inggris Omniscient, Omnipotent dan Omnipresent yang ketiganya diawali kata Om yang dalam bahasa Inggris ketiga kata tersebut merupakan sifat Tuhan. Aku semakin bangga beragama Hindu.<br /><br />Jika membeli kalender Bali 2010 pada bulan Desember 2009, gerhana yang terjadi pada bulan Desember 2010 sekalipun langsung kita ketahui pada pukul berapa, dan dapat dilihat di mana. Di mana NASA dan BMKG mengetahui terjadinya gerhana sekitar dua minggu menjelang gerhana itu terjadi. Dan, perhitungan gerhana dalam kalender Bali itu sangat otentik. Inilah yang membuat ilmuwan Amerika ingin ke Bali untuk mempelajari astronomi masyarakat Hindu di Bali yang tidak menggunakan teleskop. Astronomi itu termuat dalam literature Veda yaitu pada kitab Jyotisa. Satu-satunya agama yang mengajarkan astromi dengan demikian otentiknya adalah Hindu.<br /><br />Sebuah agama bangga dengan adanya larangan makan babi dalam agamanya di mana kini ada wabah flu babi. Mereka berkata itulah sebab Tuhannya melarang makan babi karena babi mengandung penyakit. Mereka lupa bahwa penyakit tidak hanya berasal dari babi saja, masih ada flu burung, antraks, dan sebagainya yang disebabkan oleh eksploitasi terhadap hewan yang tidak alami. Saya punya buku yang menyatakan bahwa berbagai penyakit disebabkan karena eksploitasi terhadap yang tidak alami. Saya juga mendapat surat yang memuat laporan dari pejabat PBB seperti berikut:<br /><br />Konsumsi daging adalah penyebab utama pemanasan global<br /><br />____________________________________________<br /><br />- Lebih dari 70% hutan hujan di Amazon ditebang untuk produksi daging<br /><br />- Peternakan menghasilkan gas rumah kaca lebih banyak daripada gabungan polusi transportasi di seluruh dunia<br /><br />- Menghasilkan 65% nitrogen oksida yang disebabkan oleh manusia (296 kali lebih panas dari CO2)<br /><br />- Menghasilkan 37% metana yang disebabkan oleh manusia (23 kali lebih panas dari CO2)<br /><br />“Peternakan adalah salah satu kontributor terbesar untuk masalah-masalah lingkungan yang paling serius saat ini.<br /><br />Tindakan mendesak sangat dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan ini.”<br /><br />Dr. Henning Steinfeld<br /><br />Kepala Informasi Peternakan dan Kebijakan, FAO-PBB<br /><br />Sayang sekali agama lain tidak tahu betapa bahayanya makan daging, tetapi aku kagum pada Veda, Veda mengajarkan tidak makan daging. Veda tahu akibat dari makan daging sedangkan agama lain tidak tahu betapa bahayanya makan daging.<br /><br />Manawa Dharmasastra 5.48:<br /><br />“na krtva praninam himsam<br /><br />mamsamtpadyate kwacit,<br /><br />na ca pranivadhah svargyas<br /><br />tasman mamsam vivarjayet”<br /><br />(Daging tidak akan bisa didapat tanpa menyakiti mahluk-mahluk hidup, dan penganiayaan terhadap mahluk hidup adalah suatu halangan/pantangan dalam mencapai kebahagiaan suci, oleh karena itu hendaklah seseorang menghindari memakan daging)<br /><br />Manawa Dharmasastra 5.51:<br /><br />“anumanta vicasita nihanta<br /><br />krayavikrayi,<br /><br />samskarta copaharta ca<br /><br />khadakacceti ghatakah”<br /><br />(Ia yang mengijinkan penyembelihan seekor hewan, ia yang memotongnya, ia yang membunuhnya, ia yang membeli dan menjualnya, ia yang memasaknya, ia yang menyuguhkannya, dan ia yang memakannya semuanya itu patut dianggap sebagai pembunuh-pembunuh binatang)<br /><br />Śrī Kṛṣṇa begitu cinta kasih terhadap setiap makluk ciptaan-Nya. Tidak seperti agama lain yang melakukan pembantaian sadis terhadap hewan mungil.<br /><br />Sapi dan kerbau dianggap sebagai hewan yang sangat mulia dalam Hindu. Sapi seperti ibu karena member susu ketika kita bayi. Kerbau seperti ayah yang membuang keringat untuk membajak sawah sehingga kita bisa makan nasi sebagai makanan pokok. Sapi sudah memberi susu, kerbau sudah membajak sawah, seharusnya kita berterimakasih pada mereka. Namun saying, mereka tetap dibantai atas jasa-jasa mereka yang sangat mulia. Śrī Kṛṣṇa Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Engkau sungguh penuh cinta kasih, Engkau mengajarkanku untuk berterimakasih, terima kasih Tuhan. Hare Kṛṣṇa.<br /><br />Baru-baru ini, seorang ilmuwan Jepang bernama Dr. Masaru Emoto mendadak terkenal. Dalam bukunya “The True Power of Water”, ia menuliskan hasil penelitiannya terhadap air. Sungguh menakjubkan bagi seluruh dunia, bahwa dengan penelitian ilmiah, ternyata air mampu merespon setiap aksi manusia. Lagi-lagi menyalakan lampu jalan di siang hari terik. Tuhan sudah memberi tahu dalam Veda bahwa air dapat merespon tindakan manusia.<br /><br />Bhagavad-gita 9.26<br /><br />Kalau seseorang mempersembahkan daun, bunga, buah, atau air dengan cinta bhakti, Aku akan menerimanya.<br /><br />Sudah sejak dahulu kala umat Hindu tahu bahwa air dapat merespon manusia, makanya umat Hindu mempersembahkan air amertha pada Tuhan untuk mendapatkan karunia-Nya. Umat Hindu tidak perlu mikroskop untuk meneliti air itu bisa tidaknya merespon, karena Tuhan sudah memberi tahu akan hal ini. Śrī Kṛṣṇa, Engkau benar-benar maha tahu. Aku bangga menjadi umat Hindu.<br /><br />Semakin bertambahnya waktu semakin banyak agama baru bermunculan, namun Engkau tahu akan hal ini.<br /><br />Bhagavad-gita 17.2-3<br /><br />Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda; menurut sifat-sifat alam yang diperoleh oleh roh di dalam badan, ada tiga jenis kepercayaan yang dapat dimiliki seseorang-kepercayaan dalam kebaikan, dalam nafsu atau dalam kebodohan. Sekarang dengarlah tentang hal ini.<br /><br />Wahai putera Bharata, menurut kehidupan seseorang di bawah berbagai sifat alam, ia mengembangkan jenis kepercayaan tertentu. Dikatakan bahwa makhluk hidup memiliki kepercayaan tertentu menurut sifat-sifat yang telah diperolehnya.<br /><br />Ada pula agama yang mempercayai Tuhannya dalam wujud manusia. Tetapi, tetap Engkau yang pertama turun dalam wujud asli sebagai manusia. Namun, ia yang dianggap sebagai Tuhan dalam wujud manusia itu tidak tahu bahwa agama berikutnya mengharamkan menyekutukan Tuhan dalam wujud manusia. Tetapi Engkau wahai Śrī Kṛṣṇa Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Engkau tahu akan ada ajaran seperti itu.<br /><br />Bhagavad-gita 9.11<br /><br />Orang bodoh mengejek diri-Ku bila Aku menurun dalam bentuk seperti manusia. Mereka tidak mengenal sifat rohani-Ku sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada.<br /><br />Engkau sungguh-sungguh maha tahu, aku bangga menjadi umat Hindu.<br /><br />SUMBER : <a href="http://vedasastra.wordpress.com/2009/12/29/aku-sangat-bangga-beragama-hindu/">http://vedasastra.wordpress.com/</a><br /><br /><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-66101129265687743222010-03-25T22:07:00.004+08:002010-03-25T22:13:27.308+08:00Tata Laksana Mendem Ari ari<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaE7sl5gOy8ZHhOLdxtRsU2yqRJXRRxDRPE4l4Qv0VNiZnLXOtylUMYGCWda9g_k-g7yqGzr823jodPa2vlpOJmw2W020-5TOFao8SgWFlBWjsaj_f798H2B6UnCLXzk20QvbbrRqGnM0/s1600/nyuh.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 272px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaE7sl5gOy8ZHhOLdxtRsU2yqRJXRRxDRPE4l4Qv0VNiZnLXOtylUMYGCWda9g_k-g7yqGzr823jodPa2vlpOJmw2W020-5TOFao8SgWFlBWjsaj_f798H2B6UnCLXzk20QvbbrRqGnM0/s320/nyuh.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5452573410944088706" /></a><br /> Ari - ari merupakan salah satu bagian penting dalam proses perkembangan janin di dalam kandungan. Dalam tatwa Kanda Pat disebutkan bahwa manusia lahir ke dunia dibantu oleh 4 saudara yaitu ari - ari, lamas, darah dan yeh nyom. Ke empat saudara inilah yang menjaga bayi dalam kandungan dan membantu proses kelahiran bayi. Setelah bayi lahir maka sang kanda pat pergi menuju lokasinya masing untuk beryoga dan karena keteguhannya beryoga maka keempat saudara kita tersebutlah pada akhirnya akan menjadi Sang Suratman, Sang Jogormanik, Sang Mahakala dan Sang Dorakala yang akan menjadi saksi perilaku kehidupan dan sebagai penuntun jalan setelah kematian.<br /><br />Saat bayi lahir maka ada upacara khusus yang harus dilakukan untuk mendem ari - ari si bayi. <span class="fullpost"> Saat si ibu dalam proses bersalin maka disiapkan sebuah periuk tanah yang berisis tutup yang mana jika bayi sudah lahir maka ari -arinya dimasukan ke dalam periuk tersebut dan dibawa pulang. Sesampai di rumah maka oleh ayah si anak ari – ari diletakan di dalam baskom/ember baru yang setelah itu alat tersebut tidak boleh dipakai lagi. Lalu ari – ari tersebut di cuci dengan air. Sang ayah harus membersihkan ari - ari dengan bersih dengan menggunakan kedua tangan, tanpa perasaan jijik dan dilakukan dengan perasaan penuh syukur dan kasih sayang, setelah bersih lalu di bilas dengan air kumkuman (air bunga).<br /> Siapkan sebuah kelapa ukuran besar yang masih lengkap dengan kulitnya, lalu dipotong dan dikeluarkan airnya. Pada bagian atas kelapa (bagian tutupnya) ditulis aksara Ah yang melambangkan Akasa dan pada bagian bawahnya ditulis aksara Ang yang melambangkan Pertiwi.<br /> Lalu ari -ari dimasukan kedalam kelapa tersebut, diisi dengan 1 buah kwangen yang berisi 11 kepeng uang bolong yang diletakan di atas ari - ari, 1 potong lontar / ental yang ditulis aksara Ongkara, 1 ikat duri - durian (3macam duri), Rempah - rempah (anget - angetan), wewangian dan boleh juga di isi pesan - pesan lain dari sang ayah dalam hal ini mengacu kepada Desa Kala Patra.<br /> Sesudah lengkap lalu kelapa tersebut dibungkus dengan ijuk lalu dibungkus kain putih dan selanjutnya di tanam. Untuk bayi laki - laki maka ari - ari di tanam di pekarangan dengan posisi di sebelah timur pintu masuk kamar si bayi (misalnya lokasi bayi di bale daja) sedangkan bayi perempuan di tanam di sebelah barat pintu. Masukan ari - ari tersebut ke dalam lubang lalu ucapkan mantram :<br /><br />‘Om Sang Hyang Ibu Pertiwi<br />rumaga bayu<br />rumaga amrtha sanjiwani<br />ang amertham sarwa tumuwuh (nama si bayi)<br />mangda dirghayusa nutugang tuwuh ‘’<br /><br /> Setelah itu barulah ari - ari di timbun dan diatasnya diletakkan batu bulitan sebagai tanda dan ditanam pandan berduri. Hal ini secara sekala bertujuan menjaga ari - ari agar tidak diganggu hewan dan secara niskala bertujuan untuk menghindari gangguan jahat.<br />Setelah itu di atasnya diberi upakara yaitu :<br />4 tanding nasi kepelan yang alasnya terbuat dari daun pisang yang berisi tampelan dan bunga jepun putih dengan ulam bawang jahe, 4 buah takir berisi air lalu letakan disekelilingnya yaitu di atas batu, di bawah, dikiri dan di kanan yang dilengkapi dengan canang. Lalu buatkan segehan lima warna yaitu warna hitam di sebelah utara, putih sebelah timur, merah sebelah selatan, kuning sebelah barat dan manca warna di tengah. Bila sudah sandhikala (sore menjelang malam) maka dinyalakan lilin atau lampu dan ari - ari ditutup dengan kurungan ayam. <br /><br />SUMBER : <a href="http://idapedandagunung.com/content/view/64/40/">idapedandagunung.com</a><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-70551196052052057242010-03-25T21:40:00.004+08:002010-03-25T21:45:52.834+08:00Babad Manik Angkeran<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE01r2JbLtzh39ok4L9EQ6It9Y9P7dzQMfB4ymFd30n7aETRgP6FXy4II64D33aBpocSBCl0m6vWh9caVjHR_hmjiqh9uSm4xlP89LrR2HCvJ1NCI84_NyGBUp3xIFeO55SmLrUtvl5ug/s1600/selat+bali+upload+copy.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 220px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE01r2JbLtzh39ok4L9EQ6It9Y9P7dzQMfB4ymFd30n7aETRgP6FXy4II64D33aBpocSBCl0m6vWh9caVjHR_hmjiqh9uSm4xlP89LrR2HCvJ1NCI84_NyGBUp3xIFeO55SmLrUtvl5ug/s320/selat+bali+upload+copy.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5452566772905066450" /></a><br />Om AWIGHNAMASTU NAMOSIDDHAM,<br /><br />Terlebih dahulu, kami haturkan pangaksama mohon maaf sebesar - besarnya ke hadapan Ida Hyang Parama Kawi - Tuhan Yang Maha Esa serta Batara - Batari junjungan dan leluhur semuanya. Agar supaya, tatkala menceriterakan keberadaan para leluhur yang telah pulang ke Nirwana, kami terlepas dari kutuk dan neraka.<br /><br />Juga agar tidak terkena malapetaka dari Ida Sanghyang Saraswati. Semoga kami semuanya. serta keluarga dan keturunan kami mendapatkan keselamatan. kesejahteraan sampai kelak di kemudian hari di dunia ini.<br /><br />Om Siddha rastu. Om Ksama sampurna ya namah swaha.<br /><span class="fullpost"><br />Sebagai pendahuluan ceritera, tersebutlah di kawasan Jawa, ada pendeta maha sakti bernama Danghyang Bajrasatwa. Ada putranya Iakilaki seorang bernama Danghyang Tanuhun atau Mpu Lampita, beliau memang pendeta Budha, memiliki kepandaian luar biasa serta bijaksana dan mahasakti seperti ayahnya Danghyang Bajrasatwa. Ida Danghyang Tanuhun berputra lima orang, dikenal dengan sebutan Panca Tirtha. Beliau Sang Panca Tirtha sangat terkenal keutamaan beliau semuanya.<br /><br />Beliau yang sulung bernama Mpu Gnijaya. Beliau membuat pasraman di Gunung Lempuyang Madya, Bali Timur, datang di Bali pada tahun Isaka 971 atau tahun Masehi 1049. Beliaulah yang menurunkan Sang Sapta Resi - tujuh pendeta yang kemudian menurunkan keluarga besar Pasek di Bali. Adik beliau bernama Mpu Semeru, membangun pasraman di Besakih, turun ke Bali tahun Isaka 921, tahun Masehi 999. Beliau mengangkat putra yakni Mpu Kamareka atau Mpu Dryakah yang kemudian menurunkan keluarga Pasek Kayuselem. Yang nomor tiga bernama Mpu Ghana, membangun pasraman di Dasar Gelgel, Klungkung datang di Bali pada tahun Isaka 922 atau tahun Masehi 1000. Yang nomor empat, bernama Ida Empu Kuturan atau Mpu Rajakretha, datang di Bali tahun Isaka 923 atau tahun Masehi 1001, membangun pasraman di Silayukti, Teluk Padang atau Padangbai, Karangasem. Nomor lima bernama Ida Mpu Bharadah atau Mpu Pradah, menjadi pendeta kerajaan Prabu Airlangga di Kediri, Daha, Jawa Timur, berdiam di Lemah Tulis, Pajarakan, sekitar tahun Masehi 1000.<br /><br />Beliau Mpu Kuturan demikian tersohornya di kawasan Bali, dikenal sebagai Pendeta pendamping Maharaja Sri Dharma Udayana Warmadewa, serta dikenal sebagai perancang pertemuan tiga sekte agama Hindu di Bali, yang disatukan di Samuan Tiga , Gianyar. Beliau pula yang merancang keberadaan desa pakraman - desa adat serta Kahyangan Tiga - tiga pura desa di Bali, yang sampai kini diwarisi masyarakat. Demikian banyaknya pura sebagai sthana Bhatara dibangun di Bali semasa beliau menjabat pendeta negara, termasuk Sad Kahyangan serta Kahyangan Jagat dan Dhang Kahyangan di kawasan Bali ini. Nama beliau tercantum di dalam berbagai prasasti dan lontar yang memuat tentang pura, upacara dan upakara atau sesajen serta Asta Kosala - kosali yang memuat tata cara membangun bangunan di Bali. Tercantum dalam lempengan prasasti seperti ini<br /><br />"Ida sane ngawentenang pawarah - warah silakramaning bwana rwa nista madhya utama. lwirnya ngawangun kahyangan, mahayu palinggih Bhatara - Bhatari ring Bali lwirnya Puseh desa Walyagung Ulunswi Dalem sopana hana tata krama maring Bali, ayun sapara Bhatara lumingga maring Sad Kahyangan, neher sira umike sila krama" yang artinya: Beliau Mpu Kuturan yang mengadakan aturan tentang tatacara di dunia ini yang berhubungan dengan mikro dan makrokosmos dalam tingkat nista madya utama (sederhana, menengah dan utama), seperti membangun pura kahyangan, menyelenggarakan upacara sthana Bhatara-bhatari di Bali. Seperti Pura Puseh Desa, Baleagung, Ulunswi, Dalem, dan karena ada tata cara di Bali seperti itu berkenanlah para Bhatara bersthana di Sad Kahyangan, karena beliau yang mengadakan tata aturan tersebut.<br /><br />Adiknya bernama Danghyang Mpu Bharadah mempunyai putra Iaki-laki dan keutamaan yoga beliau bernama Mpu Bahula. Bahula berarti utama. Kepandaian dan kesaktian beliau di dunia sama dengan ayahandanya Mpu Bharadah. Beliau memperistri putri dari Rangdeng Jirah - janda di Jirah atau Girah yang bernama Ni Dyah Ratna Manggali. Kisah ini terkenal dalam ceritera Calonarang. Beliau Empu Bahula berputra Iaki bernama Mpu Tantular, yang sangat pandai di dalam berbagai ilmu filsafat. Tidak ada menyamai dalam soal kependetaan, sama keutamaannya dengan Mpu Bahula, ayahandanya. Mpu Tantular adalah yang dikenal sebagai penyusun Kakawin Sutasoma di mana di dalamnya tercantum "Bhinneka Tunggal lka" yang menjadi semboyan negara Indonesia. Beliau juga bergelar Danghyang Angsokanata. Keberadaan beliau di Bali diperkirakan sejaman dengan pemerintahan raja Bali, Sri Haji Wungsu pada tahun Masehi 1049.<br /><br />Ida Mpu Tantular atau Danghyang Angsokanata, berputra empat orang semuanya Iaki-laki. Yang sulung bernama Mpu Danghyang Panawasikan. Yang nomor dua bergelar Mpu Bekung atau Danghyang Siddhimantra. Yang nomor tiga bernama Mpu Danghyang Smaranatha. Yang terkecil bernama Mpu Danghyang Soma Kapakisan.<br /><br />Ida Danghyang Panawasikan, bagaikan Sanghyang Jagatpathi wibawa beliau, Ida Danghyang Siddhimantra bagaikan Dewa Brahma wibawa serta kesaktian beliau. Ida Danghyang Asmaranatha bagaikan Dewa Manobawa yang menjelma, terkenal kebijaksanaan dan kesaktian beliau, serta Danghyang Soma Kapakisan, yang menjadi guru dari Mahapatih Gajahmada di Majapahit, bagaikan Dewa Wisnu menjelma, pendeta yang pandai dan bijaksana. Ida Danghyang Panawasikan memiliki putri seorang, demikian cantiknya, diperistri oleh Danghyang Nirartha.<br /><br />Ida Danghyang Smaranatha, memiliki dua orang putra, yang sulung bernama Danghyang Angsoka, berdiam di Jawa melaksanakan paham Budha. Adik beliau bernama Danghyang Nirartha, atau Danghyang Dwijendra, Peranda Sakti Wawu Rawuh dan dikenal juga dengan sebutan Tuan Semeru. Beliau melaksanakan paham Siwa, serta menurunkan keluarga besar Brahmana Siwa di Bali yakni, Ida Kemenuh, Ida Manuaba, Ida Keniten, Ida Mas serta Ida Patapan. Danghyang Angsoka sendiri berputra Danghyang Astapaka, yang membangun pasraman di Taman Sari, yang kemudian menurunkan Brahmana Budha di Pulau Bali.<br /><br />Ida Danghyang Soma Kapakisan yang berdiam di kawasan kerajaan Majapahit. berputra Ida Kresna Wang Bang Kapakisan, ketika Sri Maharaja Kala Gemet memegang kekuasaan di Majapahit. Ida Kresna Wang Bang Kapakisan mempunyai putra empat orang, semuanya diberi kekuasaan oleh Raja Majapahit, yakni beliau yang sulung menjadi raja di Blambangan, adiknya di Pasuruhan, yang wanita di Sumbawa. dan yang paling bungsu di kawasan Bali. Yang menjadi raja di Bali bernama Dalem Ketut Kresna Kapakisan menurunkan para raja yang bergelar Dalem keturunan Kresna Kepakisan di Bali. Dalem Ketut Kresna Kepakisan datang di Bali, menjadi raja dikawal oleh Arya Kanuruhan, Arya Wangbang - Arya Demung, Arya Kepakisan, Arya Temenggung, Arya Kenceng. Arya Dalancang, Arya Belog, Arya Manguri, Arya Pangalasan, dan Arya Kutawaringin, Arya Gajah Para serta Arya Getas dan tiga wesya: Si Tan Kober, Si Tan Kawur, Si Tan Mundur. Ida Dalem beristana di Samprangan, didampingi oleh l Gusti Nyuh Aya di Nyuh Aya sebagai mahapatih Dalem. Tatkala itu Ida Dalem memerintahkan para menterinya untuk mengambil tempat masing-masing. Ida Arya Demung Wang Bang asal Kediri di Kertalangu, Arya Kanuruhan di Tangkas, Arya Temenggung di Patemon, Arya Kenceng di Tabanan, Arya Dalancang di Kapal,<br /><br />Arya Belog di Kaba-Kaba, Arya Kutawaringin di Klungkung, Arya Gajah Para dan adiknya Arya Getas di Toya Anyar, Arya Belentong di Pacung, Arya Sentong di Carangsari, Kriyan Punta di Mambal, Arya Jerudeh di Tamukti , Arya Sura Wang Bang asal Lasem di Sukahet, Arya Wang Bang asal Mataram tidak berdiam di mana-mana. Arya Melel Cengkrong di Jembrana, Arya Pamacekan di Bondalem, Sang Tri Wesya: Si Tan Kober di Pacung, Si Tan Kawur di Abiansemal dan Si Tan Mundur di Cegahan Demikian dikatakan di Babad Dalem.<br /><br />IDA DANGHYANG SIDDHIMANTRA BERPUTRA IDA BANG MANIK ANGKERAN<br /><br />Diceriterakan kembali putra Ida Danghyang Angsokanata atau Danghyang Mpu Tantular yang nomor dua yakni Ida Mpu Bekung atau Danghyang Siddhimantra Beliau bernama Mpu Bekung karena beliau tidak bisa mempunyai putra. Kemudian beliau bergelar Danghyang Siddhimantra disebabkan memang beliau pendeta atau Bhujangga yang sakti serta bijaksana. Beliau menjadi sesuhunan sakti Bhujangga luwih (Junjungan sakti, pendeta yang bijaksana) di kawasan Bali ini tatkala itu. Perihal gelar Ida Mpu Bekung menjadi Danghyang Siddhimantra, akan diceriterakan di bawah ini<br /><br />Diceriterakan, Ida Mpu Bekung berkeinginan untuk memiliki putra yang akan menjadi penerusnya kelak. Karena itu beliau melaksanakan upacara homa, memuja Sanghyang Brahmakunda Wijaya.<br /><br />Karena kesaktian beliau, dan karena permohonannya itu, beliau dianugerahi manik besar yang keluar dari api homa tersebut. Kemudian nampak keluar bayi dari tengah-tengah api pahoman itu. Anak itu kemudian diberi nama Ida Bang Manik Angkeran. Artinya: Bang dari merah warna api itu. Manik dari manik mutu manikam yang menjadi anugerah, dan Angkeran dari keangkeran pemujaan sang pendeta yang demikian makbulnya. Demikian asal mulanya Ida Mpu Bekung memiliki putera.<br /><br />Setelah beliau memiliki putera, sangat sukacita beliau Mpu Bekung, diperhatikan dan dimanjakan betul putera beliau. Setiap yang diinginkan putranya dipenuhi.<br /><br />Setelah Ida Bang Manik Angkeran menginjak remaja, mungkin diakibatkan oleh kehendak Yang Maha Kuasa, agar supaya Ida Mpu Bekung menemui ganjalan pikiran atau kesusahan, ternyata kemudian putra beliau sehari-hari pekerjaannya hanya berjudi melulu, tidak pernah tinggal diam di rumah, selalu berada di tempat perjudian semata. Di mana saja ada perjudian, di sana Ida Bang Manik Angkeran bermalam. Diceriterakan perjalanan beliau berjudi tidak pernah menang. Selalu kalah saja.<br /><br />Hingga habis milik ayahnya dipergunakan untuk berjudi. Yang membuat Mpu Bekung duka cita tiada lain karena putranya tidak pernah pulang ke Griya. itu menyebabkan resah gelisah perasaan beliau, seraya pergi mencari putra beliau Ida Bang Manik Angkeran ke desa-desa. Setiap ada orang yang dijumpai di tengah jalan, ditanyai oleh beliau apakah ada menemui putra beliau yang bernama Ida Bang Manik Angkeran. Namun semuanya mengatakan tidak pernah mengetahui dan menemuinya.<br /><br />Diceriterakan, konon, sudah lama beliau mengembara mencari putra beliau itu tidak juga dijumpai, sampai akhirnya tiba di kawasan Tohlangkir pengembaraan beliau Setibanya di Tohlangkir - Gunung Agung, di sana beliau baru merasa lesu lelah kemudian duduk seraya bersamadi menyatukan pikiran beliau, memuja Dewa seraya membunyikan genta beliau yang bernama Ki Brahmara .<br /><br />Karena keutamaan puja mantra beliau diiringi dengan suara genta beliau Ki Brahmara yang demikian menakjubkan, menjadi heboh keluar Ida Sanghyang Basukih, seraya berkata: "Ah Mpu Bekung yang datang, apa keinginan Mpu, memuja saya ? Segera katakan. agar saya menjadi tahu !".<br /><br />Berkatalah Ida Mpu Bekung: "Singgih paduka Sanghyang, hamba memiliki anak seorang tidak pernah sama sekali pulang, sejak lama hamba mencarinya, namun belum juga ketemu. Maksud hamba agar dengan senang hati pukulun Sanghyang memberitahu keadaan sebenarnya, apakah dia masih hidup, atau apakah dia sudah .mati. Kalau misalnya dia masih hidup agar supaya pukulun Sanghyang sudi memberi tahu, di mana dia berada".<br /><br />Dengan sukacita Ida Bhatara Basukih berkata: "Ah Mpu, hendaknya Mpu jangan bersedih hati, sebenarnya putra Mpu masih hidup berada di desa-desa, bermalam di sana. Sekarang saya yang akan mengarad (menarik) Jiwa - putra Mpu, agar segera pulang kembali. Namun, Mpu saya minta sarinya susu lembu, sebagai imbalan saya mengarad putra sang Mpu". Demikian wacana Ida Bhatara Nagaraja, seraya meminta Ida Mpu Bekung agar pulang ke rumahnya .<br /><br />Singkat ceritera. pulanglah Ida Mpu memohon diri dari Tohlangkir. Tidak diceriterakan perjalanan beliau, maka sampailah beliau kembali di rumahnya di Griya Daha, dan dilihatnya sang putera telah berada di rumah. ltu sebabnya sangat sukacita beliau Mpu Bekung, seraya berkata: "Duh, putraku Sang Bang, dengarkanlah apa yang ayah katakan sekarang. Jangan lagi ananda mengulangi perbuatan yang sudah - sudah. Ayah tidak sama sekali melarang ananda untuk bermain judi, namun agar ananda ingat juga dengan rumah Ananda. Payah Ayah mencari ananda keluar masuk desa-desa".<br /><br />Kemudian berkatalah putranya: "Singgih palungguh Mpu, ayahandaku, janganlah sekali-kali palungguh Mpu marah serta duka ananda sudah menginjak dewasa sejak dahulu, ananda tidak pernah sama sekali berani ingkar, karena ananda ingin sekali dengan keberadaan diri sebagai seorang putra Brahmana". Demikian kata putranya Sang Bang Manik Angkeran,<br /><br />Setelah usai Ida Mpu Bekung memberikan nasihat kepada putranya, ingat beliau kepada permintaan Ida Bhatara Naga Basukih yang menginginkan susu lembu<br /><br />Pada hari yang baik. lengkap dengan gentanya, beliau melakukan perjalanan menuju Tohlangkir. Sesampainya di Tohlangkir, kemudian beliau mempersiapkan diri dan melakukan yoga semadi memuja Ida Sanghyang Nagaraja seraya membunyikan genta beliau. Karena kemakbulan weda mantra beliau memuja Ida Sanghyang Naga raja, segera Ida Bhatara keluar seraya bersabda: "Ah, Mpu Bekung yang datang<br /><br />Apa keinginan sang Mpu datang lagi?".<br /><br />Kemudian berkatalah Ida Mpu Bekung: "Singgih pukulun Sanghyang, hamba menghadap pada paduka Bhatara, bermaksud menghaturkan sarinya susu, sesuai dengan keinginan Sanghyang. Anak hamba sudah ketemu, ada di rumah". Tatkala didengarnya kata-kata Mpu Bekung seperti itu, sangat sukacita perasaan Ida Bhatara Basukih seraya berganti rupa menjadi Nagaraja Agung, kemudian meminum sarinya susu, sampai beliau kenyang.<br /><br />Setelah beliau kenyang meminum susu lembu itu, seraya berbalik, beliau mengeluarkan emas, saat itu diminta Ida Mpu Bekung agar mengambil emas itu.<br /><br />Singkat ceritera, setelah beliau mengambil emas itu yang kemudian dibungkus sebesar kelapa besarnya, lalu beliau memohon diri kepada Ida Sanghyang Basukih Tidak diceriterakan perjalanan Ida Mpu Bekung, akhirnya tiba jugalah beliau di Griya Daha seraya membawa emas. Diketahui emas itu oleh putranya. Ida Bang Manik Angkeran yang gencar bertanya, meminta kepada ayahandanya agar diberi tahu di mana memperoleh emas itu<br /><br />Ida Mpu Bekung sangat merahasiakan perihal kepergian beliau mendapat emas itu. Putra beliau tetap saja gencar mencari tahu. Lalu Ida Mpu berkata kepada putranya. "Aduh ananda, jangan hendaknya ananda gencar bertanya seperti itu akan perihal ayah mendapat emas ini. Kalau ada keinginan ananda untuk mengambil, Ayahanda berikan". Walaupun demikian kasih sayang beliau kepada putranya, tetap saja Sang Bang memohon kepada ayahandanya untuk diberi tahu di mana memperoleh emas itu Karena tidak sampai hati dan rasa kasih sayang yang amat sangat, lalu Ida Mpu memberitahukan perihal beliau mendapatkan harta itu.<br /><br />Karena sekarang sudah memiliki emas, maka pergilah Ida Bang Manik Angkeran bermain judi. Mungkin memang sudah menjadi kehendak Yang Maha Kuasa, sehari-harinya beliau selalu kalah berjudi. Akhirnya tidak sampai satu bulan habislah sudah emas yang diberikan ayahandanya dijual, dipakai modal di tempat perjudian.<br /><br />Karena keadaannya demikian, lalu beliau berpikir keras, dan kemudian Ingat beliau pada perjalanan ayahandanya mendapatkan emas itu, yang merupakan anugerah dari Bhatara di Tohlangkir. Segera beliau pulang, tetapi secara sembunyi - sembunyi agar tidak diketahui ayahandanya, beliau bertolak menuju Tohlangkir seraya membawa susu lembu, serta genta milik ayahandanya, Ki Brahmara.<br /><br />Tidak diceriterakan perjalanannya, sampailah beliau di Tohlangkir, di depan gua. Lalu beliau duduk mengheningkan cipta, memuja Dewa, seraya membunyikan genta.<br /><br />Rupanya pemujaan beliau yang khusuk, serta diiringi dengan bunyi genta yang Utama itu, membuat geger, keluar Bhatara Naga Basukih dari gua itu seraya berkata "Ah siapa anda ini datang, segera katakan !".<br /><br />Segera Ida Bang Manik Angkeran menyembah: "Singgih paduka Sanghyang, hamba bernama Sang Bang Manik Angkeran. Hamba mengikuti jalan Ayahanda hamba, menghaturkan sarinya susu lembu ke hadapan paduka Sanghyang. "Demikian hatur beliau. Karena demikian, sangat sukacitalah perasaan Ida Bhatara Basukih. Lalu diminumlah susu itu, setelah berganti rupa menjadi ular naga besar berwibawa, seraya meminum susu itu. Seusai meminum susu itu, bersabdalah beliau kepada Ida Bang Manik Angkeran: "lh, Sang Bang, sekarang apa yang kamu inginkan, apapun yang ananda minta akan kuberikan ."<br /><br />Berkatalah Ida Bang Manik Angkeran: "Singgih paduka Bhatara, hamba bermaksud untuk memohon modal, nista sekali hamba berjudi, selalu kalah setiap hari ".<br /><br />Saat itu Ida Bhatara Basukih mengambil emas, bagaikan sebutir kelapa besarnya. diberikan kepada Ida Bang Manik Angkeran, seraya bersabda: "Ambillah emas ini, segera ananda pulang, poma, poma". Lalu diambil emas itu, disertai sembah bakti sekaligus memohon pamit ke hadapan Ida Bhatara Nagaraja.<br /><br />Singkat ceritera. tibalah Ida Bang Manik Angkeran kembali di rumah di Griya Daha, menyimpan genta saja, lalu beliau pergi lagi untuk bermain judi. Atas kehendak Hyang Widhi, tidak sampai satu bulan, habis juga modalnya, itu sebabnya kembali beliau mengelana, berhutang di perjudian tidak dapat, meminjam tidak diberi. Karena itu, lalu beliau mengambil lagi genta milik ayahandanya, seraya mencari sarinya Susu lembu, dan menyengkelit pedang yang bernama Ki Gepang, lalu segera menuju Tohlangkir.<br /><br />Setibanya beliau di Tohlangkir, lalu beliau duduk seperti yang dilakukan sebelumnya, mengheningkan cipta, memuja Dewa, serta membunyikan gentanya. Karena genta itu betul-betul genta utama, gegerlah Ida Sanghyang Basukih ke luar guanya seraya bersabda: "Ah Sang Bang Manik Angkeran kiranya yang datang. Datang lagi ananda membawa susu. Apa lagi permintaanmu, katakan, semaumu akan kuberikan".<br /><br />Karena kewibawaan Ida Bhatara Basukih demikian mempesona dan menggetarkan perasaan, menjadi tak enak perasaan Ida Sang Bang, lalu mengatakan tidak memohon apa-apa. Karena demikian kata Ida Sang Bang, lalu Ida Bhatara berganti rupa kembali menjadi ular naga yang besar, seraya meminum susu lembu tersebut Setelah menyantap susu lembu itu, Ida Bhatara kembali ke gua . Karena beliau berbadan panjang, ketika bagian kepala beliau sudah tiba di tempat peraduan, maka bagian ekor beliau masih berada di luar gua. Dilihat oleh Ida Bang Manik Angkeran ekor Ida Bhatara menyala karena di tempat itu terdapat intan besar bagai ratna mutu manikam beralaskan emas dan mirah yang menyala gemerlapan.<br /><br />Ketika itulah muncul rasa angkara loba Ida Bang Manik Angkeran, disusupi oleh niat tamak untuk memiliki permata itu. Lalu beliau menghunus pedang Ki Gepang yang dibawanya segera memenggal ekor Ida Sanghyang Nagaraja, sehingga terputus mata intan yang ada di bagian ekor yang segera diambil dan dilarikan oleh Ida Manik Angkeran.<br /><br />Karena demikian tingkah Sang Bang Manik Angkeran, tak terkira murka Ida Bhatara Nagaraja, sebab merasa ekor beliau terluka, lalu beliau kembali bergerak ke luar gua. Dilihat oleh beliau busana beliau dilarikan oleh Ida Bang Manik Angkeran<br /><br />Segera beliau menyemburkan api, yang mengikuti arah perjalanan Ida Bang Manik Angkeran yang kemudian terbakar habis menjadi abu. Tempat itu belakangan bernama Cemara Geseng dan menjadi lokasi Pura Manik Mas Besakih. Sementara itu permata milik Ida Bang Manik Angkeran ditempatkan sebagai pusaka junjungan di Pura Dalem Lagaan, Bebalang, Bangli.<br /><br />Diceriterakan Ida Mpu Bekung gundah perasaan beliau, karena putranya tidak pernah pulang ke rumah. Desa-desa diselusuri mencari putranya, namun tiada juga ditemukan. Segera beliau mengheningkan cipta. Karena kesaktian beliau, terlihat oleh beliau putranya sudah menjadi abu. Segera beliau pergi menuju Bali, Besakih yang ditujunya, berkehendak mengikuti perjalanan putranya. Tidak diceriterakan di jalan tibalah beliau di Besakih. Di sana beliau melihat onggokan abu, sementara buah genta berada di sebelah abu itu. Segera diketahui dengan jelas, bahwa genta itu adalah milik beliau yang bernama Ki Brahmara. Jelas sudah abu itu merupakan jasad putranya. Di sana beliau kemudian menumpahkan rasa duka-citanya, seraya berpikir-pikir, jelas meninggalnya Ida Bang Manik Angkeran disebabkan perbuatannya yang tak terpuji, disembur api oleh Ida Sanghyang Nagaraja. Kemudian diambilnya genta Ki Brahmara yang sakti itu.<br /><br />Karena sudah jelas diketahui, maka beliau kemudian melanjutkan perjalanan berkehendak untuk menghadap Ida Sanghyang Basukih. Setibanya di depan gua, seperti sebelumnya, beliau kemudian duduk melakukan pemujaan utama memohon ke hadapan Ida Sanghyang Basukih.<br /><br />Lama sudah beliau melakukan pemujaan. Lama beliau menunggu, tidak juga keluar Ida Sanghyang Basukih, disebabkan demikian besar amarahnya, ingat diperdaya oleh suara genta.<br /><br />ltu sebabnya beliau Mpu Bekung melanjutkan lagi pujastutinya dengan mengujarkan Asta Puja, Basukih Stawa dan Utpeti, Stiti Mantra diiringi dengan suara genta beliau. Karenanya, barulah Ida Bhatara keluar dan dilihatnya Ida Mpu ada di sana yang kemudian merangkul, seraya menghaturkan sembah panganjali agar Ida Bhatara memberikan anugrah dan berkata: "Om paduka Bhatara, ampunilah anak hamba. Tahu betul hamba akan perbuatan anakku yang demikian tak berbudi dan tak terpuji. Bila mana berkenan, sudilah Bhatara menceriterakan perbuatan anak hamba itu . Lama Ida Bhatara berdiam diri. Mukanya cemberut, menunjukkan kekesalan perasaannya yang tak terhingga. Namun, karena Ida Sang Mpu sudah memohon maaf dengan tulus dan suci, maka Ida Bhatara berkata perlahan. Menceriterakan segala perbuatan yang dilakukan Ida Sang Bang Manik Angkeran yang mengatakan diutus oleh Sang Mpu untuk menghaturkan susu lembu, sampai akhirnya dihanguskan menjadi abu oleh beliau.<br /><br />Mana kala Ida Mpu mendengar ceritera Ida Bhatara, meleleh air mata Ida Sang Mpu Bekung, dan sesudah Ida Bhatara selesai bersabda, beliau kemudian kembali menghaturkan sembah seraya berkata: "Singgih pukulun paduka Bhatara, demikian memang dosa anakku itu, namun rupanya dia sudah menjalani kematian, habis sudah dosanya. Inggih, hamba sekarang memohon anugerah pukulun Bhatara, sudilah kiranya paduka Bhatara menghidupkan kembali Manik Angkeran, karena dialah anak hamba satu-satunya, sebagai pewaris keturunan yang akan melanjutkan keberadaan hamba kelak. Bila mana dia nanti hidup kembali, hamba akan menyerahkan dirinya kepada paduka Bhatara, agar menghamba di sini sampai kelak kemudian hari".<br /><br />Mendengar hatur Ida Sang Mpu Bekung sedemikian itu, merasa sedikit malu Ida Bhatara seraya bersabda: "Ah, Sang Mpu, bila demikian permintaanmu, aku dengan suka rela menghidupkan anakmu, namun agar sudi kiranya Sang Mpu menyambung kembali ekorku".<br /><br />Lalu menyembah Mpu Bekung: "Singgih paduka Sanghyang, bila demikian keinginan paduka hamba bersedia untuk menyambung kembali ekor paduka Bhatara: Namun, sebelumnya, maafkanlah hamba berani berhatur sembah bila mana paduka Bhatara berkenan, permata intan yang sebelumnya berada di ekor paduka, sebaiknya ditempatkan saja di bagian mahkota paduka Bhatara, karena akan nampak sangat maha utama, dan pula mereka yang jahat tidak akan tergoda untuk ingin memilikinya Dan juga bila mana masih di bagian ekor, di samping terlihat nista, juga membuat paduka Bhatara tidak bisa terbang karena keberatan di bagian ekor".<br /><br />Demikian sukacita perasaan Ida Sanghyang Nagaraja tatkala mendengar hatur Ida Mpu Bekung. Setelah usai bertemu wirasa, lalu Sang Mpu melaksanakan yoga samadhi menghaturkan puja mantra, menyatukan batin beliau memuja Ida Bhagawan Wiswakarma sebagai Dewanya sangging dan undagi (pekerja khusus bangunan tradisional) di Surga.<br /><br />Seusai sempurna pujastuti serta permohonan beliau, segera beliau membuat gelung mahkota, dengan hiasan candi kurung, garuda mungkur, dengan anting anting, bergundala dan memakai sekar taji. Demikian indahnya memang kalau dilihat<br /><br />Singkat ceritera, selesai sudah gelung agung itu, kemudian dipakai oleh Ida Bhatara. Memang, demikian menakjubkan. Nampak semakin mempesona prabawa Ida Bhatara, dan juga beliau sekarang bisa terbang. Demikian sukacita hati Ida Bhatara Nagaraja<br /><br />Karena itu, segera pula Ida Bhatara menghidupkan jasad Sang Bang Manik Angkeran, didahului dengan pujastuti weda mantra. Perlahan, Ida Sang Bang Manik Angkeran bangun, seperti baru habis tidur layaknya, hidup seperti semula, dan ketika sadar, beliau cepat lari. Tempat itu kemudian bernama Pura Bangun Sakti.<br /><br />Segera Ida Sang Bang diikuti oleh ayahandanya, kemudian dipegang dan diajak untuk menghadap Ida Bhatara Hyang Basukih. Sesuai perjanjian, maka Ida Sang Bang Manik Angkeran dihaturkan kepada Ida Bhatara untuk mengabdi di Basukih sampai kelak di kemudian hari.<br /><br />Demikian suka citanya beliau berdua, karena semuanya sudah berhasil, disebabkan kesaktian beliau masing-masing. Ida Sang Nagaraja sudah menghidupkan kembali Ida Sang Bang Manik Angkeran. Juga Ida Mpu Bekung demikian saktinya bisa menyambung kembali ekor Ida Bhatara Nagaraja. Ida Mpu Bekung kemudian menghaturkan sembah terimakasih kepada Ida Sanghyang Basukih. Ida Sanghyang Basukih kemudian bersabda: "Duh, Mpu Bekung, memang demikian saktinya anda ini. Pantas anda bergelar Siddhimantra. demikian sakti dan makbulnya japa - mantra anda. Sejak sekarang, tidak lagi Mpu Bekung nama anda, namun Danghyang Siddhimantra nama anda sang pandita. Silakan, pulanglah sahabat karibku, semoga Dirgahayu, panjang usia anda !" lalu Ida Sanghyang Nagaraja terbang menuju Surga Loka. Sejak saat itu Ida Mpu Bekung bergelar Danghyang Siddhimantra.<br /><br />Sebelum Ida Danghyang Siddhimantra kembali ke Griya Daha, tidak lupa beliau memberikan petuah kepada putranya Ida Sang Bang Manik Angkeran: " Uduh mas juwita permata hati ayah, engkau anakku Manik Angkeran. Ananda akan ayah tinggal sekarang ini. Sebab Ayahanda akan kembali ke Jawa. l Dewa akan ayahanda haturkan kepada Ida Sanghyang Basukih, sesuai dengan janji ayah kepada Ida Bhatara. Mungkin ananda belum jelas tahu perihal keberadaan ananda sendiri yang sebelumnya dihanguskan oleh Ida Bhatara sampai habis menjadi abu, disebabkan karena marah beliau tak terhingga, perilaku ananda sungguh tak terpuji, memenggal ekor Ida Bhatara. Lalu ayahandamu ini memohon kepada Ida Bhatara, agar beliau dengan senang hati menghidupkan kembali ananda, dengan janji, kalau ananda bisa hidup kembali, ananda akan ayah haturkan kepada Ida Bhatara untuk mengabdi di sini di Besakih. Selain itu, kalau ananda kembali ke Jawa, jelas perilaku ananda akan kembali seperti yang sudah-sudah, sebab lingkungan ananda di sana sudah demikian rupa. Diamlah dan tinggal ananda di sini, ayahanda akan kembali ke Jawa. Jangan ananda salah terima dan salah paham, sebab sebenarnya, perihal perasaan ayahanda dan kasih sayang ayahanda kepada ananda, tidak pernah kurang sejak dahulu sampai kapanpun. Ada petuah ayahanda ini yang sangat Penting, agar diteruskan dharma bakti ananda ke hadapan Ida Bhatara di sini di Tohlangkir, Besakih. Jangan sampai menurun, sebab kalau demikian, menjadi ingkar ayahanda dengan janji ayahanda, sangat nista disebut orang. Kemudian ada lagi nasehat ayahanda, sebab ananda sudah pernah pralina atau wafat menjadi abu kemudian disucikan menjadi hidup kembali, hidup untuk keduakalinya, berdwijati namanya, sekarang ananda berwenang menjadi pendeta, agar ananda senantiasa menyelenggarakan, mengatur dan memimpin penyelenggaraan segenap upakara dan upacara di sini di Besakih. Juga agar ananda mengatur semua masyarakat umat di seluruh Bali, agar semakin meningkat bhakti dan sradha imannya, kepada Ida Bhatara serta kepada sthana Ida Bhatara semuanya".<br /><br />Ida Sang Bang Manik Angkeran mengiakan semua yang disampaikan oleh ayahandanya. Di samping petuah tersebut, Ida Sang Bang juga diberikan pengetahuan suci yang memberikan wewenang Ida Sang Bang untuk mengucapkan weda mantra, menyelesaikan upacara, di samping diberikan pengetahuan kerohanian daya kebathinan yang tinggi.<br /><br />Seusai Ida Sang Bang Manik Angkeran mendapat pengetahuan suci dan kerohanian, beliau ditinggalkan oleh ayahandanya yang kemudian melakukan perjalanan pulang kembali ke Jawa.<br /><br />Tidak diceriterakan perjalanan beliau, tibalah beliau di tanah genting - tempat perbatasan antara Jawa dan Bali. Di sana beliau termenung -menung. teringat beliau akan kelakuan putranya yang tak senonoh. ltu sebabnya timbul kekhawatiran dalam perasaan beliau. seandainya Ida Sang Bang Manik Angkeran kembali lagi ke Jawa, sehingga beliau berkeinginan mengupayakan bagai mana caranya agar putranya tidak bisa lagi kembali, sebab janji beliau sudah demikian pasti. ltu sebabnya kawasan itu akan diubah agar menjadi laut. Di sana kemudian beliau menggelar yoga semadinya. Menyatukan batinnya, memuja Bhatara di pegunungan agar berkenan dan tidak beliau menjadi kualat. Sudah bersatu pikiran beliau dan juga sudah mendapatkan ijin anugrah, lalu tanah genting itu digores dengan tongkat beliau. Bergetar dengan dahsyat kawasan Bali dan Jawa, lindu dan gempa terjadi, kilat dan halilintar bertubi - tubi ! Terpisah dan putuslah kawasan Bali dengan Jawa ! Laut memisahkan keduanya. Lalu laut itu dinamakan dengan Segara Rupek. Tidak terhingga sukacita Dang Hyang Siddhimantra. karena yakin putranya tidak akan bisa kembali lagi ke Jawa. Lalu beliau kembali pulang ke Griya Daha di Jawa.<br /><br />IDA BANG MANIK ANGKERAN BERJUMPA DUKUH SAKTI BELATUNG<br /><br />Kembali diceriterakan keberadaan Ida Bang Manik Angkeran di Besakih. Beliau membuat pasraman di sebelah Utara gua, sekitar 300 depa jaraknya dari Gua itu. pekerjaan beliau sehari-hari melaksanakan tapa brata yoga samadhi, serta menjaga kebersihan dan kesucian kawasan Pura Besakih. Tak sekalipun beliau lalai. Perilaku beliau berbeda benar jika dibandingkan dengan sebelum beliau wafat dibakar oleh Ida Bhatara Nagaraja. Beliau melaksanakan Kadharmaan, mengikuti ajaran dan perilaku seorang pendeta pura yang suci. Setiap hari beliau menggelar Surya Sewana, memuja Sanghyang Parama Wisesa.<br /><br />Suatu ketika tatkala hari sukla paksa pananggalan menjelang purnama, beliau bermaksud untuk membersihkan diri dengan mandi di Toya Sah, Besakih. Setelah membersihkan diri, berkeinginan beliau berjalan-jalan meninjau kawasan Besakih. Lalu terlihat oleh beliau seorang Iaki-laki tua sedang bekerja di ladang, membersihkan padi gaga, membersihkan rumput dan menyiangi. Orang tua itu bernama Ki Dukuh Belatung yang demikian saktinya, namun tindak-tanduknya bagaikan anak kecil senang dipuji serta senang pamer. Baru dilihat seseorang datang ke tempat beliau dan menyaksikan beliau bekerja, keluarlah keisengannya untuk pamer, sengaja berhenti bekerja kemudian menaruh alat siangnya dan melompat duduk di atas alat itu seraya mengambil sirih dan melumatkan sirih itu di atas alat siang tadi.<br /><br />Pikir Ki Dukuh ingin supaya yang baru datang menjadi kagum. Namun Sang Bang Manik Angkeran malahan menjadi sangat jengkel melihat aksi pamer Ki Dukuh, karena jelas maksudnya untuk mencoba diri beliau. Lalu, dihampirinya Ki Dukuh seraya berkata: "lh Bapak, kalau begini cara Bapak bekerja, sepertinya bermain-main, sebanyak apa yang bisa Bapak hasilkan?".<br /><br />Lalu berkata Ki Dukuh sedikit gugup: "Siapa pula anda yang bertanya ? Kok rasanya Bapak tidak jelas tahu?".<br /><br />Berkata Ida Bang Manik Angkeran: "Ah saya ini Sang Bang Manik Angkeran, putra beliau Mpu Bekung dari tanah Jawa. Namun saya ini sekarang menghamba kepada Ida Bhatara di Besakih, menjadi tukang sapu".<br /><br />Berkata lagi Ki Dukuh: "Tidak mengerti saya, kalau demikian halnya. Sebab janggal keberadaan sang brahmana seperti itu. Baru sekarang saya mendengar orang bekung (tak punya anak) memiliki putera. Dan lagi ada brahmana menjadi tukang sapu, kalau tidak anda ini brahmana hina".<br /><br />Sedikit marah Sang Bang berkata: "lh Bapak, jangan berbicara sembarangan! Ayah saya memang bekung, namun karena kesaktian beliau, berhasil beliau mengadakan putera. Saya ini memang benar putra seorang Mpu, bukan brahmana hina.<br /><br />Serta saya berhak diperintah oleh Ida Bhatara, walaupun pekerjaan yang diperintahkan itu menyapu, itu juga pekerjaan utama, kalau sudah Ida Bhatara yang memerintahkan. Sekarang saya balik bertanya. Kakek ini siapa, serta dari golongan apa ?"<br /><br />Ki Dukuh kemudian berkata: "Saya ini bernama Ki Dukuh Belatung, sebagai penua di desa Bukcabe, namun saya membuat tempat tinggal di sini".<br /><br />Berkata lagi Sang Bang, masih perasaannya jengkel: "lh Bapak Dukuh, saya bertanya lagi Itu ada sampah bertimbun akan Bapak bagaimanakan ? Tidak akan Bapak bersihkan ? "<br /><br />"Akan saya bersihkan !".<br /><br />"Bagaimana cara Bapak membersihkan ?"<br /><br />"Akan saya bakar !"<br /><br />"Apa yang akan Bapak pakai membakar ?"<br /><br />"Wah, ini benar-benar brahmana aneh". Ki Dukuh menjawab agak marah, apa lagi dipakai membakar, kalau bukan api. Lalu kalau Ida Bagus apa yang dipakai membakar ?".<br /><br />"Wah" demikian Sang Bang menjawab seperti mencibir, "kalau Bapak Dukuh masih membakar sampah dengan memakai prakpak daun kelapa kering jelas tidak benar Bapak Dukuh tahu dengan falsafah Tri Agni, yang berada di dalam diri sebenarnya. Kalau saya, melalui air kencing saya saja sampah ini akan terbakar tidak bersisa"<br /><br />Tatkala didengarnya kata Ida Sang Bang demikian itu, menjadi terhenyak Dukuh, berdiam diri, seraya lama termenung, kemudian menghaturkan sembah "Singgih, Ratu Sang Bang, kalau benar seperti perkataan l Ratu, bisa membakar sampah ini dengan air kencing l Ratu, hamba akan menghaturkan diri, serta semua milik hamba beserta rakyat, serta pula anak hamba akan hamba serahkan semuanya kepada Cokor I Ratu"<br /><br />Usai Sang Bang mendengar hatur Ki Dukuh, menjadi pulih kembali perasaan beliau. Lalu beliau berkata perlahan: "Nah, kalau benar seperti perkataan Bapak saya akan memperlihatkan bukti. Namun agar semuanya sanggup datang dan hadir serta disaksikan oleh Ida Sanghyang Triyodasa Saksi".<br /><br />"Jangan sekali-kali l Ratu ragu. Memang dari lubuk hati hamba yang ikhlas tidak akan ingkar dengan janji". Demikian hatur Ki Dukuh.<br /><br />"Nah, kalau begitu, ke sana Bapak pulang, beritahu sanak keluarga serta rakyat Bapak agar datang manakala saya memberikan bukti di hadapan Bapak". Demikian perjanjian Ida Sang Bang Manik Angkeran.<br /><br />Setelah selesai janji itu, Ki Dukuh lalu memberitahukan kepada anak, isteri serta keluarganya, perihal janjinya kepada Ida Bang Manik Angkeran, serta imbalan yang dimasukkan ke dalam janji itu sebagai taruhan. Yang mendengar semuanya sama-sama paham di dalam hatinya menjadi taruhan.<br /><br />Tersebutlah pada hari yang telah disepakati, pagi - pagi hari Ida Sang Bang sudah membersihkan diri dengan mandi di Tirtha Mas, serta kemudian melakukan yoga samadhi memuja Sanghyang Agni agar memberikan anugrah. Setelah melakukan yoga dan samadhi, lalu beliau berjalan menuju tempat tinggal Ki Dukuh.<br /><br />Setelah dekat dengan tempat Ki Dukuh, nampaknya semuanya lengkap hadir, Ki Dukuh dengan isterinya, keduanya memakai pakaian putih-putih, ditemani dengan anak dan kerabatnya, hanya tinggal menunggu kedatangan Ida Sang Bang. Setelah tepat benar matahari di atas kepala, lalu beliau menuju tempat sampah yang bertimbun, di sana beliau mengheningkan cipta-mamusti, menyatukan pikirannya, menegakkan keteguhan batin Iaksana Gunung Mahameru. Tidak berapa lama, matang sudah yoga beliau, seraya mengeluarkan air kencing di sampah itu. Dan sekejap air kencing itu menjadi api yang menyala-nyala, berkobar. Terbakar semua sampah kebun di tempat itu, hampir-hampir terbakar seluruh hutan di sana.<br /><br />Keadaan itu dilihat oleh Ki Dukuh serta semua iringannya, sangat kagum mereka pada kesaktian Ida Sang Bang. Ki Dukuh merasa kalah, namun sekaligus merasa untung, karena merasa mendapatkan jalan baik untuk pulang ke Sorga Loka. Tatkala api itu berkobar. saat itu pula Ida Sang Bang Manik Angkeran membelokkan ujung api itu ke arah timur laut. Lalu beliau berkata kepada Ki Dukuh: "Bapak Dukuh, saya memberi bekal Bapak dengan ganten. Turuti asap itu ke arah timur laut"<br /><br />Saat itu Ki Dukuh menemukan jalan baik seraya melihat ada Meru bertingkat 11 (sebelas). Ki Dukuh menuju api itu serta mengheningkan cipta dengan sikap angeranasika mengheningkan cipta dengan melihat hidung, lalu beliau melompat ke tengah-tengah api yang sedang memuncak kobarannya itu. Ki Dukuh naik moksa seiring dengan asap yang mengepul tinggi itu serta kemudian tidak nampak lagi. Keadaan itu diikuti oleh isteri Ki Dukuh yang memakai kerudung dan berkain putih, kemudian mamusti, selanjutnya melompat juga ke api, sebagai tanda setia bhakti kepada suami serta berkeinginan juga menemui jalan terbaik menuju Sorga. Beliau berdua pulang ke Nirwana, melalui Jalan ke Sorga Loka yang utama, serta Juga berdasarkan sasupatan - penyucian oleh Ida Bang Manik Angkeran, yang telah menjadi pendeta yang bijak. Sejak saat itu Ki Dukuh Sakti dikenal dengan gelar Dukuh Lepas atau Dukuh Sorga. Lama kelamaan tempat Ida Sang Bang Manik Angkeran bersengketa dengan Ki Dukuh Sakti itu dinamai Gumawang,<br /><br />Sekarang diceriterakan yang masih hidup. Sesudah Ki Dukuh Sakti meninggal semua milik Ki Dukuh serta rakyat se kawasan Desa Bukcabe, diserahkan kepada lda Sang Bang, termasuk putri beliau yang merupakan seorang dara yang bijak, cantik tiada bandingnya, bernama Ni Luh Warsiki. Kedua beliau itu sama-sama saling mencintai, disebabkan yang satunya merupakan seorang jejaka yang tampan bersanding dengan seorang dara yang jelita. Kemudian diselenggarakan Upacara Perkawinan<br /><br />Setelah upacara selesai, lalu keduanya kembali ke Pasraman di Besakih. Sesampai di Tegehing Munduk-tempat ketinggian, Ni Luh Warsiki menoleh ke tempat bekas sampah dibakar, terhenyak beliau, lalu menangis, teringat akan ayah ibunya yang sudah berpulang. Beliau tidak mau melanjutkan perjalanan sebelum pulih perasaan beliau. Rakyat beliau kemudian membuatkan tempat beristirahat di sana. Lama kelamaan tempat itu dikenal dengan nama Munduk Jengis.<br /><br />Diceriterakan kemudian rakyat semuanya sangat gembira pada perasaan mereka, disebabkan sekarang mereka memiliki pujaan yang tampan serta sakti, pintar, bijaksana serta dibya caksu, memiliki kesaktian bisa melihat kejadian tanpa hadir langsung.<br /><br />Setelah lama beliau berdua bersuami isteri saling mencintai, saling mengasihi maka lahirlah seorang putra Iaki-laki, rupanya tampan serta memiliki prabawa yang agung dinamai Ida Wang Bang Banyak Wide.<br /><br />IDA BANG MANIK ANGKERAN BERJUMPA DENGAN BIDADARI<br /><br />Tidak terasa berapa tahun lamanya beliau bersuami-isteri, tatkala hari Purnama bulan ke sepuluh, Ida Sang Pendeta keluar dari pasraman, membawa tempat air serta seperangkat alat untuk mandi. Memang sudah menjadi kebiasaan beliau setiap hari baik atau pada hari Purnama-Tilem, selalu beliau bepergian ke Tirtha Pingit untuk mandi. Beliau berjalan naik perlahan sebab merasa senang beliau melihat segala bunga yang tumbuh di tepi jurang, serta pula di berbagai tempat di daerah Besakih. Banyak jenis bunganya serta beraneka rupa warnanya. Demikian senang perasaan Ida Sang Pendeta melihat keadaan seperti itu, sampai beliau menggumam bagaikan berbincang dengan bunga itu semua.<br /><br />Setelah beliau memasuki hutan, terdengar oleh beliau suara burung semakin ramai saling bersahutan, Iaksana menyambut kedatangan Sang Pendeta. Beraneka macam memang suara burung itu. Semua itu menambah gembira hati sang pendeta. Tahu-tahu beliau sudah berada dekat dengan tempat Tirtha Pingit yang akan dituju.<br /><br />Tiba-tiba beliau berhenti. Karena terlihat oleh beliau seorang wanita sudah ada lebih dahulu di tempat air suci itu, kemungkinan juga akan mandi. Beliau Sang Pendeta lalu memperhatikan wanita itu. Demikian cantiknya serta berwibawa wanita itu. Kemudian beliau merasa-rasa. Sepertinya beliau sudah pernah bertemu dengan wanita itu, namun tidak ingat lagi beliau, di mana, siapa gerangan wanita itu. Ingat lagi, kemudian lupa kembali. Tatkala itu, wanita itu juga diam menunduk, sepertinya acuh.<br /><br />Setelah agak lama mengingat-ingat, juga tidak bisa beliau mengingat, maka didekatinya wanita itu, seraya menyampaikan pertanyaan: "Inggih, tuan puteri yang bijak, siapakah gerangan tuan puteri ini, Kok sendiri di tengah hutan begini. Dari mana tuan puteri, apakah tuan puteri benar manusia, apa Wong samar orang maya, ataukah Dewa ?"<br /><br />Menjawab wanita itu: "Inggih Sang Pendeta, yang sangat bijaksana, hamba ini bukanlah manusia maya, dan juga bukan manusia".<br /><br />"Kalau demikian, sebenarnya tuan puteri Bidadari ?".<br /><br />"Ya, benar sekali seperti yang Sang Pendeta katakan, hamba memang bidadari dari Sorga".<br /><br />"Aduh, sudah hamba sangka, tentu tuan puteri adalah Bidadari, karena kagum benar hamba melihat kecantikan paras tuan puteri".<br /><br />"Inggih, memang demikian Sang Pendeta. Kalau wanita, kecantikannya yang menyebabkan orang itu kagum. Kalau Iaki-laki jelas kebijaksanaan dan keperwiraannya yang membuat orang kagum serta bertekuk lutut di kakinya". Demikian kata Sang Bidadari.<br /><br />Ketika mendengar perkataan Sang Bidadari sedemikian itu, seperti terkena sindiran Sang Pendeta. Seraya menyembunyikan rasa gugupnya, lalu beliau berkata: "Apa yang mungkin tuan puteri cari, datang ke sini di tengah hutan seorang diri ?" Menjawab Sang Bidadari: "Tidak ada yang hamba cari. Kedatangan hamba ke sini, hanya bersenang-senang".<br /><br />Apa yang menyebabkan tuan puteri datang ke sini untuk bersenang-senang. Apakah di Sorga kurang tempat yang indah untuk bersenang-senang?" "Ya, memang demikian Sang Pendeta. Di Sorga, memang tidak kurang tempat yang indah. Tetapi sebenarnya sekali, yang membuat hati ini senang, tidak tempat yang indah saja, namun senang atau sedih, suka atau duka, hanya tergantung pada hati perasaan kita masing-masing. Kalau seperti hamba, sekarang ini, hanya tempat ini yang paling indah, yang bisa memberikan kesenangan pada perasaan hamba. Sebenarnya Sang Pendeta, bagaikan ditarik hati hamba, jadi berkeinginan hamba untuk datang ke mari, mungkin ada sesuatu hal yang sangat indah di sini".<br /><br />Lagi seperti dikenai sindiran, sampai Sang Pendeta menjadi makin gugup, lalu kemudian beliau berkata lagi: "Memang betul tuan puteri datang dari Sorga, sangat pintar dan bijak tuan puteri berkata, semakin menjadi kagum hamba kepada tuan puteri".<br /><br />"Janganlah berkata demikian Ratu Sang Pendeta. Terlalu banyak l Ratu memuji diri hamba. Sebenarnya sekali, hamba masih terlalu muda". Demikian Sang Bidadari segera menjawab.<br /><br />Setelah lama berbincang-bincang serta keduanya merasa di hati masing -masing sudah akrab serta bersemi lagi rasa cinta, lalu beliau Sang Pendeta memaksakan dirinya untuk berkata: "Duh Dewa Sang Bidadari, perkenankanlah hamba memohon maaf, kalau-kalau perkataan hamba tidak berkenan di hati, karena tidak bisa sama sekali hamba akan menghentikan perasaan hamba yang mungkin bisa dikatakan kurang baik, namun bisa juga disebut baik sekali".<br /><br />Lalu menjawab Sang Bidadari: "Silakan Sang Pendeta, apa yang akan tuan sampaikan. Hamba bersedia untuk mendengarnya. Jangan lagi Sang Pendeta merasa ragu dan khawatir".<br /><br />Berkata Sang Pendeta: "Duh, Dewa, terlebih dahulu hamba menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas anugerah Tuan Puteri. Pendek kata hamba ingin mengatakan, jangan sekali Tuan Puteri marah, mudah-mudahan Tuan Putri berkenan. Ya, begini .... diri hamba akan hamba serahkan ke hadapan Tuan Putri Namun karena hamba belum bisa ikut ke Sorga Loka mengikuti Tuan Puteri, kalau berkenan, Tuan Puteri akan hamba ajak di sini di dunia, di kawasan Besakih ini, menghamba dan mengabdi kepada Ida Bhatara di sini".<br /><br />Menjawab Sang Bidadari: "Ya kanda, sebelum hamba menjawab keinginan kanda tersebut, berikan saya menceriterakan terlebih dahulu perihal kita berdua kala berada di Kendran. Sebenarnya, dahulu, sebelum kanda diutus untuk turun ke dunia ini, atas permohonan Ida Danghyang Siddhimantra, dinda sudah memilih hubungan-bertunangan dengan kanda. Namun setelah kanda turun ke Marcapada ini dinda masih sendirian berada di Sorga Loka. Lama dinda menunggu kedatangan kanda, tidak juga ada datang-datang. ltu sebabnya dinda sekarang turun ke dunia mengikuti jejak kakanda, agar bisa segera bertemu dengan kakanda, menyatukan tali asih yang sudah bersemi di Sorga Loka. Karena itu, kalau memang benar ada maksud kakanda akan bersatu dengan dinda, dinda tidak lagi berpanjang kata, dinda bersedia mendampingi kanda, walaupun di sini di dunia, semasih kakanda berada di sini".<br /><br />Setelah mendengar perkataan Sang Bidadari demikian itu, merasa gugup dan terhenyak perasaan Ida Sang Pendeta. Namun di lain pihak merasa gembira perasaan beliau, seraya berkata: "Duh, permata hati kanda, l Dewa, dindaku, barangkali memang betul sekali apa yang dinda katakan baru saja, kanda juga merasa-rasa dengan perihal itu. Namun terasa sangat samar hal itu. Sekali lagi kanda ingin menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya, karena demikian besar kesetiaan dinda kepada kanda, sampai-sampai dinda mau turun ke dunia ini, meninggalkan semua keindahan yang ada di Sorgaloka. Ya, kalau demikian, kanda sanggup, agar kanda bisa bersama dengan dinda sampai kelak di kemudian hari, ke mana pergi dinda, kanda akan ikut. Namun demikian ada yang kanda ragukan dalam hati kanda, perihal keadaan dinda akan menetap di dunia ini bersama kanda, apakah tidak akan membuat ribut di Sorgaloka, ke sana kemari para Dewa mencari dinda. Itu yang sangat kanda khawatirkan di hati, agar tidak karena kanda yang menyebabkan dinda menemui kesulitan, apalagi dinda sudah demikian berkenan memberikan anugerah kepada kanda".<br /><br />Menjawab Sang Bidadari dengan senyum manis: "Ya kanda, memang sepantasnya kanda memikirkan keadaan dinda. Namun jangan kanda merasa khawatir. Sebab dinda sudah memohon pamit kepada Ida Bhatara serta keluarga dinda semuanya di Sorga, serta dinda sudah mendapatkan ijin dari Ida Bhatara. Memang benar dinda sedikit bersikeras memohon diri kepada Ida Bhatara, karena janji Ida Bhatara dahulu, konon kanda hanya sebentar saja diutus turun ke sini ke dunia.<br /><br />Namun, sesudah kanda selesai diruwat Ida Sang Nagaraja, seyogyanya kanda sudah kembali pulang ke Sorga. Memang kanda sudah dapat pulang sekejap, namun karena keras permohonan Ida Sang Nagaraja, yang sudah berjanji kepada Ida Danghyang Siddhimantra, ayah kakanda, lagi pula memang kebetulan ada lain pekerjaan yang harus kanda selesaikan di sini, jadi hambalah yang dikalahkan. Kanda dikembalikan lagi ke dunia. Karena dinda tidak mau ditinggalkan oleh kanda sedemikian lama, jadi dinda menghadap Ida Bhatara, memohon agar dinda diperkenankan turun ke dunia ini, mengikuti perjalanan kanda. Mungkin permohonan dinda dianggap pantas, itu sebabnya dinda diberi ijin untuk mohon pamit serta diberikan wara nugraha untuk bisa turun seperti ini ke dunia, tidak lagi menjalani hal yang sudah lazim, yakni menjelma sejak bayi seperti kelahiran kanda dahulu. Sebab bila demikian perihalnya, jelas tidak bisa dinda bertemu dengan palungguh kanda, seperti sekarang".<br /><br />Memang demikian kagumnya beliau Sang Pendeta pada kadibyacaksuana wawasan Sang Bidadari, kemudian beliau bertanya kembali: "Jadi, kalau demikian halnya, semua perbuatan Kanda di dunia ini sudah dinda ketahui ?"<br /><br />"Ya, semua dinda ketahui".<br /><br />Baru demikian Sang Bidadari berkata, menjadi merah muka Ida Pendeta akibat malunya. Hal itu diketahui oleh Sang Bidadari. Lalu, seraya tersenyum, Sang Bidadari melanjutkan: "Namun semua itu merupakan titah atau kehendak dari Ida Bhatara di Sorgaloka. Kanda hanya melaksanakan. Kalau kanda tidak dijadikan anak yang durhaka, tidak bisa kanda akan nyupat- meruwat Ida Sang Nagaraja, sebab tidak lama kanda memenggal ekor beliau yang menjadi tempat berkumpulnya angkara. Namun Beliau Sang Nagaraja tidak berhutang supata kepada kanda, karena beliau sudah pula nyupat-menyucikan diri kanda, beliau melebur badan jasmani - stula sarira kanda yang banyak berisikan dosa, kemudian diganti oleh beliau dengan badan jasmani baik seperti sekarang ".<br /><br />Sang Bidadari berhenti sebentar, kemudian melanjutkan lagi: "Dinda lanjutkan sedikit lagi. Begini, perihal beliau Ki Dukuh Belatung. Memang beliau sangat sakti matang sekali dalam hal yoga samadhi. Namun ada kekurangan beliau sedikit. Yaitu beliau sedikit tinggi hati dan senang pujian. ltu sebabnya beliau bersedia diruwat pada api yang keluar dari air kencing kanda. Namun sebenarnya, hal itu merupakan kehendak Ida Bhatara, sebab kalau Ki Dukuh tidak tinggi hati, dan senang pujian, tidak berhasil kanda akan memperlihatkan kesaktian membakar sampah di hutan dengan memakai air kencing, yang menjadi jalan Ki Dukuh untuk moksa. Sebab kalau kanda yang langsung bertindak lebih dahulu, jadi kanda akan dianggap mendahului dan berlaku kurang senonoh. Kesaktian yang kemudian memunculkan hal yang tidak baik jelas akan hilang keutamaannya". Demikian kata-kata Sang Bidadari.<br /><br />Menjadi semakin kagum Sang Pendeta. Merah warna paras muka beliau sudah sirna. Beliau kemudian berkata dengan manis: "Ah, muda-mudanya mereka yang ada di Sorgaloka, lebih bijaksana jika dibandingkan dengan yang ada di dunia. Ya, kalau demikian halnya, menjadi tenang dan hening hati kanda tanpa ganjalan lagi sekarang. Sekarang, kanda temani dinda menuju Pasraman. Namun jangan sekali disamakan keadaan di sini dengan di Sorga".<br /><br />Cepat berkata Sang Bidadari: "Janganlah itu lagi disinggung. Bisa bertemu dengan kanda seperti ini saja, dinda sudah sangat dan lebih bahagia dibandingkan dengan di Sorgaloka".<br /><br />Singkat ceritera, pada akhirnya bersuami-istrilah Ida Sang Pendeta dengan Sang Bidadari, kemudian mengadakan putera Iaki seorang, tampan, berprabawa cerdas, mengagumkan sekali walaupun masih bayi, dinamai Ida Wang Bang Tulusdewa.<br /><br />Semakin lama, kawasan Bukcabe, Besakih, Tegenan serta Batusesa, semakin subur makmur, tiada kurang makan dan minum. Itu sebabnya semakin bhakti rakyat di sana kepada Sang Pendeta. Diceriterakan di kawasan Besakih, ada pendamping Ida Sang Pendeta, sebagai pemuka warga Pasek di sana yang bernama Ki Pasek Wayabiya. Beliau sangat bhakti kepada Sang Pendeta, Danghyang Bang Manik Angkeran, karena anugerah beliau memberikan pelajaran tatwa, pengetahuan serta kaparamarthan-kebathinan kepada Ki Pasek. Itu sebabnya Ki Pasek menghaturkan puterinya yang bernama Ni Luh Murdani, seorang wanita yang cantik jelita, sebagai tanda pengikat bhakti beliau kepada Ki Pasek sekeluarga sampai kelak di kemudian hari. Beliau Sang Pendeta tidak menolak keinginan Ki Pasek Wayabiya.<br /><br />Dengan demikian sudah tiga orang Sang Pendeta memiliki isteri, semuanya menjadi wikuni - pendeta wanita yang sangat fasih dengan weda mantra serta pula melaksanakan tapa brata yoga samadhi. Dari isterinya - Ni Luh Murdani, lahir seorang putera Iaki-laki, yang juga berprabawa agung, tampan, dinamai Ida Wang Bang Wayabiya atau Ida Wang Bang Kajakauh.<br /><br />Bagaikan Brahma, Wisnu, Iswara rupa putra beliau bertiga: Ida Bang Banyak Wide, Ida Bang Tulusdewa miwah Ida Bang Wayabiya. Singkat ceritera, semua putranya itu meningkat dewasa. Karena memang putera orang yang bijak, maka ketiga putranya itu sangat setia dan akrab bersaudara, serta sangat berbakti kepada ayah bundanya. Semuanya pandai, karena segala yang dikatakan oleh ayah-bundanya berisikan Kadharman serta Kawicaksanaan. Isi dari Sanghyang Kamahayanikan, Sanghyang Sarasamuscaya dan Manawa Dharmasastra, sudah ditekuni dan dilaksanakan. Serta tidak ingkar kepada isi dari Tri Ratna dan Asta Marga Utama. Serta oleh Sang Pandita, putranya diberikan nasehat mengenai Putra Sasana dan Tri Guna serta Tri Rna. Pendeknya segala ilmu filsafat yang baik- baik ditekuni oleh Sang Tiga.<br /><br />Selain dengan memberikan nasehat kepandaian, kebijaksanaan kepada para putera itu, Sang Pendeta juga sering melakukan perjalanan ke desa-desa memberikan nasehat dan petuah keagamaan serta ilmu kebathinan kepada masyarakat banyak ltu sebabnya, kelak di kemudian hari beliau dibuatkan sthana-pelinggih di pura-pura sebagai bukti sujud bhakti masyarakat kepada beliau.<br /><br />IDA BANG MANIK ANGKERAN BERJUMPA KI DUKUH MURTHI<br /><br />Diceriterakan sekarang, pada suatu hari. Ida Sang Pendeta Danghyang Bang Manik Angkeran berjalan menuju ke arah Barat Laut, ke arah tempat kediaman Ki Dukuh Murthi. Tidak diceriterakan di jalan, sampailah beliau di hutan Jehem, kemudian, menuju Padukuhan, dan berjumpa dengan Ki Dukuh Murthi. Keduanya kemudian berbincang-bincang mengenai mertua Sang Pendeta yakni Ki Dukuh Belatung yang sudah moksa. Ki Dukuh Murthi memang bersaudara dengan Ki Dukuh Belatung. Pada saat itu Ki Dukuh Murthi memiliki seorang anak wanita yang sangat cantik bernama Ni Luh Canting. Putrinya itu dipersembahkan oleh Ki Dukuh kepada Sang Pendeta, sebagai haturan utama yang tulus ikhlas, bukti besar bhaktinya Sang Dukuh kepada Sang Pendeta, sebagai pengikat hingga kelak di kemudian hari. Beliau Sang Pendeta sangat mencintai dan mengasihi Ni Luh Canting, serta bertemu cinta didasari rasa kasih sayang yang suci. Namun karena ada pekerjaan yang sangat mendesak serta didatangi oleh warga desa-desa lain untuk memberikan pelajaran pengetahuan keagamaan, tergesa-gesa beliau meninggalkan Ni Luh Canting untuk melanjutkan perjalanan memberikan petuah kepada warga desa-desa lainnya.<br /><br />Ni Luh Canting kemudian hamil, dan lama-kelamaan melahirkan seorang putra yang tampan, diberi nama Sira Agra Manik. Belakangan Sira Agra Manik kembali ke Besakih, sehubungan dengan pesan ayahandanya untuk menghaturkan Lawangan Agung.<br /><br />Dengan demikian Ida Danghyang Bang Manik Angkeran memiliki putra empat orang, yakni Ida Bang Banyak Wide, Ida Bang Tulusdewa, Ida Bang Wayabiya dan Si Agra Manik, yang keturunannya kemudian bernama Catur Warga.<br /><br />6. IDA DANGHYANG BANG MANIK ANGKERAN BERPULANG KE SUNYALOKA<br /><br />Patut diketahui perihal kesaktian Sang Bidadari sehari-hari, menanak nasi dengan sebulir padi. Sehelai bulu ayam, jika dimasak, menjadi ikan ayam. Keadaan demikian itu jelas tidak boleh dilihat oleh orang lain. Hal itu sudah dipermaklumkan kepada Sang Pendeta, agar beliau jangan mencoba kesaktian Sang Bidadari, agar kesaktian Sang Bidadari tidak hilang. Itu sebabnya keberadaan sehari-hari Sang Pendeta dengan isteri dan putranya di Besakih, tiada kurang suatu apapun.<br /><br />Setelah berapa tahun lamanya, Ida Danghyang Bang Manik Angkeran melaksanakan swadharma berkeluarga dengan istri beliau bertiga beserta putranya tiga orang di Besakih, maka tibalah waktunya perjanjian Sang Bidadari harus kembali ke Sorgaloka. Keluar pikiran Ida Sang Pendeta mencoba kesaktian sang istri. Beliau mengintip isterinya Sang Bidadari sedang memasak, manakala isterinya menaruh sebulir padi. Setelah lama nian memasak, dibukanya kekeb - penutup alat masak- itu oleh Sang Bidadari. Dilihat padinya sebulir itu masih seperti sediakala. Saat itu, berpikir Sang Bidadari, kemungkinan memang sampai saat itu Sang Bidadari bersuamikan Sang Pendeta. Kemudian beliau menghadap dan menghaturkan sembah: "Inggih kakandaku, Sang Pandita, rupanya sampai di sini dinda mengabdikan diri - bersuamikan kanda. Sudah usai rupanya perjanjian kita. Dinda sekarang, akan memohon diri ke hadapan palungguh kanda, untuk pulang kembali ke Sorgaloka".<br /><br />Sang Pandita kemudian berkata halus: "Nah, kalau begitu Silakan adinda pulang lebih dahulu, kanda akan mengikuti perjalanan dinda". Sang Bidadari lalu kembali ke Indraloka.<br /><br />Sejak saat itu Ida Sang Pendeta Danghyang Bang Manik Angkeran selalu melaksanakan Yoga Panglepasan untuk pulang ke alam baka. Dan lagi, beliau menyadari akan segera kembali pulang ke Sunyaloka, lalu beliau memanggil putranya bertiga, memberitahukan bahwa putranya bertiga memiliki kakek di Jawa, yang bernama Ida Danghyang Siddhimantra. Bersama isterinya yang dua orang itu, beliau memberikan petuah yang sangat bermakna: " l Dewa, Bang Banyak Wide, l Dewa, Bang Tulusdewa, l Dewa Bang Wayabiya, anakku bertiga yang sangat ayahanda cintai dan kasihi, ayahanda sekarang bersama ibu-ibumu berdua, akan meninggalkan ananda. Ayahanda akan pulang ke Sorgaloka. Satukan diri ananda dalam bersaudara. Ala Ayu tunggal ! Duka maupun suka hendaknya tetap satu! Kemudian juga agar selalu ingat kepada Bhatara Kawitan, serta senantiasa bhakti menyembah Ida Bhatara semua di sini di Besakih serta Ida Bhatara Basukih. Tidak boleh ananda lalai serta ingkar dengan petuah ayahandamu ini". Demikian nasehat Ida Sang Pendeta, dicamkan betul oleh para putranya bertiga.<br /><br />Pada hari yang baik, beliau kemudian berpulang ke Nirwana, moksa dengan Adhi Moksa-moksa yang utama, diiringkan oleh isterinya berdua, karena keduanya memang setia dan bhakti kepada beliau.<br /><br />Diceriterakan, beliau-beliau itu sudah menyatu dengan Tuhan. Tinggallah para putranya bertiga, ditinggal oleh ayah serta bundanya. Namun demikian masyarakat se wilayah desa Bukcabe, masih tulus bhaktinya, karena ingat kepada petuah Ki Dukuh Sakti Belatung dahulu. Pada saat itu, putera Ida Bang Manik Angkeran yang nomor empat dari Ni Luh Canting yakni Sira Agra Manik, belum ada dan belum berdiam di Besakih.<br /><br />Tidak terhitung berapa tahun ketiga putera itu ditinggal oleh ayah ibunya semua, lalu ada keinginan Ida Sang Bang Banyak Wide akan berbincang dengan kedua adiknya. Setelah semuanya duduk, maka berkatalah Ida Bang Banyak Wide "Inggih, adikku berdua, yang kanda kasihi dan cintai. Teringat kanda dengan petuah Ida l Aji, kata beliau Kakek kita yang bernama, mohon maaf, Ida Danghyang Siddhimantra, bertempat tinggal di Pulau Jawa, tepatnya di daerah Daha. Kalau sekiranya dinda berdua menyetujui, marilah kita pergi ke sana, bersembah sujud menghadap kepada Ida l Kakiyang- kakek kita, agar kita mengetahui keberadaan beliau, agar jangan seperti ungkapan yang mengatakan , tahu akan nama namun tidak tahu akibat rupa. Lagi pula kalau Kanda pikir, mungkin sekali Ida l Kakiyang - kakek kita tidak tahu sama sekali akan keberadaan kanda dinda, karena tidak ada yang menceriterakan perihal keberadaan ayahanda kita serta kita bertiga".<br /><br />Baru didengar perkataan kakaknya demikian, maka menjawablah Ida Sang Bang Tulusdewa dengan sangat sopan: "Inggih palungguh kanda, mengenai perihal itu, perkenankanlah dinda menyampaikan pendapat, namun mohon dimaklumi, bila mana ada yang tidak berkenan di hati kanda. Perihal keinginan kanda , disebabkan niat bhakti kehadapan Ida l Kakiyang, memang wajar sekali. Dinda sangat berbesar hati. Namun bila mana kanda akan pergi ke Jawa, untuk menghadap kepada Ida Kakiyang kakek kita, apalagi berkeinginan untuk bertempat tinggal di sana, mohon maaf dan mohon perkenan kakanda, bahwa dinda tidak bisa mengikuti kehendak kanda itu. Biarkanlah hamba di sini di Bali, agar ada yang melanjutkan yadnya dari ayahanda Ida Sang Pendeta, sebagai tukang sapu di sini di Besakih, seperti menjadi petuah dari ayahanda".!<br /><br />Kemudian Ida Bang Wayabiya menghaturkan sembah: "Inggih palungguh kanda Sang Bang Banyak Wide yang sangat dinda hormati, dinda juga, bukan karena kurang bhakti dinda kepada Ida l Kakiyang, walaupun belum dinda ketahui. Yang nomor dua, tidak kurang bhakti serta kasih dinda bersaudara dengan kakanda. Namun kalau berpindah tempat meninggalkan Bali ini, berat rasanya bagi dinda, karenanya, mohon maaf pula, dinda juga tidak ikut mendampingi kanda, seperti pula pada yang dikatakan kanda Tulusdewa baru. Dinda tidak sekali akan menghalangi niat luhur kakanda untuk pergi ke Jawa, menghadap kepada Ida l Kakiyang. Itu juga sangat pantas. Kalau kakanda berkehendak akan pergi, silakan kakanda pergi sendiri, agar ada yang memberitakan keberadaan di Bali ke hadapan Ida l Kakiyang. Biarkan dinda berdua di sini di Bali ".<br /><br />Baru mendengar hatur adik-adiknya berdua, lama Ida Sang Banyak Wide berdiam, berpikir-pikir. Karena memang tidak pernah berpisah dan mereka saling mengasihi satu sama lainnya. Kemudian beliau berkata: "Inggih, kalau demikian pendapat dinda berdua, patut juga, di Bali agar ada, ke Jawa, menurut kanda, juga agar ada yang memberitahukan perihal keadaan kita di Bali ini, seperti yang dikatakan dinda Wayabiya baru. ltu sebabnya perkenankan kanda akan sendirian pergi ke Jawa, untuk menghadap kepada Ida l Kakiyang. Namun ada petuah kanda kepada dinda berdua. Walaupun kanda tidak lagi berada di sini bersama dinda berdua, di mana saja mungkin kanda - dinda berdiam, kalaupun kanda - dinda menemui kebaikan atau keburukan, agar supaya tidak kita lupa bersaudara sampai nanti kepada keturunan kita di kelak kemudian hari. Ingat betul nasehat suci dari Ayahanda kita: Ala Ayu Tunggal! Ayu tunggal, Ayu kabeh. Ala tunggal, ala kabeh! Duka dan suka tunggal! Kalau satu orang mendapatkan kegembiraan, agar semuanya bisa ikut menikmatinya.<br /><br />Demikian juga kalau salah satu mengalami kedukaan agar semuanya merasakannya. Mudah-mudahan kita semuanya bisa bertemu kembali. Kalau tidak kanda yang bisa bertemu dengan dinda, semoga anak cucu kita bisa bertemu serta mengingatkan persaudaraan kita di kelak kemudian hari".<br /><br />Inggih, silakan palungguh kanda pergi, dinda menuruti semua apa yang kanda katakan, Semoga kanda selamat, serta bisa bertemu dengan Ida l Kakiyang". Demikian hatur adiknya berdua.<br /><br />Pada hari yang baik, Ida Bang Banyak Wide mohon diri kepada saudaranya berdua, seraya berangkat. Diceriterakan perjalanan Ida Bang Banyak Wide, demikian banyaknya desa, perumahan serta hutan dilewatinya, lembah dan jurang yang dituruninya, jarang sekali berjumpa dengan manusia. Banyak sekali kesulitan yang ditemuinya di jalan tak usah diceriterakan, namun Ida Bang Banyak Wide, walau masih jejaka muda-belia, demikian teguhnya kepada tekadnya, tidak pernah takut dan khawatir menghadapi kesulitan dan hambatan di jalan.<br /><br />Pada siang hari beliau berjalan, di mana beliau merasa lesu, di sana berharap untuk beristirahat. Kalau hari sudah menjelang malam, beliau bermalam di mana beliau mendapatkan tempat. Kalau kemalaman di desa, berupaya beliau menumpang di tempat orang, namun seringkali beliau berada di tengah hutan, dan paksa tidur di pohon-pohon kayu. Setiap kali beliau berjumpa dengan orang, tidak lupa beliau menanyakan di mana negeri Daha itu.<br /><br />Singkat ceritera, sampailah beliau di perbatasan negeri Daha. Terkesan beliau akan keadaan negeri itu yang demikian ramai dan indah. Berbeda sekali kalau dibandingkan dengan desa Besakih, yang sedikit bangunannya. Bangunan di sana semua besar-megah serta memakai tembok yang tinggi dari batu bata. Orang di sana semuanya memakai pakaian yang bagus - bagus. Jalannya juga lebar, setiap beberapa meter ada lampu yang berderet di sisi jalan.<br /><br />Setelah tenggelam sang mentari, kala itu nampak oleh beliau ada sebuah bangunan seperti Jero, bertembok bata dengan memakai pintu gerbang kori agung Di bagian luar dari bangunan yang serupa jero itu, ada balai-balai kecil: bale panjang layaknya seperti tempat orang berteduh dan beristirahat. Di sana lalu beliau berteduh dan beristirahat. Demikian gembiranya beliau, sebab mendapatkan tempat beristirahat yang nyaman.<br /><br />Tidak lama, karena demikian lesunya, sekejap beliau sudah terlelap. Ternyata itu ternyata sebuah Griya - tempat seorang pendeta yang bernama Ida Mpu Sedah Di sana, di bagian luar dari Griya Ida Pandita terdapat sebuah batu ceper yang berukuran besar, sebagai tempat Pendeta Mpu Sedah duduk-duduk tatkala beliau beranjangsana. Konon, dahulunya, di tempat batu itu, tak seorangpun berani bermain atau lewat di sana, apalagi untuk mendudukinya. Walau hanya seekor capungpun, kalau hinggap di tempat itu,. langsung akan hangus terbakar.<br /><br />Singkat ceritera, ketika hari itu Ida Pandita keluar untuk berjalan-jalan, tiba-tiba beliau berhenti sejenak ketika melihat ada seorang jejaka duduk di batu ceper itu. Lalu didekatinya seraya berkata: " Uduh kaki, ndi sang kayeng tuan, agia tunggal-tunggal, eman-eman warnanta masmasku. Mwang siapa puspatanira ? Was duga-duga kawongane sira, dadine sira Kaki pasti maweruha. Nah, anakku, dari megerangan sebenarnya ananda ini datang sendirian ke mari. Kagum kakek menyatakan prabawamu . Siapa namamu, serta apa keluarga dan kelahiran ananda? Ayuh jelaskan agar kakek mengetahuinya !"<br /><br />Kemudian Ida Sang Bang Banyak Wide berkata, seraya menghaturkan sembah bakti "Singgih pukulun Sang Pendeta, hamba adalah cucu dari Sang Pendeta Siddhimantra, ayahanda hamba adalah Sang Pendeta Angkeran. Nama hamba Sang Banyak Wide, maksud tujuan hamba adalah ingin bertemu dengan kakek Kakiyang hamba di Griya Daha, Ida Sang Pendeta Siddhimantra itu".<br /><br />Baru didengar hatur Ida Sang Banyak Wide demikian, menjadi sangat terharu perasaan Ida Pandita, seraya berkata: "Aum cucuku tercinta, kalau demikian maksud tujuan cucunda, ketahuilah bahwa kakek cucunda ini memiliki hubungan saudara dengan kakekmu itu yang kini sudah tiada. Karena itu sekarang yang paling baik, dengarkan kakekmu ini, jangan dilanjutkan keinginan cucunda pulang ke Griya kakekmu. Di sini saja cucunda berdiam, mendampingi kakekmu ini yang sudah tua renta. Cucuku menjadi pewaris keturunanku, sebab kakekmu ini tidak memiliki keturunan atau anak. Dulu putera kakek ada Iaki-laki seorang, bernama Sira Bang Guwi. Sudah dibunuh oleh sang raja, dosanya karena membangkang kepada raja. Sebab itu sekarang putung - tidak berketurunan kakekmu ini, semoga berkenan cucunda menjadi sentana-keturunan pewarisku, yang akan memelihara tempat kediaman ini kelak di kemudian hari. Sekarang cucunda yang memerintah di kawasan ini. Di samping itu ada petuah Kakek, sebab cucunda memakai pegangan Ke-Budhaan, sementara kakekmu ini melaksanakan Kesiwaan, karena itu sekarang cucunda janganlah lagi menggelar Kebudhaan, gelaran Siwa yang cucunda jadikan pegangan ".Demikian wacana Ida Mpu Sedah kepada Ida Bang Banyak Wide yang memahami dan menyetujui kehendak Ida Pandita, sehingga akhirnya Ida Bang Banyak Wide diresmikan sebagai putera angkat - kadharma putera.<br /><br />Sangatlah sukacita perasaan Sang Pendeta. sangat dimanja putranya Ida Bang Banyak Wide. Singkat ceritera, sekarang telah berdiam Ida Sang Bang Banyak Wide di Griya Daha mendampingi kakeknya Ida Mpu Sedah.<br /><br />SUMBER : <a href="http://bali-article.blogspot.com/2008_09_01_archive.html">http://bali-article.blogspot.com/2008_09_01_archive.html</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-78872488735523592482010-03-25T21:03:00.003+08:002010-04-08T17:46:46.297+08:00Leak dan Aji Agni Wairocana<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA8g152Ei8dKpQ2b1SBysAHFT6po0YUFer3PS-o21GHmwaOvFANGQ_lNRWNl-gDZpcAWJM36jxNNPOC6H4oVeICXUcqU1m9Ub7BfDtNsp7v0_JFqjlOrk_0pIFfGK8wfXFQMwhwxICfVM/s1600/images.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 106px; height: 143px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA8g152Ei8dKpQ2b1SBysAHFT6po0YUFer3PS-o21GHmwaOvFANGQ_lNRWNl-gDZpcAWJM36jxNNPOC6H4oVeICXUcqU1m9Ub7BfDtNsp7v0_JFqjlOrk_0pIFfGK8wfXFQMwhwxICfVM/s200/images.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5452559632936932114" /></a><br />Leak, sebuah fenomena mistis dari Bali. Sepanjang waktu selalu menjadi pergunjingan. Bahkan tak jarang saling tuduh kerap terjadi. Si anu bisa nge-leak, I dadong (nenek) anu sakti dan sebagainya. Tanpa sadar, dengan berlaku seperti itu sebenarnya mereka sedang dan telah melakukan pengleakan.<br /><br />ASAL USUL DAN FILOSHOPI LEAK<br /><span class="fullpost"><br />Asal usul ilmu pengeleakan bisa dirujuk dalam sebuah ritual bathin yang disebut tapa. Tapa identik dengan api, kekuatan. Apakah kekuatan itu untuk membakar ego guna perolehan keinsyafan diri atau sebaliknya untuk mengumbar ego membakar subyek yang amat dibenci. Sekali lagi, tapa adalah api atau energi berhawa panas. Mereka yang menyimpan (mengekang) nafsu atau emosi negatifnya sedemikian rupa, apabila “diledakkan” dengan cara tertentu dapat menimbulkan api tapas , meski dalam alur yang menyimpang.<br /><br />Bertolak dari prinsip ini, Calon Arang (Randa Dirah) tokoh sentral dalam jagat perleakan Bali diyakini telah melakukan praktek “tapa kebencian” dan menyalurkan hasil tapanya itu secara ghaib menjadi apa yang disebut LEAK. Kemampuan Calon Arang mengekang kebencian dan dendamnya (tapa) melahirkan api (energi panas). Inilah sebabnya Ilmu Leak versi Calon Arang dasar perwujudannya tampak sebagai api (ngendih). Dan tentu saja, api leak semacam itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap mereka yang juga memiliki api sejenis dari tipe dan kualitas yang lebih baik yakni api spiritual. Sebab itu, Mpu Bharadah, Mpu Bahula atau Raja Airlangga (Mpu Jatayu) yang mewakili kekuatan “api spiritual” tidak mempan oleh serangan kebencian yang terpancar dari api tapas Rondo Dirah. Ini pulalah makna keputusan Bhatari Durga yang mengijinkan Walu Nateng Dirah menebar kekuatan pedestian-nya hanya berlaku untuk masyarakat “pinggiran” saja, tidak dapat memasuki “ibukota kerajaan” yang dipimpin Airlangga. Pinggiran disini maksudnya adalah mereka yang berpandangan “keluar” (duniawi) melekat kepada kesenangan material; cinta akan tahta, keserakahan dan sejenisnya. Sedangkan ibukota kerajaan menyimbolkan mereka yang berpandangan “kedalam”, yakni para penekun jalan keinsyafan diri atau para penapak jalan spiritual. Bagaimanapun juga, api tapa spiritual jauh lebih cemerlang dari api tapa kebencian. Dewi Durga (Bhairavi) adalah manifestasi illahi yang merupakan sumber kedua jenis api tapa itu.<br /><br /> Semasih ada rasa tertindas yang melahirkan kebencian dan dendam, semasih ada nafsu birahi yang menggebu dan menuntut pemuasan dan semasih ada kemarahan terpendam yang menuntut pembalasan, jika semua itu cukup untuk melahirkan penghancuran, maka apa yang disebut LEAK pasti tetap eksis.<br /><br />Calon Arang hanyalah subyek pencetus yang mewakili rasa ketidak puasan yang super lengkap semacam itu. Ia adalah Ratu Permaisuri yang sedang berkuasa tapi ia dibuang seperti sampah hingga terlunta ke tepi pengasingan. Ia harus puas sebagai mantan ratu menerima predikat janda (rondo) yang memalukan. Anak satu satunya,yang seharusnya menjadi ahli waris tahta kerajaan adalah seorang wanita bernama Ratna Mengali,pun ikut dicampakkan. Masyarakat kala itu menghukumnya dengan tidak menunjukkan rasa emphati kepada mereka. Disaat usia Ratna Mengali sudah cukup untuk menjadi seorang ibu rumah tangga yang layak, tak seorangpun pria mau mendekatinya apalagi melamarnya. Bisa dibayangkan seorang Ibu yang sedang sebatang kara yang menyayangi anak tunggalnya menerima perlakuan semacam itu,terlebih ia mantan permaisuri Raja Dirah. Siang malam ia memendam api kebenciannya kepada semua orang. Itulah tapa hebat yang dilakukan Rondo Dirah.<br /><br />Maka ia sampai ke Durgaloka yakni Pura Dalem (inner power, konsentrasi api energi dalam tubuh) dan melupakan segalanya. Tujuannya hanya satu; balas dendam melampiaskan kebencian yang tak terbendung lagi. Kebencian yang mendalam dari Calon Arang ini juga layak disebut tapa dan karena itu, Dewi Durga yakni api kesadaran bathin yang dahsyat (cid-aghni, api tapas) berkenan memberikan anugerah-Nya. Karena api itu lahir dari motif kebencian, tidak ayal lagi kualitas api yang diterimanya agak rusak (ugig) dan akhirnya, terbukti memang merusak. Api semacam itu (ditambah sedikit “bumbu” dari ajaran tantrik) merupakan bahan baku (raw material) proses menebar petaka dalam kehidupan yang disebut desti, teluh dan teranjana. Teknik pengolahan api tapa “jalur kiri” seperti versi Rondo Dirah itu banyak dibahas dalam ajaran tantra wamamarga. Salah satu contohnya adalah pewisik yang diterima Calon Arang agar berhasil merubah wujud (malin rupa) seperti berikut :<br /><br />Iki tingkahe mangda dadi binarupa,katon dening wong sabumi; iki pradatanya,away hima hima ring payogan.Sane metu ring sarira gnahnya mider bwana,lwirnya :<br />Papusuwan ngaran purwa,ika dadi lembu<br />Peparu dadi singa,kelod kangin<br />Atine dadi barong,kelod unggwanya<br />Usus agung dadi warak,kelod kawuh unggwanya<br />Ungsilane dadi nagha pasa,kawuh unggwanya<br />Amprune dadi raksasa,kaja unggwanya<br />Jajaringane dadi garuda kaja kangin unggwanya<br />Tumpukan papuswane dadi kala mretyu,ring madya unggwanya<br /><br />Sayangnya, sebagian orang selalu “memojokkan” Randa Dirah sebagai biang kerok Aji Ugig (leak), sementara banyak orang tanpa sadar juga sedang melakukan praktek tapa sejenis seperti yang dilakukan Randa Dirah. Dijaman Kali ini banyak orang mengaku takut terhadap leak meskipun dia sesungguhnya adalah juga pengikut Calon Arang.. Mereka “diam diam” pergi ke pura atau tempat tempat keramat,petilasan,makam “mbah sakti” dan sebagainya, bukan untuk menyembah Hyang (memuja,memuliakan dan bersyukur kehadapan Hyang Widhi) melainkan untuk mendoakan (baca; meminta) agar jabatannya langgeng (baca; orang lain tidak perlu naik pangkat),agar usahanya laris dan maju (baca; agar orang yang melakukan usaha sejenis bangkrut). Jika hal hal semacam itu mereka pikirkan terus menerus sampai tidak bisa tidur,tak ayal lagi mereka adalah pengikut setia Calon Arang alias “leak leak berdasi” (baca : leak matah). Jadi kenapa harus takut dan memojokkan Randa Dirah dan leaknya?<br /><br />LEAK TETAP EKSIS<br /><br />Diatas telah saya simpulkan bahwa semasih ada kebencian dan dendam yang perlu dilampiaskan,semasih ada nafsu birahi yang menuntut pemuasan dan semasih ada kemarahan terpendam yang menuntut pembalasan, jika semua itu cukup untuk melahirkan penghancuran,maka apa yang disebut LEAK pasti tetap eksis.<br />Memang dalam sebuah babad misalnya pernah terungkap sebuah Ajian yang dianugerahkan oleh Ida Peranda Sakti Wau Rawuh kepada sisya sisyanya terbukti sangat ampuh dan berhasil mengalahkan ilmu pengeleakan yang merajalela pada masa itu.Ajian pemunah Ilmu Pengelakan itu popular disebut Gni (Agni) Wairocana.Hanya sekejap saja setelah mantra ajian tersebut dirapal,balatentara pengeleakan berikut panglimanya musnah terbakar hancur lebur menjadi abu.Ajian macam apa sesungguhnya Agni Wairocana itu?<br /><br />RAHASYA AJIAN AGNI WAIROCANA<br /><br />Vajra Vairochani (ya) adalah nama lain dari Indrani (Shakti Dewa Indra) yang mengambil bentuk sebagai “tubuh” dari senjata Vajra (Halilintar) milik Dewa Indra. Vajra adalah halilintar; yakni api (agni) kosmik yang sangat dahsyat.Siapapun yang terkena pukulan Vajra ini akan dilumpukan egonya sehingga mengalami “pencerahan seketika”. Sama halnya dengan pengalaman yang menimpa Shri Hanuman,ideal dasyabhakti dalam epos Ramayana. Karena prilaku egoistik (ugig) semasa kecilnya, Putra Vayu yang gagah perkasa itu mendapat hukuman dari Dewa Indra,Penguasa Kahyangan.<br /><br />Indra melepaskan senjata vajra yang dahsyat itu dan mengenai dagu Hanuman .Hanuman kemudian jatuh dan pingsan (egonya dilumpuhkan). Setelah Hanuman siuman,ia mendapati dirinya telah “tercerahi”(mencapai keinsyafan diri). Untuk sampai kepada hakekat pencerahan itu, banyak usaha yang telah dilakukan Sang Hanuman. Hanuman pada masa itu sedang berguru di Suryaloka. Ini menunjukkan bahwa Ia seorang bhakta yang mendambakan penerangan jiwa (Surya=Pencerahan). Setelah menimba pelajaran di Surya Loka,dengan kekuatan yang diperolehnya Ia sempat menghancurkan kereta perang Dewa Indra.<br /><br />Ini menunjukkan bahwa Hanuman telah menundukkan “ kereta” yakni badan/tubuh tempat nafsu inderawi melampiaskan hasratnya. Bahkan Hanuman melumpuhkan Gajah Airavata,wahana utama Dewa Indra. Gajah adalah simbol buddhi (asas kebijaksanaan). Lagi lagi peristiwa ini menunjukkan bahwa Hanuman telah menguasai intelegensia, pusat segala pertimbangan untuk membedakan kebaikan dan keburukan (wiweka=buddhiyoga). Setelah penundukan kereta badan dan menguasai wiweka, Hanuman kemudian “menerima” pukulan Vajra Vairochana, the personification of instantaneous enlightment (perwujudan pencerahan seketika). Senjata ini cukup populer di Bali sebagai nama “ilmu” yakni Aghni Wairochana untuk mengalahkan leak sebagaimana tertulis dalam Babad Pasek.<br /><br />Bertolak dari uraian diatas, sangatlah logis kalau ilmu Agni atau Vajra Wairocana itu dikatakan sangat ampuh untuk memunahkan Leak. Karena Agni Wairocana adalah senjata kesadaran jiwa untuk melumpuhkan ego (pikiran) yang sedang dipenuhi kabut kegelapan hawa nafsu (kebencian,dendam,kemarahan,kesombongan,dsb). Energi yang dipancarkan oleh pikiran yang gelap adalah emosi negatif atau hawa panas yang dapat menghancurkan kehidupan. Hawa panas yang desruktif ini adalah cikal bakal aji pengleakan.Maka jika kabut kegelapan pikiran dan api hawa nafsu itu dilumpuhkan, tak ayal cikal bakal pengleakanpun sirna dari kehidupan manusia.Agni Wairocana adalah ajian penerang jiwa,cahaya kesadaran jiwa yang terbit dari penapakan jalan spiritual keinsyafan diri. Senjata ini hanya dikuasai oleh pribadi pribadi mulia sekaliber Danghyang Nirartha,Mpu Bharadah,Mpu Jiwaya,Mpu Bahula dan segelintir orang suci lainnya, Bagi mereka,kekuatan leak tidak kuasa menyentuhnya<br /><br />Sumber : <a href="http://artikelbali.blogspot.com/2007/07/memusnahkan-leak-di-muka-bumi-apa.html">http://artikelbali.blogspot.com/2007/07/memusnahkan-leak-di-muka-bumi-apa.html</a><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-27343835626145836012010-03-06T13:07:00.005+08:002010-03-06T13:30:11.851+08:00Puja TrisandyaKali ini saya coba untuk memposting hasil ketikan dengan menggunakan Bali Simbar Dwijendra, dimana dalam Postingan yang berupa Gambar dengan format PNG ini saya mencoba untuk mengetik Mantram Puja Trisandya dalam Aksara Bali dan hasilnya adalah sbb : <br /><span class="fullpost"><br /><br />Silahkan <span style="font-weight:bold;">Klik GAMBAR untuk Memperbesar / memperjelas !!!</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgINtdbhFy2FZ34WExU9KJZFRNjMPHlJHRBJtlDa7NXiFHizW1q22yR67aaB5mUNAurP3g7fxFLXo5I7GbdzDsXxvUdgQFLJWSFMCRqJJlxmy_qc5zFI45-osAMcVBHZxAonEjhsX2NLoA/s1600-h/Trisandya.PNG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 396px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgINtdbhFy2FZ34WExU9KJZFRNjMPHlJHRBJtlDa7NXiFHizW1q22yR67aaB5mUNAurP3g7fxFLXo5I7GbdzDsXxvUdgQFLJWSFMCRqJJlxmy_qc5zFI45-osAMcVBHZxAonEjhsX2NLoA/s400/Trisandya.PNG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5445387319576928210" /></a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-64296069507885284152010-03-03T12:23:00.004+08:002010-03-03T13:06:11.165+08:00Top Countries Ranked by Internet SpeedPerkembangan Internet di dunia saat ini dirasakan mengalami kemajuan yang begitu Pesat, dan dengan pesatnya perkembangan tersebut masing-masing Provider dan ISP penyedia Layanan Internet di masing-masing Negara di Dunia berlomba-lomba memberikan Layanan yang Optimal kepada Pelanggannya dengan Meningkatkan Kecepatan Akses ( Download dan Upload ) Internet.<br />Berdasarkan data <a href="http://www.speedtest.net/global.php#0,4,31" target=new">Top Countries Ranked</a> di situs <a href="http://www.speedtest.net" target=new">Speedtest.net</a> menunjukan bahwa Kecepatan internet yang paling cepat saat ini adalah 23.04 Mb/s ( download ) yang terjadi di Negara Republik Korea dan 9.59 Mb/s ( Upload ) di Negara Lithuania.<br />Dengan adanya Kecepatan download 23.04 Mb/s tersebut maka Republik Korea menempati posisi pertama dalam Top ranked Speedtest disusul Negara Aland Island dengan 19.26 Mb/s sebagai posisi kedua dan Jepang 17.70 Mb/s menempati posisi ketiga, sdangkan Indonesia hanya menempati posisi ke-129 dengan kecepatan 1.34 Mb/s jauh dibawah Singapura 8.19 Mb/s ( posisi 25 ), Thailand 3.92 Mb/s (posisi 57), Malaysia 2.24 Mb/s ( posisi 85 ), Vietnam 1.72 Mb/s ( posisi 110 ).<br /><span class="fullpost"><br />Adapun hasil Top Ranking Download Speed dari Situs Speedtest adalah Sbb :<br /><br />1 Republic of Korea 23.04 Mb/s<br />2 Aland Islands 19.26 Mb/s<br />3 Japan 17.70 Mb/s<br />4 Latvia 17.22 Mb/s<br />5 Romania 15.63 Mb/s<br />6 Lithuania 15.01 Mb/s<br />7 Sweden 14.77 Mb/s<br />8 Andorra 14.60 Mb/s<br />9 Netherlands 14.29 Mb/s<br />10 Bulgaria 14.04 Mb/s<br />11 Republic of Moldova 12.48 Mb/s<br />12 Hong Kong 10.97 Mb/s<br />13 Portugal 10.96 Mb/s<br />14 Slovakia 10.39 Mb/s<br />15 Hungary 10.02 Mb/s<br />16 Germany 9.80 Mb/s<br />17 Ukraine 9.62 Mb/s<br />18 Czech Republic 9.59 Mb/s<br />19 Switzerland 9.49 Mb/s<br />20 Russian Federation 9.41 Mb/s<br />21 Finland 9.19 Mb/s<br />22 Denmark 9.03 Mb/s<br />23 Estonia 8.55 Mb/s<br />24 Slovenia 8.52 Mb/s<br />25 Singapore 8.19 Mb/s<br />26 France 8.10 Mb/s<br />27 Norway 8.03 Mb/s<br />28 United States 7.67 Mb/s<br />29 Liechtenstein 7.65 Mb/s<br />30 Belgium 7.51 Mb/s<br />31 Taiwan 7.48 Mb/s<br />32 Greece 7.37 Mb/s<br />33 Isle of Man 7.26 Mb/s<br />34 Austria 6.95 Mb/s<br />35 Georgia 6.83 Mb/s<br />36 San Marino 6.75 Mb/s<br />37 Iceland 6.64 Mb/s<br />38 Canada 6.47 Mb/s<br />39 Luxembourg 6.11 Mb/s<br />40 United Kingdom 5.76 Mb/s<br />41 Australia 5.48 Mb/s<br />42 Macedonia 5.45 Mb/s<br />43 Kyrgyzstan 5.43 Mb/s<br />44 Europe 5.41 Mb/s<br />45 Italy 5.09 Mb/s<br />46 Spain 4.92 Mb/s<br />47 Mongolia 4.86 Mb/s<br />48 Ireland 4.78 Mb/s<br />49 New Zealand 4.62 Mb/s<br />50 Albania 4.57 Mb/s<br />51 Croatia 4.54 Mb/s<br />52 Monaco 4.37 Mb/s<br />53 Poland 4.29 Mb/s<br />54 Macau 4.24 Mb/s<br />55 Azerbaijan 4.21 Mb/s<br />56 Malta 4.21 Mb/s<br />57 Thailand 3.92 Mb/s<br />58 Jersey 3.84 Mb/s<br />59 Bahamas 3.62 Mb/s<br />60 Turkey 3.58 Mb/s<br />61 Chile 3.54 Mb/s<br />62 Belarus 3.53 Mb/s<br />63 Montenegro 3.40 Mb/s<br />64 Israel 3.38 Mb/s<br />65 Saudi Arabia 3.35 Mb/s<br />66 Saint Lucia 3.33 Mb/s<br />67 Trinidad and Tobago 3.31 Mb/s<br />68 Grenada 3.31 Mb/s<br />69 Kazakstan 3.29 Mb/s<br />70 Aruba 3.29 Mb/s<br />71 Faroe Islands 3.27 Mb/s<br />72 Gibraltar 3.20 Mb/s<br />73 Serbia 3.10 Mb/s<br />74 Greenland 2.79 Mb/s<br />75 China 2.67 Mb/s<br />76 Philippines 2.60 Mb/s<br />77 Qatar 2.60 Mb/s<br />78 United Arab Emirates 2.55 Mb/s<br />79 Jamaica 2.51 Mb/s<br />80 Brazil 2.47 Mb/s<br />81 Bermuda 2.44 Mb/s<br />82 Puerto Rico 2.34 Mb/s<br />83 Cyprus 2.32 Mb/s<br />84 Kuwait 2.32 Mb/s<br />85 Malaysia 2.24 Mb/s<br />86 Bosnia and Herzegovina 2.24 Mb/s<br />87 Cayman Islands 2.17 Mb/s<br />88 Uganda 2.13 Mb/s<br />89 Saint Kitts and Nevis 2.11 Mb/s<br />90 Guam 2.04 Mb/s<br />91 Costa Rica 2.03 Mb/s<br />92 Antigua and Barbuda 2.02 Mb/s<br />93 Morocco 2.00 Mb/s<br />94 Satellite Provider 1.99 Mb/s<br />95 Kenya 1.98 Mb/s<br />96 Saint Vincent and the Grenadines 1.98 Mb/s<br />97 Armenia 1.92 Mb/s<br />98 South Africa 1.91 Mb/s<br />99 Pakistan 1.91 Mb/s<br />100 Cape Verde 1.86 Mb/s<br />101 Argentina 1.84 Mb/s<br />102 Turks and Caicos Islands 1.82 Mb/s<br />103 Mexico 1.81 Mb/s<br />104 Guadeloupe 1.80 Mb/s<br />105 U.S. Virgin Islands 1.79 Mb/s<br />106 Bahrain 1.77 Mb/s<br />107 Martinique 1.77 Mb/s<br />108 British Virgin Islands 1.77 Mb/s<br />109 Panama 1.73 Mb/s<br />110 Vietnam 1.72 Mb/s<br />111 Jordan 1.72 Mb/s<br />112 Ghana 1.71 Mb/s<br />113 Anguilla 1.70 Mb/s<br />114 Mozambique 1.69 Mb/s<br />115 French Guiana 1.65 Mb/s<br />116 Dominica 1.62 Mb/s<br />117 Netherlands Antilles 1.55 Mb/s<br />118 Barbados 1.52 Mb/s<br />119 Honduras 1.51 Mb/s<br />120 Belize 1.50 Mb/s<br />121 Lao People's Democratic Republic 1.50 Mb/s<br />122 Reunion 1.50 Mb/s<br />123 Sri Lanka 1.50 Mb/s<br />124 Colombia 1.48 Mb/s<br />125 Nicaragua 1.45 Mb/s<br />126 New Caledonia 1.43 Mb/s<br />127 El Salvador 1.43 Mb/s<br />128 India 1.42 Mb/s<br />129 Indonesia 1.34 Mb/s<br />130 Oman 1.34 Mb/s<br />131 Maldives 1.28 Mb/s<br />132 Senegal 1.26 Mb/s<br />133 Rwanda 1.26 Mb/s<br />134 Syrian Arab Republic 1.26 Mb/s<br />135 Tunisia 1.20 Mb/s<br />136 Botswana 1.17 Mb/s<br />137 United Republic of Tanzania 1.15 Mb/s<br />138 Northern Mariana Islands 1.14 Mb/s<br />139 Guatemala 1.14 Mb/s<br />140 Haiti 1.13 Mb/s<br />141 Algeria 1.10 Mb/s<br />142 Ecuador 1.09 Mb/s<br />143 Peru 1.09 Mb/s<br />144 Papua New Guinea 1.08 Mb/s<br />145 Cambodia 1.07 Mb/s<br />146 Uzbekistan 1.07 Mb/s<br />147 Venezuela 1.05 Mb/s<br />148 Iraq 1.03 Mb/s<br />149 Namibia 0.99 Mb/s<br />150 Palestinian Territory 0.96 Mb/s<br />151 Egypt 0.94 Mb/s<br />152 Uruguay 0.90 Mb/s<br />153 Dominican Republic 0.88 Mb/s<br />154 Brunei Darussalam 0.88 Mb/s<br />155 Fiji 0.88 Mb/s<br />156 Sudan 0.83 Mb/s<br />157 Libyan Arab Jamahiriya 0.76 Mb/s<br />158 Afghanistan 0.73 Mb/s<br />159 Burkina Faso 0.72 Mb/s<br />160 Mauritania 0.71 Mb/s<br />161 Paraguay 0.68 Mb/s<br />162 Cote D'Ivoire 0.66 Mb/s<br />163 Bangladesh 0.66 Mb/s<br />164 Zimbabwe 0.65 Mb/s<br />165 Madagascar 0.65 Mb/s<br />166 Yemen 0.65 Mb/s<br />167 Gabon 0.60 Mb/s<br />168 Islamic Republic of Iran 0.60 Mb/s<br />169 Lebanon 0.59 Mb/s<br />170 Angola 0.57 Mb/s<br />171 Nigeria 0.53 Mb/s<br />172 Bolivia 0.53 Mb/s<br />173 Mauritius 0.49 Mb/s<br />174 Suriname 0.49 Mb/s<br />175 Mali 0.49 Mb/s<br />176 Zambia 0.47 Mb/s<br />177 French Polynesia 0.46 Mb/s<br />178 Nepal 0.45 Mb/s<br />179 Cameroon 0.44 Mb/s<br />180 Guyana 0.41 Mb/s<br /><span style="font-weight:bold;"><br />Hasil selengkapnya Klik</span> : <a href="http://www.speedtest.net/global.php#0,4,31" target=new">Top Countries Ranked by Speed</a><br /><br />Sumber : <a href="http://www.speedtest.net/" target=new">Speedtest.net</a><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-26382190870842612922010-03-02T05:57:00.004+08:002010-03-02T06:09:48.143+08:00Cucusoft Ultimate DVD and Video Converter Suite v7.13.7.7<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht0-LQDmltxvZfBjT09MAw7qmTNq8f-4VIJSXmNNEdWOXFR-IYTbLy5f2hOfvCoTi7j5G-jvoBx-sMO3lcxd3tLquhbkR48kc5lXemn_N1nZX_b9dPSZN3W_c8Y4CSwrjpScHQv8td50A/s1600-h/Screenshot_Ultimate_Converter_Suite_400.gif"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 163px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht0-LQDmltxvZfBjT09MAw7qmTNq8f-4VIJSXmNNEdWOXFR-IYTbLy5f2hOfvCoTi7j5G-jvoBx-sMO3lcxd3tLquhbkR48kc5lXemn_N1nZX_b9dPSZN3W_c8Y4CSwrjpScHQv8td50A/s400/Screenshot_Ultimate_Converter_Suite_400.gif" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5443788890162768738" /></a> Cucusoft Ultimate Video Coverter converts videos to play on almost any portable device including iPod Video, iPod touch, iPod video nano, iPhone, Zune, PSP, video capable MP3 players, video capable mobile phones, and Pocket P.C., etc. Meanwhile, it can also support output almost any audio/video format, including Video format(H264, MP4, WMV, AVI, MOV, RM, 3GP, flv, SWF, mpeg-1, mpeg-2, VideoCD, SuperVideoCD, DVD, etc.) and Audio format(AC3, AAC, MP2, MP3, MP4, RA, WMA, etc.). It's the most powerful all in one video file converter on the planet.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Features of Cucusoft Ultimate Converter Series<br /><br />> The latest version includes three running modes, the first is "Direct Mode", the second is "Batch Mode" and the last one is "1 Click Mode".<br />--"Direct Mode" means that user can directly click the DVD Menu to select the movie they want to rip. This mode is very easy for ripping a movie DVD's.<br />--"Batch Mode" means that user can select the DVD titles/chapters they want to rip via checkbox list. This mode is very easy for batch ripping Music DVD's, MTV DVD's and Episodic DVD's.<br />--"1 Click Mode" means that user just clicks 1 click to open a DVD, then the rest task will be done automatically. This mode is designed for dummies. (New)<br />> Support for Subtitle Selection, eg. English Subtitle, French Subtitle ....<br />--Under "Direct Mode", through DVD menu.<br />--Under "Batch Mode", through DVD Title list.<br />> Support for Audio Track Selection, eg. English audio track, French audio track.....<br />--Under "Direct Mode", through DVD menu.<br />--Under "Batch Mode", through DVD Title list.<br />> Various kinds of video crop mode. eg. 16:9, 4:3, full screen and so on.<br />> Support almost any video file as input, including DVD, vob, DivX, XviD, MOV, rm, rmvb, MPEG, WMV, AVI, dvr-ms, MP4, TiVo, .mkv etc. to iPod video format.<br />> Various kinds of video resize mode, eg. "Keep aspect ratio" and "stretch to fix screen".<br />> Support splitting output video by DVD chapters, and titles. Fully support MTV DVDs and Episodic DVDs.<br />> Support customize output video file size and video quality.<br />> Provide flexible output profiles, user can easily customize the video properties.<br />> Support Dolby, DTS Surround audio track.<br />> Support convert DVDs/Video to any audio format, including AC3, AAC, MP2, MP3, MP4, RA, WMA, etc.<br />> Support convert DVDs/Video to any video format, including H264, MP4, WMV, AVI, MOV, RM, 3GP, flv, SWF, mpeg1, mpeg2, VideoCD, SuperVideoCD, DVD, etc.<br />> Support convert DVDs/Video to any (portable) device including iPods(iPod video, iPod touch, iPod video nano), Zune, PSP, iPhone, Apple TV, PPC, PDA, PS2, PS3, Xbox, Xbox 360, etc.<br />> Support customize your own (new) device profiles.<br /><br />Minimum Requirements of Cucusoft Ultimate Converter Series<br />> Software requirements:<br />Windows 9x, Windows 2000, Windows NT, Windows XP, Windows, Vista, Windows 2003 Server, etc.<br />DirectX 8.0 or later.<br />> Hardware requirements:<br />MMX-enhanced CPU or more powerful<br />32 MB RAM or more<br />Any VGA card<br />> Input DVD specification of Cucusoft Ultimate Converter Series<br />Support any video DVD disc that can be played on your PC/DVD player properly.<br /><br /><a href="http://www36.indowebster.com/a089b6061179e4f1c8020cce3dda806d.rar" target=new">KLIK DISINI</a> Untuk Download Cucusoft Ultimate DVD and Video Converter Suite v7.13.7.7<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-73451730557241264652010-02-23T20:28:00.003+08:002010-02-23T20:50:30.924+08:00Internet Download Manager 5.18 build 4<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1bJiZ2jwbaPPh34_h0-2xmeAMsPNUnNQx4WHv4DQWp1n1X4Gln3CNw7DSNdoTofKsX_cveraaHYMGs_IHR8RV3hht-szS2ZBplyRNWnoAhNi30XTsedaxKn2gbWnfFsfhFlN1Ehbf-jA/s1600-h/idm.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 81px; height: 131px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1bJiZ2jwbaPPh34_h0-2xmeAMsPNUnNQx4WHv4DQWp1n1X4Gln3CNw7DSNdoTofKsX_cveraaHYMGs_IHR8RV3hht-szS2ZBplyRNWnoAhNi30XTsedaxKn2gbWnfFsfhFlN1Ehbf-jA/s400/idm.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441420433554289922" /></a><br />Internet Download Manager ( IDM )adalah sebuah tools untuk menambah kecepatan Download sampai 5x lebih cepat dari biasanya dan dapat pula digunakan untuk mengorganisir download.<br /><span class="fullpost"><br />Program ini mendukung HTTP, HTTPS, FTP dan MMS protokol, dan memiliki adaptif download akselerator untuk MP3 audio, FLV dan MPEG file video. Program ini juga memiliki fitur Download Panel untuk IE, Firefox dan browser berbasis Mozilla lainnya yang muncul di atas web-player dan dapat digunakan untuk men-download flash video dari situs seperti YouTube, MySpaceTV, Google Video, dan lain-lain yang terintegrasi ke dalam Opera, Mozilla, Internet Explorer, Firefox, MSN, AOL, Google Chrome, dan ke dalam setiap aplikasi yang menggunakan FTP, atau HTTP protokol. Internet Download Manager sepenuhnya mendukung Windows Vista dan Internet Explorer 7.<br /><br />Produk ini dirancang untuk berjalan pada sistem operasi berikut:<br /> * Windows Server 2008<br /> * Windows Vista<br /> * Windows XP<br /> * Windows 2003<br /> * Windows 2000<br /> * Windows ME<br /> * Windows NT<br /> * Windows 98<br /> * Windows 95<br /><br /><a href="http://www54.indowebster.com/e02379aff19aeba3716406f30285879c.rar" target=new">Download IDM 5.18 Build </a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-19589217622963807962010-02-21T01:02:00.005+08:002010-02-24T17:02:52.910+08:00Bali Simbar Dwijendera untuk Pengetikan Aksara Bali<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6ShwrYc7qCd_PZrxPQLYLKjsVbVRNy_FOqi5CNQ0IJZRnJQC411lzW3Hl2OwOY9qOK1xmmmvfD5DdTryu7pQld2ZbjPrURjXbUqjAR3Xf-HtpjQLabL6nMOix69Wu6EhESU1_8aprrVY/s1600-h/aksara+bali.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 312px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6ShwrYc7qCd_PZrxPQLYLKjsVbVRNy_FOqi5CNQ0IJZRnJQC411lzW3Hl2OwOY9qOK1xmmmvfD5DdTryu7pQld2ZbjPrURjXbUqjAR3Xf-HtpjQLabL6nMOix69Wu6EhESU1_8aprrVY/s400/aksara+bali.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5441732761051506034" /></a><br />Bali Simbar Dwijendera adalah sebuah Program untuk menulis Aksara Bali di Komputer yang paling Praktis saat ini.<br />Menurut Penulis program ini jauh lebih sempurna dari Font Bali Simbar yang sebelumnya telah ada karena pada Bali Simbar Dwijendera ini telah dilengkapi dengan Keyman sehingga pengetikan Aksara Bali tidak serumit jika kita menggunakan Font Bali Simbar sebelumnya.<br /><span class="fullpost"><br />Dibawah ini saya telah menyediakan Link untuk mendownload Program Bali Simbar Dwijendera dimana dalam File yang berformat Rar tersebut akan terdapat :<br />1. Bacalah.pdf adalah file Kata Sambutan dari Yayasan Dwijendera Denpasar dan petunjuk Penggunaan Program Bali Simbar Dwijendera.<br />2. Program Instaler dari Bali Simbar Dwijendera itu sendiri.<br /><br />Untuk meng-install Bali Simbar Dwijendra, jalankan fle Bali Simbar Dwijendra. Ikuti petunjuk yang ditampilkan.<br />Setelah selesai instalasi, aktifkan program Keyman, maka akan muncul ikon abu-abu Keyman dengan huruf K, pada pojok kanan bawahlayar <br /> <br />* Terlebih dahulu aktifkan program aplikasi yang akan dipakai mengetik (misal WORD, CorelDraw, PowerPoint).<br />* Klik ikon Keyman tersebut.<br />* Pilih ikon : Bali Simbar Dwijendra atau Kawi Simbar.<br />* Pilih font yang sesuai (Bali Simbar DJ atau KwTimes New Roman, <br />atau font lainnya).<br />* Program sudah bisa dipakai mengetik<br /><br />Dengan Klik kanan pada ikon kita bisa mengatur konfgurasi/ cara pengaktifan Keyman. Konfgurasi yang bisa dipilih :<br />a. Program Keyman langsung start saat Windows start.<br />b. Bali Simbar diaktifkan dengan [Ctrl-Alt-B] dan dimatikan dengan [Ctrl-Alt-B] (togel / bulak-balik).<br />c. Agar Splash Screen Keyman tidak tampil pada saat Program Keyman diaktifkan. Dll.<br />6. Program ini bisa dipergunakan pada Word, Exel, PowerPoint, Note-<br />pad, Corel Draw, Page Maker dan sebagainya. <br />Pengetikan pada Exel sebaiknya pada mode “EDIT”, yaitu dengan menekan tombol F2 pada awal pengetikan dalam satu sel atau klik sel tersebut 2 x.<br /><br />Pemakaian pada program ADOBE (Page Maker dll) akan menimbulkan sedikit kendala, terutama pengetikan menggunakan [Ctrl- Shift-Aksara]. Coba tekan [Ctrl-Shift-Aksara] berkali-kali. Lihat juga petunjuk bagi pengguna ADOBE pada halaman di belakang.<br /><br />Bacalah petunjuk penggunaan dengan cermat, karena semuanya penting. Bila perlu praktikkan satu-persatu. <br /><br />Sebagai Pengguna <span style="font-weight:bold;">Bali Simbar</span> melalui Kesempatan ini saya juga ingin Menyampaikan Rasa Bangga dan Penghargaan yang setinggi-tingginya kepada BAPAK MADE SUATJANA yang dengan tekunnya telah membuat Bali Simbar menjadi sebuah Program yang lebih mudah dapat di Gunakan, demikian juga kepada Yayasan Dwijendera Denpasar yang telah membantu Pihak Pembuat Program dalam Pengembangan Bali Simbar, serta Saya berharap Semoga Kedepan Program ini lebih dapat dikembangkan Guna Menjaga salah satu Aset Budaya Bali yang Adi Luhung ini dan saya Juga berharap Hendaknya Hasil Karya ini Segera Di Patenkan untuk menghindari Pencaplokan oleh pihak lain kedepan.<br /><br /> <br />Download <a href="http://download192.mediafire.com/jd0btnm1c91g/5tzkyydv02j/BALI+SIMBAR+DWIJENDRA.zip" target=new">BALI SIMBAR DWIJENDERA</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-26708183573303365132010-02-20T23:09:00.004+08:002010-02-21T00:03:29.545+08:00Membuat Photo effect secara Online<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4RiThJWgUiP3aMe5Y2zPBfmrlZWk5QOLy0GPB5jKsw76J05psG9EmonFbV45vwjknC5igyq8NsPpLM3IGcuyKLkBgXnRp4Hc7bDavAaZJJODf5GlRx33o-F1lZfftW9Ww6xPk22Q0-Fw/s1600-h/yga.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 316px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4RiThJWgUiP3aMe5Y2zPBfmrlZWk5QOLy0GPB5jKsw76J05psG9EmonFbV45vwjknC5igyq8NsPpLM3IGcuyKLkBgXnRp4Hc7bDavAaZJJODf5GlRx33o-F1lZfftW9Ww6xPk22Q0-Fw/s400/yga.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440356876878555298" /></a><br />Membuat Photo effect secara Online saat ini sangatlah memungkinkan, dimana prosesnya tidaklah begitu Lama ( tergantung koneksi Internet Kita ), dan Hasilnya cukup Lumayan untuk sekedar di Pajang di Face Book, Friendster ataupun untuk dijadikan Wallpaper di layar Komputer Anda. <br /><span class="fullpost"><br />salah satu Situs yang menyediakan Layanan Photo Effect secara Gratis adalah situs : <a href="http://photo505.com/en/" target=new">Photo 505</a> dimana dalam situs tersebut telah disediakan beberapa Effect yang bisa kita pilih dengan meng-klik Effect tersebut, kemudian Klik Browse dan pilih Photo yang akan kita tambahin Effect, jika Koneksi Internetnya Bagus maka kita tinggal menunggu beberapa detik untuk mendapatkan Hasilnya, lalu kita tinggal meng-Klik Save to disk untuk menyimpan hasilnya di Hardisk, atau jika ingin meng-share di Web / Blog tinggal Copy embeded Hotlink for Websites, Hotlink for forums untuk dipajang di Forums dsb-nya.<br />dan ini adalah beberapa sample dari hasil effect Photo saya :<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOjM58DkeWKSO4e8h71MijzpCk_9fqjxJd8jkg3s-0J4F1dz3eB5-48XOXQzUk4ugVWnxgPw1o6SPNtQZdAn4f_v6rQISd0ZdYaLO5u50mmWcMh8fIoWqrfNY4Ke8UqRNhPCDjjAFIU2I/s1600-h/Yooga.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 266px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOjM58DkeWKSO4e8h71MijzpCk_9fqjxJd8jkg3s-0J4F1dz3eB5-48XOXQzUk4ugVWnxgPw1o6SPNtQZdAn4f_v6rQISd0ZdYaLO5u50mmWcMh8fIoWqrfNY4Ke8UqRNhPCDjjAFIU2I/s400/Yooga.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440355424248211282" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKV3w7775wFu40PPNignBwr91TbZBKHXUThOlRoinasLUIBOePG7TUSefpo6m2a2rC99BskEZJ1msfteDKn503buwZQK6NoDtU-9ol08flZ9S6KqeklnET8_CJG2OU1YR3Po1czKxAhYU/s1600-h/yoga2.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 296px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKV3w7775wFu40PPNignBwr91TbZBKHXUThOlRoinasLUIBOePG7TUSefpo6m2a2rC99BskEZJ1msfteDKn503buwZQK6NoDtU-9ol08flZ9S6KqeklnET8_CJG2OU1YR3Po1czKxAhYU/s400/yoga2.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440355418228571378" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-Ke1kN30BliYOeSu6llLMa4uS6qkxPqVcj1NGZoymgV4hzIYxXTwdacGxC2X79qMP7rlKkx4nUWyJu_cIo7xZDo6Xt-zEeL3SADc5TToi4SdKzOwA_ISXOwV2eC2iLyUffZaL08lTXyQ/s1600-h/Yoga.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 267px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-Ke1kN30BliYOeSu6llLMa4uS6qkxPqVcj1NGZoymgV4hzIYxXTwdacGxC2X79qMP7rlKkx4nUWyJu_cIo7xZDo6Xt-zEeL3SADc5TToi4SdKzOwA_ISXOwV2eC2iLyUffZaL08lTXyQ/s400/Yoga.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5440355409981589154" /></a><br /><br />Bagi Anda yang ingin mencobanya silahkan saja langsung menuju ke Link ini : <a href="http://photo505.com/" target=new">photo505.com</a> dan Selamat Berkreasi.<br /><br /><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-45358123046834785082010-02-18T00:08:00.003+08:002010-02-18T01:01:24.630+08:00Adobe Audition v3.0<span style="font-weight:bold;">Adobe Audition</span> adalah sebuah Program yang cukup Mumpuni untuk Urusan Audio Editing dan banyak digunakan oleh Kalangan Profesional Audio Editor.<br />Dalam Versi 3.0 ini Adobe Audition memiliki fitur-fitur Unggulan seperti :<br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-weight:bold;">Record and mix ;</span><br />Waveform editing tools<br />Editing options for grouped clips<br />VST Plug-In Manager<br />Batch saving of multiple audio files<br />Ability to duplicate tracks<br />Improved I/O meter display<br />Low-latency mixing engine<br />ASIO, VST, DirectX, and ReWire support<br />More than 50 audio effects and DSP tools<br />Recordable parameter automation<br />Hardware controller automation<br />Surround Encoder<br />Audio mixing sends and inserts<br />Effects chain on all channels, buses, and master<br />Real-time input monitoring<br />Quick punch<br />Unlimited number of tracks in Multitrack View<br />Plug-in delay compensation<br />MIDI timecode support<br />Smooth splined envelopes<br />Improved recording performance<br />Up to 80 live inputs<br /><br /><span style="font-style:italic;"><span style="font-weight:bold;">Create and arrange :</span></span><br />VSTi virtual instrument support with MIDI piano roll<br />New effects<br />Radius time stretching from iZotope<br />Guitar Suite effects<br />XML session format<br />Video in Surround Encoder<br />Default WAV importer<br />Default open/save format<br />Sorting options in Files panel<br />Playlists<br />Bitmap import/export for spectral view<br />Customizable toolbars<br />Complete audio toolset<br />Loop-based soundtrack creation<br />Audio editing for video<br />Intuitive user interface<br />Thousands of uncompressed 32-bit music loops<br />Clip time stretching<br />Ready-to-use music beds<br />Batch processing<br />Improved video sync<br />Broader video format support<br />Sample sessions<br />CD extraction<br />Favorites<br />Custom workspaces<br />Adobe Bridge<br />Automatic beat detection<br />Organizer panels<br />XMP metadata support<br />Custom script recording<br />MIDI playback<br />CD extraction<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Edit and master :</span></span><br />Effects Paintbrush tool and Spot Healing Brush tool<br />Automatic Phase Correction tool<br />Adaptive Noise Reduction tool<br />Top/Tail Views<br />Superior performance<br />Mastering effect<br />Marquee pan and phase selections<br />Workspace color preferences<br />Session plug-in format<br />Graphic Panner<br />Modifying automation lane points<br />Mixing down to a new file<br />Spectral play for selected frequencies<br />Graphic phase shifter<br />Edit View on-clip fades and gain control<br />Integrate<br />ntegrated wave-editing view with Mastering Rack<br />Audio restoration tools<br />Spectral Frequency Display tools<br />Spectral Pan and Phase displays<br />Lasso tool in Spectral Frequency Display<br />Logarithmic Spectral Frequency Display<br />Spectral color bar and resolution settings<br />Powerful mastering tools<br />Integrated CD burning<br />Ability to save CD layouts<br />Audible scrubbing<br />Audio analysis tools<br />Phase Analysis Histogram View<br />Analog-modeled Multiband Compressor<br />Pitch correction<br />Vocal/instrumental extraction<br />Broadcast Wave support<br />Group RMS normalization<br />Preroll and postroll playback options<br />High-quality sample rate conversions<br />Improved editing performance<br />Support for more than 20 file formats<br />Delete Silence feature<br />Ogg Vorbis format support<br />Cart chunk editing<br /><br />Dengan System Riquirments :<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Windows</span><br />* Intel® Pentium® 4 (1.4GHz for DV, 3.4GHz for HDV); Intel Centrino®; Intel Xeon® (dual Xeon 2.8GHz processors for HD); or Intel Core™ Duo or compatible processor (SSE2-enabled processor required for AMD systems)<br />* Microsoft® Windows® XP Professional or Home Edition with Service Pack 2, Windows Vista® Home Premium, Business, Ultimate, or Enterprise, or Windows 7 (certified support for 32-bit editions and 64-bit compatible)<br />* 512MB of RAM (1GB for DV playback; 2GB for HDV and HD playback)<br />* 10GB of available hard-disk space (when used with Loopology DVD)<br />* DVD drive required for installation<br />* 1,280x900 monitor resolution with 32-bit video card and 16MB of VRAM<br />* Microsoft DirectX or ASIO compatible sound card<br />* QuickTime 7.0 required to use QuickTime features<br /><br />Bahasa yang didukung :<br />* English<br />* French<br />* German<br />* Italian<br />* Japanese<br />* Spanish<br /><br /><a href="http://www12.indowebster.com/f20dd10d529f98fddae1f83ad9d5eb35.rar" target=new">KLIK DISINI</a> Untuk Download<br /><span style="font-weight:bold;">password Rar : indowebster4ever</span><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-33948621480408723382010-02-17T23:53:00.005+08:002010-02-18T00:09:20.144+08:00Winamp versi 5.57Nullsoft Winamp is a fast, flexible, high-fidelity media player for Windows. Winamp supports playback of many audio (MP3, OGG, AAC, WAV, MOD, XM, S3M, IT, MIDI, etc) and video types (AVI, ASF, MPEG, NSV), custom appearances called skins (supporting both classic Winamp 1.x/2.x skins and Winamp 3 freeform skins), audio visualization and audio effect plug-ins (including two industry dominating visualization plug-ins), an advanced media library, Internet radio and TV support, CD ripping, and CD burning.<br /><br /> * The Full version plays MP3s, AAC, WMA, and more; Compatible with Winamp 2 Plug-ins; Full Support for classic and modern skins; Plays Videos; has a Powerful Media Library; Browse Internet Radio & TV Stations; Integrated Internet Music Videos & Songs; Bundled Visualizations; and Burn & Rip CDs.<br /><br /> * The LITE version plays MP3s, AAC, WMA, and more. It is compatible with Winamp 2 Plug-ins and has full support for classic skins.<br /><br /><span class="fullpost"><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.d60pc.com/wp-content/uploads/2009/12/winamp.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 45px;" src="http://www.d60pc.com/wp-content/uploads/2009/12/winamp.jpg" border="0" alt="" /></a><br />Winamp Player Features :<br /><br /> * Plays Music and Video Files (aacPlus, MP3, AAC, WMA and more!)<br /> * Compatible with Winamp 2 Plug-ins<br /> * Full Support for Classic and Modern Skins<br /> * Plays Videos (NSV, WMV, and more!)<br /> * Powerful Media Library<br /> * Browse SHOUTcast Radio & TV Stations<br /> * Browse Winamp Music Videos & Songs<br /> * Integrated AOL Video Content (News, Sports, Movies & more)<br /> * AOL Radio Featuring XM<br /> * SHOUTcast Wire (podcast directory)<br /> * Predixis MusicMagic (dynamic playlisting)<br /> * Bundled Visualizations<br /> * Burn CDs (Limited to 2x – 48x in Pro!)<br /> * Rips CDs (Limited to 8x aacPlus, AAC, WMA – Unlimited aacPlus, AAC, WMA and MP3 in Pro!)<br /> * 50 free mp3s from Emusic<br /> * Includes Winner of the Internet<br /> * Surround Music Project!<br /> * Includes an MP3 of ‘Mercy Me’ by Alkaline Trio<br /> * Rip/Encode music into aacPlus, AAC, WMA, or MP3!<br /> * Burn CDs up to 48x!<br /><br /><a href="http://www51.indowebster.com/e3be2fa2bffd7f68b29476459b12ea8e.rar" target=new">DOWNLOAD WINAMP VERSI 5.57 DISINI</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3240619540019920918.post-212047244795343762010-02-16T10:17:00.004+08:002010-02-16T10:56:15.949+08:00Asiknya Belajar Nge-DJBelajar Nge-DJ, Siapa Takutt ???, mungkin itulah ungkapan yang keluar dari mulut ketika kita telah mengenal sebuah Software Nge-DJ yang bernama Virtual DJ.<br />Kebetulan kemarin secara tidak sengaja saya Nemuin Virtual DJ saat mengutak-atik Mbah Google untuk mencari sebuah Software yang asik guna memainkan File-file Musik saya.<br /><span class="fullpost"><br />Adapun software DJ yang saya coba Unduh saat itu adalah Virtual DJ versi 6.0 yang file-nya berukuran sekitar 22 Mb.<br />Kelebihan dari Software ini adalah selain digunakan untuk Mengutak-atik Lagu Layaknya DJ yang Profesional juga dapat digunakan untuk me-mixing Video dengan berbagai Transition dan Efek tertentu.<br /><br />Adapun Fitur2 yang dimiliki oleh VDJ 6.0 adalah sbb :<br />* Twin independent zero-latency players with:<br /> o Standard controls (play, pause, stop, cue)<br /> o Volume control<br /> o Pitch control (from -34 to +34%)<br /> o 3 band equalizers with Kill + <br />* One-click beat matching and synchronisation (new FAME algorithm)<br />* BeatLock engine: your songs will always stay in time, and you can work your mixes incredibly faster than any other DJ could<br />* Automatic beat-matched crossfading<br />* On-the-fly automatic BPM calculation<br />* Automatic pitch matching<br />* Automatic level matching<br />* Automatic beat matching<br />* Dynamic beat visualizer for easy drag'n'drop beat-matching<br />* Real scratch simulation<br />* Virtual scratch: Scratch your mp3 with your bare hand<br />* Automatic beat-aware LOOP function<br />* Synchronised sampler with 12 instant slots<br />* Master Tempo pitch algorithm<br />* Automatic first beat and last beat detection<br />* Automatic 4/4 phase detection<br />* OSC network synchronisation<br />* Infinite number of beatlocked desks (local multi-instance or network)<br />* Infinite number of cue points saved per songs<br />* Beat-aware effect plugins (included: beatgrid, flippin, vocal remover, filter, flanger, backspin, brake, etc...)<br />* VST effects compatibility<br />* Video mix with TV output (mix songs and/or video clips !)<br />* Full karaoke support<br />* Proprietary of FreeFrame video effects<br />* Inifite number of video effect simultaneously<br />* DJ-adapted video transition plugins<br />* Song database engine with easy-to-use search feature<br />* CoverFlow or text-only song browsing<br />* Compatible with iTunes playlists<br />* ID3 compatibility<br />* Automatic filter folders<br />* Automatic Hot-Swap of external harddrives<br />* Ready-to-burn file recording to burn your own mixed CDs<br />* Broadcast on the Internet<br />* CD to MP3 encoder<br />* Optional 3D sound card, 2 sound cards or Y-splitter for real-time monitoring or external mixtable use<br />* ASIO soundcard compatibility<br />* Fully customisable (skin engine and shortcut macro enngine)<br />* External MIDI keyboard compatibility for shortcuts<br />* Compatibility with most external controllers (DMC2, DAC3, iCDX, TotalControl, BCD2000, DJConsole, etc...)<br />* Optional automatic mixing: Virtual DJ recognizes the style of the music (techno, hip hop, lounge) and adapt its mix in consequence<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Minimum Requirtmen-nya adalah</span> :<br /><br />* PIII 850 MhZ computer<br />* 1024x768 SVGA video<br />* DirectX compatible soundcard<br />* 512 MB RAM<br />* 20 MB free on the hard-drive<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Di rekomendasikan menggunakan</span> :<br /><br />* PIV 3 GhZ computer<br />* 1024x768 SVGA video<br />* 4.1 DirectX compatible soundcard (with front and rear separate outputs)<br />* 1024 MB RAM<br />* 200 MB free on the hard-drive<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Dan Rekomendasi jika ingin digunakan untuk Video Mixing</span> :<br /><br />* Dual Core 2 GhZ CPU<br />* ATI or nVidia video card w/256Mb of Dedicated DDR3 memory (dual output capable)<br />* 2048 MB RAM<br /><br />Jika anda tertarik untuk belajar Nge-DJ dengan menggunakan Komputer Silahkan Unduh Virtual DJ v6.0.1 <a href="http://www42.indowebster.com/72b65a63094855af59608ebfe84deb74.zip" target="new">DISINI</a><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0